~•°•°•~
Happy reading
....
Tingg
Bunyi lampu ruangan yang bertuliskan UGD dari yang merah berubah menjadi hijau dn keluarlah dokter yang menangani Ara.
Olla dn Zee mendongakkan kepalanya melihat dokter yang keluar dari ruangan dimana Ara berada.
"Dok, gimana keadaan sahabat saya dok" tanya Olla menghampiri dokter tersebut.
"Sahabat saya ga kenapa-napa kan dok" ucap Zee saat mendapati raut sedih Dimata dokter tersebut.
"Puji Tuhan dengan dukungan dn doa yang selalu kalian panjatkan, korban bisa melewati masa kritisnya" ucap dokter tersebut
"Syukurlah" ucap keduanya
"Tapi saya punya satu kabar lagi" lanjut dokter tersebut yang membuat kedua raut wajah Zee dn Olla berubah menjadi tegang lagi.
"K-kabar apa dok, sahabat saya kenapa" tanya Zee was-was takut terjadi yang tidak tidak terhadap Ara.
"Sahabat saya ga lumpuh kan dok" tanya Olla menebak kata yang akan dilanjutkan dokter tersebut.
"Aduh kok kepala gue di getok sih zoy yang bener aja Napa" ucap Olla tak terima.
"Heh Maemunah, lu apa-apaan sih, kok ngomongnya kek gitu, yang bener aja lolot, ga liat situasi dn kondisi lu kalo ngomong maen ceplas-ceplos aja ogeb" ucap Zee yang geram saat Olla mengatakan itu.
"Ya siapa tau kan" ucap Olla cengengesan, huh mknya liat tempat napa kalo ngomong.
"Ada-ada aja lu anjir" ucap Zee lagi menggelengkan kepalanya.
"Yaudah dok lanjut aja gapapa" ucap Zee lanjut
"Iya saya gapapa tapi korbannya yang kenapa-napa" ucap dokternya membayangkan nasib pasiennya yang bisa berteman dengan dua manusia ini.
"Hehe, gapapa dok udh anggap aja sahabat saya yg ini gaada" lanjut Zee melirik kesamping.
"Anjir, gue Ga di anggap terus keberadaannya" ucap Olla membatin.
Sedih sekali nasibnya."Yaudah saya lanjutkan saja" kata dokter itu
"Njir beneran ga di anggap gue, ni dokter ner bener ya, liat aja nanti Lo Zee" kaget Olla menatap tajam Zee, sedangkan Zee mengabaikannya.
"Jadi, pasien baik-baik saja tapi, dia mengalami amnesia akibat benturan keras yang membuat otaknya bergeser sedikit, sehingga membutuhkan waktu kurang lebih sampai pasien bisa benar-benar mengingat semua" ucap dokter menjelaskan kondisi Ara akibat kecelakaan tersebut.
"Huh syukurlah,.., apa! Amnesia?!" Kaget keduanya berbarengan, membuat dokter yang berdiri di hadapan keduanya juga ikutan kaget akibat suara keras keluarga pasiennya itu.
"Eh eh maaf dok, jadi sahabat saya amnesia? Berapa lama dok buat ngembaliin memorinya?" Tanya Zee menormalkan ekspresi wajah kagetnya kesemula.
"Huh huh kamu buat saya jantungan nak, tapi itu butuh waktu kurang lebih satu tahun" ucap dokter itu lanjut menjelaskan sembari menormalkan detak jantungnya.
"Kalo gitu saya pindahin di ruangan-"
"Ruangan VIP dok" ucap Zee memotong ucapan dokter tersebut sembari menunjukan black card-nya.Selain meresahkan ternyata sahabat pasiennya juga tengil.
"Kalo gitu saya siapkan dulu dn permisi" ucap dokter itu sembari mengelus dadanya berusaha menormalkan detak jantungnya yang masih berdisko.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm expecting you
Fiksi Penggemar"Pada akhirnya kita kembali pada dunia kita sendiri, saling berpindah kelain hati, saling mencoba jatuh cinta kembali, tapi bedanya kamu berhasil dan aku gagal mencintai orang lagi." Konten ini mungkin akan mengandung adegan dewasa so buat yang boci...