[۝・change・⁠۝]

1.5K 142 19
                                    

"lady! Kenapa anda tidak mau menghadiri undangan dari keluarga herhardt??" -Marie bergegas berlari menuju lady mereka yang tengah mengabaikan surat surat tersebut.

'Tidak, tidak, tidak, aku tidak akan mengulangi hal yang sama'

"Singkirkan itu semua Marie! Aku tidak peduli jika nyonya herhardt, atau bahkan orang tuaku yang masih berada di kediaman mereka marah dengan penolakan ku" -Claudine berkata, memalingkan wajahnya sebelum keluar dari kamar dengan langkah cepat.

'aku tidak memiliki urusan lagi dengan mereka. Mau mereka marah, kesal dengan perilaku atas pelarianku yang kedua kalinya, keluar dari kediaman herhardt..'

"Apa peduliku?? Aku bukan lagi gadis penurut yang akan membiarkan masa depanku berada di tangan mereka lagi.." -Lanjut Claudine.

Marie tidak bisa menghentikan sang lady yang pergi dari kediaman Brandt. Mereka akhirnya dengan pandangan menyerah harus mundur untuk yang ke sekian kalinya.

Claudine memakai topinya lagi, luka pada kakinya tentu saja belum lekas sembuh, tapi tujuannya hari ini harus pergi untuk mengambil setengah uang yang ia simpan di dalam guild.

Seharusnya pagi ini adalah kencannya dengan Matthias (Jika saja Claudine menerima surat tersebut seperti kehidupan pertamanya). Tapi dia tidak melakukannya, tidak memilih pilihan yang sama.

Bertemu dengan Layla lagi? Tidak usah! Bertemu saat masih kecil saja sudah cukup. Claudine tidak perlu bertemu dengan versi dewasanya hingga sekarang, karena gadis itu tanpa perlu Claudine lihat batang hidungnya sudah jelas-jelas secantik peri.

Tapi dengan arti lain adalah bosan..

"Aku tidak bisa selalu kabur jika begini terus, Menghindar dan menghindar seperti bermain tikus dan kucing"

"Seharusnya jika aku mau aku bisa kabur sekarang. Tapi uangnya belum cukup!" -lanjutnya dengan kesal.

'Masa ngutang?' -Pikir Claudine. "HUH! Gila aja! Makin di kejar-kejar dong!" -Claudine bergumam, menghentakkan kakinya diatas trotoar sambil menendang batu seperti permainan sepak bola.

Claudine menghela nafas, kalau dia pergi menuju ibu kota pagi ini, bagiamana jika Matthias juga berada disana? Atau bahkan hessen yang selalu pergi ke ibu kota setiap pagi dan melaporkannya pada keluarga herhardt bahwa Claudine von Brandt yang kabur, kini tengah berkeliaran di ibu kota berg sekali lagi.

Dipikir-pikir lagi semakin kepikiran.. Claudine akhirnya memilih berputar balik.
"Kayaknya dari kemarin otakku tidak sinkron.."

Claudine sudah melakukan hal bodoh sejak kemarin, dia hanya mengikuti nalurinya. sesuatu yang selalu ia pikirkan agar tidak mengikuti hal-hal yang sama yang akan terjadi dimasa depan.

Menolak undangan dari kediaman herhardt hari ini sudah termasuk dalam kategori bodohnya yang kedua. Dan jika ditambah dengan kemunculannya sekali lagi di ibukota Berg...

Akan lebih kacau lagi jadinnya..

"Lady Brandt! Anda kemb-"

"Diam, aku ingat kalau lagi tidak mood buat keluar" -Claudine memotong perkataan Marie yang sebelumnya berbunga-bunga melihat lady mereka kembali. "Pokoknya jangan bilang kepada siapapun bahwa aku ada disini, atau bahkan siapapun yang akan berkunjung kesini!" -Lanjutnya mengingatkan pelayan lain.

"Atau, bilang saja aku lagi tidak enak badan.."

Marie tampak kecewa, akhirnya mengehela nafas panjang untuk membiarkan hari ini terjadi asalkan lady muda mereka berada didalam kediaman.

'maaf Marie dan untuk semuanya, Aku tidak bermaksud bersikap agak kasar..' -Batin Claudine, sesekali melirik kearah mereka.

Melangkah menuju taman, Claudine duduk di kursinya. Mengadakan pesta teh kecil dibelakang halaman rumahannya sambil meminum secangkir teh hangat.

🎀✧Lady Want To Survive✧🎀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang