BAB 36

531 17 0
                                    

     
     Tangan nya memegang mancis sambil mendengar cerita gadis kecil nya dari belakang. Namun terdengar sebak apabila suara esakan gadis itu mula terdengar. Gabriel sudah lama berdiri dibelakang Elice sambil mendengar apa yang di ceritakan Elice kepada madam Arlen.

Madam Arlen mengelus belakang rambut Elice. Kepala nya terus digeleng perlahan tanda menyuruh nya pergi dari situ. Arlen mengangguk lalu beredar dari dapur itu.

" Eh? madam nak pergi mana? Saya belum habis cakap lagi lah huarghh.. " Jerit Elice.

" Tak apa! Nanti ada orang pujuk! " Jerit Arlen sebelum kelibatnya menghilang.

Elice terus menggaru kepala yang tidak gatal itu. " Eh? Ada orang pujuk? Siapa nak pujuk saya? Dia pun tak ada kat sini.. apa lah madam ni.. " bebel Elice. Kepala nya terus dijatuhkan kembali ke atas meja.

Seketika ada tangan yang melingkar pinggang nya dari belakang dan bahu nya terasa ada kepala yang merehatkan pada bahu nya. Elice tersentak seketika. Mata nya terbeliak apabila mengetahui haruman yang dia sangat kenali.

" Don't cry.. i don't like to see you cry.. " Ujar Gabriel sambil menghirup haruman di leher Elice.

" Awak?? " soal Elice. Tubuh nya terus dipusingkan menghadap ke arah lelaki itu. Elice masih saja duduk di kerusi.

Betul. Memang betul dia. Takkan lah dia dengar semua yang saya katakan tadi? Bisik hati Elice.

Pipi Elice terus memerah menahan malu. " Sorry.. sorry sebab cakap belakang awak.. " ini dah the real cakap belakang.

Gabriel tak menjawab, ianya terus mengecup dahi Elice. " It's okay, but don't cry because of it anymore. " Ujar Gabriel. Tubuh Elice terus diangkat duduk di atas meja. Elice mengangguk perlahan.

Ibu jari nya terus menyelip rambut Elice ke telinga. Bibir munggil gadis itu dikecup sekilas. Dia sangat malu untuk saat ini namun dilawan rasa malu nya kerana ingin bertanya. Ini disebabkan madam lah tak bagi tahu kalau dia ada kat sini.

" Awak tak kerja ke? " soal Elice. Gabriel hanya menggeleng perlahan sambil menyalakan mancis ke rokok nya.

Apabila asap itu mula terhirup oleh Elice, dia terus memegang leher nya. Tak henti-henti terbatuk-batuk. Melihat itu saja Gabriel terus memadam rokok itu lalu dibuang ke dalam tong sampah.

" Hey, why? " soal Gabriel.

" Tak ada apa-apa, saya tak boleh hidu asap rokok.. uhuks! " Ujar Elice.

" Sorry " Ujar Gabriel.

" Awak memang suka hisap rokok ke? " Soal Elice.

" Dulu, sekarang kadang-kadang saja.. " Ujar Gabriel.

Berkerut dahi Elice. Lah? Hisap rokok tapi bibir tak hitam pun, pink saja. Lelaki itu pakai lipbalm ke? Mengarut.

Kepala nya terangguk-angguk. " Ohh.. tapi kalau boleh, jangan lah ya? Nanti awak sakit macam mana? " Ujar Elice.

" I don't care. But I can quit smoking for you.. "

" Eh boleh pula macam tu.. "

" Anything from you.. "

GABRIEL AIZEN (OG)Where stories live. Discover now