Elice membuka matanya apabila terganggu oleh sinaran cahaya yang menerobosi ruang bilik itu. Lantas duvet ditarik sehingga menutupi wajah nya. Masih hendak malas untuk bangun dari tidur nya. Mungkin disebabkan dia penat semalaman.
Tangan nya seakan sedang memeluk sesuatu. Dengan berat mata nya ingin membuka, mata terbuka perlahan-lahan. Dia menggosok mata nya kerana penglihatan nya masih kabur. Apabila mata nya menatap dihadapan nya. Mahu tercabut jantung nya apabila melihat wajah tampan itu yang tak lepas memandang nya dengan siku terletak dibantal dan telapak tangan berada di pipi.
Terkebil-kebil mata Elice. Spontan dia menyedari sesuatu. Pantas saja Elice menarik duvet yang hanya menutupi tubuh nya yang tanpa seurat benang. Wajah nya mula berbahang menahan malu. Lantas Elice bangun dari pembaringan. Gabriel ikut bangun.
Elice mendesis sakit apabila bawah perut terasa sakit menusuk. Dia memegang bawah perut nya.
" Why ? " Soal Gabriel.
" Nothing.. "
" Still sick? I'm sorry if that hurts. " Ujar Gabriel dengan nada lembut.
Elice menggeleng perlahan. Duvet tak lepas menutupi tubuh nya. Spontan baru hendak perasaan pada penampilan lelaki itu. Gabriel berpakaian kemeja hitam dan seluar slack hitam. Mungkin lelaki itu sudah bersiap lebih awal.
" Kenapa tak bersiap? Tak jadi nak pergi ? " Soal Gabriel.
Berkerut kening Elice, cuba memahami apa yang disoalkan oleh lelaki itu. Otak nya masih memproses pertanyaan Gabriel. Membulat mata Elice.
" HUH ??! Pukul berapa dah ni ? "
" 7:20 "
Mendengar itu saja, terbeliak mata nya. " It's okay, hari ini masuk pukul 9 pagi. "
Elice terus menghembus nafas lega. Terangguk-angguk kepala nya.
" Then ? " Soal Gabriel.
" Huh ? "
" Don't you want to get ready? do you want me to take a bath? " Ujar Gabriel. Elice terus menggeleng pantas.
" Tak apa, terima kasih. " Ujar nya sambil buat-buat ketawa.
Gabriel terus menggeleng kepala. Langkah kaki terus melangkah turun bersama duvet yang masih saja ditubuh nya. Pantas saja tubuh nya masuk terlebih dahulu ke dalam bilik air dan menutupi tubuh dari pintu itu. Baru lah dia menjatuhkan duvet itu di hadapan pintu bilik air.
Gabriel tertawa kecil melihat tingkah laku gadis nya. Perlahan-lahan dia melangkah ke hadapan pintu bilik air lalu mengutip duvet yang dijatuhkan oleh gadis itu.
* * *
Selesai saja Elice siap membersihkan tubuh, dia terus duduk dimeja solek. Hari ini dia memakai baju yang menutupi leher agar kesan merah dileher nya tidak terlihat. Lagi pula, lelaki itu tak mengizin nya memakai baju yang terlalu terbuka.
Elice merapikan rambutnya. Seketika dia menghadap cermin, terlihat kelibat Gabriel yang memasuki ruang bilik itu. Langkah kaki nya menuju ke arah katil, mengambil necktie yang terletak di atas katil. Kemudian dia terus melangkah ke arah Elice lalu berdiri di tempat belakang Elice yang masih duduk terkaku berhadapan meja solek. Gabriel memandang cermin.
Mata nya memandang lelaki itu dari cermin di hadapan nya. Terkebil-kebil dia melihat Gabriel yang ingin memakai necktie. Elice terus memusing tubuh nya ke belakang lalu berdiri dan menghadap ke arah Gabriel. Berkerut kening nya melihat Elice yang tiba-tiba saja berdiri di depan nya.
YOU ARE READING
GABRIEL AIZEN (OG)
RomanceSeorang gadis malang yang hidup nya dipenuhi dengan kesedihan dan kesakitan ia tanggung sendiri. Sampailah waktu kejadian itu Abang tiri nya menyeret kasar gadis itu dan memaksa gadis itu lalu abangnya memberikan gadis itu kepada jejaka asing demi m...