[۝・short escape 2・⁠۝]

1.6K 151 31
                                    

"sial, sial, sial!..." -Claudine mengutuk kejadian hari ini, dia masih berlari walaupun telapak kakinya terluka oleh tanah dan batuan yang kasar.

'rasanya mereka mengarahkan semua orang didalam mansion herhardt untuk mengejarku!' -Batin Claudine dengan jengkel.

Claudine memang mengira hal ini akan terjadi tapi tidak sampai seperti ini, kini ia merasa deja vu..

Claudine terus berlari, ia tidak berniat untuk berhenti walaupun jaraknya sangat jauh dengan mereka yang mencoba menangkapnya. Dalam pikiran Claudine dia harus pergi, dan tidak ada hal lain yang dia pikirkan.

Dan sesampainya di ibukota, beberapa orang saling berpandangan hanya untuk melihat seorang gadis dewasa yang tengah berlari dan menerobos orang-orang yang berlalu lalang.

"MINGGIR, MINGGIR!" -Teriakan Claudine membuat orang-orang disana bergeser, bahkan sebuah kereta kuda pun terpaksa berhenti dadakan.

'Tolong maafkan aku! Tapi ini darurat!!'

Merasa sudah cukup jauh, Claudine melihat sebuah gang kecil dan ia akhirnya berhenti, nafasnya tersengal sengal sebelum bersandar pada salah satu tembok di belakangnya.


"Kakak tampaknya lelah"



Claudine menoleh kesamping, melihat seorang bocah laki laki cilik yang tengah bersedekap sambil menatapnya.

"Butuh tempat untuk bersembunyi bukan?" -Bocah tersebut bertanya lagi

Claudine hanya menganggukkan kepalanya walaupun bingung tampaknya bocah kecil ini bisa dipercaya. Lagipula Claudine tidak punya waktu untuk beristirahat lebih lama disini, ia harus cari tempat lain.

"Baiklah, ayok kemari kak!" Bocah laki-laki tersebut berlari, jubah di belakangnya berkibar.

Claudine dengan polosnya mengikuti bocah tersebut hingga mencapai sebuah rumah kecil yang terbuat dari kayu.

"Anu, terimakasih..." -Jawab Claudine merasa terbantu.

Bocah laki-laki itu menyeringai, mengulurkan tangannya dihadapan Claudine. "Tidak gratis, kakak pikir kabur dari para penjaga itu gampang? Harus ada biaya yang setimpal dong!"

'A-apa?..' -Claudine tidak menduganya, tapi dia juga tahu bahwa itu memang tidak gratis, apalagi mengikuti orang asing yang tidak diketahuinya.

Claudine hanya menghela nafas panjang sebelum melepaskan kalung yang ia kenakan dan meletakkannya pada telapak tangan bocah tersebut.
"Aku tidak membawa sepeserpun uang, jadi aku berikan kalung saja ya?"

Bocah tersebut hanya tersenyum dan berseru dengan penuh semangat. "Tidak apa apa, malah lebih bagus jika itu perhiasan!"

"Astaga.." -Claudine hanya bergumam dengan tatapan heran padanya. "Jadi siapa namamu?" -Lanjutnya.

"Namaku Eros, kakak siapa?" -Ucap bocah bernama Eros tersebut dengan senyum bangga.

"Namaku Claudine, tapi panggil kakak saja seperti sebelumnya" -Claudine terkekeh mencubit pipi menggemaskan dari Eros.

"A-aww!" -pipi Eros merona, mengusap pipinya yang di cubit.

"Astaga lucunya! Pipimu chubby juga" -Claudine hanya tertawa. "Maaf, maaf~" -Lanjut Claudine.

Eros hanya cemberut, sebelum memalingkan wajahnya karena malu. Claudine yang menatap itu kembali tersenyum, tapi menatap kembali pada ruangan yang mereka tempati. "Omong-omong ini rumahmu?"

"Tidak juga sih, hanya tempat kosong yang bisa aku kunjungi kapanpun aku mau, tidak termasuk wajib karena gang ini kawasan bagi orang orang yang sangat miskin" -Eros menatap kakak muda di depannya.

🎀✧Lady Want To Survive✧🎀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang