[۝・diversion・⁠۝]

1.3K 121 21
                                    

BRAKK!

DRUGH

DRUGH

Eros tanpa sengaja menabrak peti-peti tersebut. membuat beberapa diantaranya terjatuh dan dua hingga tiga tong kayu menggelinding dijalan.

"Aduh! Matilah!" -Eros bergumam. Bocah tersebut memekik dengan kaget sebelum menoleh kearah kakaknya yang sudah tegang.

Itu sangat jelas menimbulkan kebisingan...

Claudine melotot kearahnya. Menatap Eros dengan wajah tegang dan gelisah pada ekspresi wajahnya.

"Kenapa kamu senggol??....." -Claudine menepuk keningnya. Menarik tudung kepalannya agar menutupi seluruh wajahnya.

"Ti-tidak se-...sengaja...!"

"Habis kita sudah hari ini.. matilah kakak mu ini Eros!.."

Claudine menjerit didalam hati, berbalik untuk memungungi Matthias yang sudah menoleh kebelakang saat mendengar kebisingan yang mencolok indra pendengarannya.

Sedangkan Kaith menyipitkan matanya, otaknya mengirimkan pesan bahwa keadaan darurat sedang terjadi.
Dia turun tangan dan mencengkeram pinggang Claudine untuk mendekap tubuhnya di dadanya. Mendekatkan wajahnya seolah seperti pasangan yang sedang berciuman hanya untuk mengecoh pria didepan sana.

"Kaith.." -Claudine membulatkan matanya. Ia terkejut sebelum mengerutkan alisnya dan mendekatkan bibirnya sedikit lebih dekat sehingga hanya meninggalkan jarak satu cm.

"Shh.." -kaith berbisik. Ia mempererat cengkeramnya pada pinggang wanita dalam pelukannya.
"Jangan bersuara.." -lanjutnya. "Atau pria yang bocah tersebut sebut sebagai tunanganmu akan berjalan kemari. Kau tidak mau mendapatkan masalah karena berada di sekitar jalan kota pada pukul 3 pagi bukan?"

'benar juga.. kalau dipikir-pikir lagi tidak ada wanita yang akan berada di jam malam seperti kecuali wanita malam..'

Claudine menghela nafas kecil, ia menempatkan tangannya di dada kaith dan berjinjit.
Claudine sesekali mengintip untuk melihat reaksi Eros yang bersembunyi di belakang peti yang belum jatuh sambil berjongkok.

Sedangkan Matthias sudah menoleh. Sudut matanya menatap tong kayu yang sudah menggelinding melewatinya.

"Hah.." -Dia berbalik kebelakang, sudut matanya menyipit dan alisnya berkerut dengan penasaran.

'siapa pelaku yang membuat keributan seperti ini?..'

Matthias sesaat menatap kedua insan yang jaraknya cukup jauh dari sisinya.
Dia lalu mendengus sebelum kembali mengalihkan pandangannya sekali lagi. Mendongakkan kepalanya dan menyalakan rokok sebelum menghembuskannya ke udara.

"Orang orang zaman sekarang tidak mudah berpikir rasional.
Hanya dua pasangan bodoh yang tidak memiliki tempat lain untuk bermesraan" -Matthias bergumam. Dia tidak memiliki dorongan untuk melangkah di antara dua orang tersebut untuk protes, karena ia tidak tertarik. tetapi dia memaksa dirinya untuk tetap di tempatnya.

Sementara disisi lain Claudine mulai merasa tidak nyaman. "Mau berapa lama kita begini terus?" -Tanyanya.

"Sampai pria disana pergi" -Kata Kaith. Dia tampak biasa saja dan tidak bergerak bak patung.

Sedikit keringat mengalir dari pelipisnya. Claudine tampak ragu dan menurunkan pandangannya untuk menoleh kebelakang.

"Jangan menoleh" -Kaith mengerutkan keningnya. "Aku sudah mengatakannya untuk tidak bergerak bukan?"

"Mau sampai kapan? Setidaknya bergeserlah sedikit untuk bersembunyi daripada tetap diam dalam posisi seperti ini lebih lama" -Claudine melanjutkan. "itu hanya akan membuat kita lebih diperhatikan karena tidak bergerak sama sekali"

🎀✧Lady Want To Survive✧🎀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang