Aku Butuh Kamu, Kinal

13.2K 929 151
                                    

hai, rencana mau di update jam 10 malem sih

tapi karena keinget lagi musim UN, kasihan nanti yang UN melek malem malem.

semoga bisa jadi hiburan juga sih dengan update-an gue ya.

semangat ya UN santai aja itu Ujian bukan Oshi, jadi ngerjainnya gausah nerveous.

okay, selamat menimkati.


Previous

"kinal"

"iya?"

"ceritakan ke aku. Sedekat apa kita dulu"

Sekejap ekspresi kaget tidak bisa di sembunyikan oleh kinal. Bahkan badannya menegang sejenak mendengar pertanyaan yang terlontar dari bibir veranda. Untung saja posisi kinal yang membelakangi veranda membuat kinal lebih mudah menyamarkan raut wajahnya.

"rasanya sedikit aneh. Kamu bilang kamu dari Indonesia. Untuk apa seseorang rela jauh-jauh datang dari Indonesia dan tinggal di amerika selama tiga bulan hanya untuk merawat seseorang seperti aku."

Kinal berbalik, kemudian tersenyum seolah tidak terjadi apa-apa barusan. Dan dengan santai kinal memberikan jawaban pada verana.

"itulah gunanya sahabat, Veranda"

Ada rasa getir yang kinal rasakan saat dia mengucapkan kalimta itu. Rasanya memang sangat sakit. Tapi lebih tidak mungkin lagi jika dalam kondisi amnesia seperti ini kinal malah berkata bahwa dia adalah kekasih veranda.

"aku sudah menyangkanya. Jika kamu bukan saudaraku, kamu pasti sahabat baikku. Iya kan Kinal?"

"iya, tentu saja" kinal berbalik. Ada air mata yang jatuh dengan lancing tanpa mendapat izin dari si pemiliknya.

"kinal"

Dengan cepat kinal mengusap air matanya dan kembali menolehkan wajahnya pada veranda sejanak.

"iya Ve?"

"terimakasih udah jadi sahabat terbaik aku"

Kinal tidak menjawab. Bahkan dia tidak berhenti dari langkah kakinya. Namun kinal mengangkat jempol kanannya ke udara sebagai jawaban 'sama-sama Ve'. Kinal terus berjalan hingga badannya mengilang di balik pintu yang sudah kinal tutup. Namun setelah itu badan kinal seolah tidak memiliki tenaga sama-sekali. Tangan kanannya memukul-mukul dadanya pelan berulang kali seakan menekan rasa sakit yang tiba-tiba menjalar.

Hari ke-85

Selamat pagi Veranda

Maaf karena aku menyambut pagi ini dengan tangisan.

Aku lemah veranda. Aku kalah.

Seharusnya aku lebih sabar lagi.

Atau seharusnya aku tidak berharap lebih?

Hari ke-85 dan kamu belum mengingatku.

VERANDA's POV

Tidak semua orang mempunyai keberuntungan sepertiku. Hidup untuk yang kedua kalinya. Itulah yang ku sebut dengan keberuntungan kali ini. Tidak tau dengan persis bagaimana aku bisa berada dalam kondisi seperti ini. Yang aku tau dari keluargaku, bahwa aku telah mengalami kecelakaan yang cukup parah yang hampir saja merenggut nyawaku.

Semua memori yang sudah puluhan tahun terukir di dalam otakku benar-benar lenyap tidak bersisa. Siapa namaku, darimana aku berasal, tidak ada sama sekali yang bisa aku ingat. Di dalam diam yang aku alami selama dua tahun ini, mereka mengaku sebagai keluargaku. Mama, Papa, serta laki-laki yang badannya lebih besar dariku bernama Aaron yang mengaku sebagai adikku. Aku percaya, karena ikatan yang bernama keluarga sangat bisa aku rasakan dari mereka bertiga.

I Love You, Jessica Veranda.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang