22

231 19 0
                                    

~•°•°•~

Happy reading

....

Hoamm
Suara Ara yang baru bangun tidur

"Yang lain belom pada bangun apa ya" ucapnya dengan suara khas bangun tidur menatap ruang tamu yang tak ada siapa siapa

Dirinya beralih kearah dapur untuk mengembalikan cairan tubuhnya yang terserap habis tadi malam. Setelahnya, dirinya beralih ke outdoor untuk sekedar menikmati teh hangat

Srupp
Bunyi Ara meminum tehnya dengan kaki diatas kaki satunya ditambah dengan pemandangan yang menyejukkan mata

Setelah puas memandangi bukit yang diselimuti kabut tebal, dirinya beralih membuka hpnya yang terletak diatas meja, membuka room chatnya dengan Mira

"Dia ngapain ya sekarang" ucap Ara sembari menatap sang mentari.

Ia menikmati cahaya yang menerpa wajahnya, merasakan sensasi hangat yang menyelimuti kedinginannya membiarkannya tembus sampe ke empedu.

"Oyy" teriak salah seorang pas disebelah telinganya

"Waa anjing" teriak Ara lonjak kaget berdiri mengusap usap pahanya yang ditumpangi teh panas

"Ah panas panas" ucapnya cepat cepat mengelap sambil mengusap telinganya yang berdenging karena diteriaki

"Emang anak anjing ya Lo zoy, napa sih demen banget ngagetin orang" ucapnya dn berganti mengusap dadanya yang bergemuruh tak karuan

"Hahhaha mampus makan tuh makanya, jangan nakutin orang semalem, makan tuh karmanya" balas Zee tertawa mengejek Ara yang kesakitan karena terkena teh yang cukup panas

"Ah Lo mah balesnya ga asik" ucap Ara memasang wajah masamnya menatap kearah Zee yang tersenyum bangga

"Asik ga asik yang penting udah gue bales terserah Lo mau ga terima gue mah bodo amat" balas Zee bodo amat berbalik dn pergi meninggalkan Ara yang tengah kesusahan sendirian

"Buset dah, ngidam apasih dulu emaknya ampe jadi ga punya hati kek gini hasilnya, sukur cuman dia yang jadi kalo ga gatau lagi deh nasib emak bokapnya gimana" ucap Ara berdialog sendirian sembari masih mengusap pahanya yang berangsur angsur membaik

*****
Di tempat lain

Chika tengah berada di bawah pohon yang cukup rindang menikmati embun pagi yang menyejukkan suasana paginya ditemani dengan kopi susu kesukaannya

Dirinya telah bangun beberapa menit lebih awal ketimbang sahabatnya yang masih terlelap, ia membiarkan ketiganya karena kasihan dari kemaren mereka ga dapet waktu istirahat dn tempat tidur yang kurang nyaman karena harus menghabiskan waktu didalam bis setengah hari, membuat ketiganya pegal pegal

Ia menikmati waktu sendiriannya, merasakan sang mentari pagi berangsur angsur kembali hadir menjadi cahaya yang dinantikan semua orang termasuk dirinya

Lihat, bahkan embun pagi nampak terlihat jelas didepan matanya tapi dirinya menikmati itu, kapan lagi ia bisa merasakan suasana seperti ini selain sekarang

Huhh
Hembusan napas keluar dari mulutnya, dirinya dapat melihat segumpalan uap yang keluar dari mulutnya membuat ia senyum sendirian

I'm expecting youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang