[۝・Party time 2・⁠۝]

1.2K 124 22
                                    

THE OTHER SIDE

"HAHAHA! lihat wajahmu penuh dengan coklat Matt-"

Riette segera membungkam mulut temannya tersebut sebelum ia berbisik di dekat telinganya. "Shht! Diamlah"

Riette lalu menatap sepupunya dan hanya membalas dengan senyuman. "mungkin terkadang kekacauan bisa terjadi kapan saja bukan?"

"Kita semua tidak menyangka lady Brandt akan melakukan hal itu.."

Matthias hanya mengatupkan rahangnya, alisnya berkerut dengan kesal saat kejadian sebelumnya berputar ulang didalam pikirannya.

"Sejak terakhir kali aku melihatnya dia semakin tidak dapat di kontrol" -Matthias mengatakannya dengan nafas tersengal sengal, amarahnya memuncak namun dia tetap bersikap sangat tabah.

"Dia bukan lagi hewan yang harus dijinakkan.."

"Apa katamu?" -Riette menoleh, indra pendengarannya menajam.

Matthias hanya mendengus sebelum memunggungi Riette dan berbalik pergi, Namun kata kata Riette menggantung di udara dan dibiarkan begitu saja.

"Apa yang kau katakan?!"

"Matthias! Kau mau pergi kemana?? Jawab aku Sialan!" -Riette juga sudah kesal, belakangan ini tingkah orang-orang terdekatnya tampak aneh Entah itu Claudine atau bahkan Matthias sendiri.

"Ada apa dengan semua orang?.." -Riette melanjutkan, tarikan rambutnya mengerat.

"mahluk apa yang membuat mereka semua seperti sekarang?"

Sementara itu Matthias terus berjalan di lorong yang remang-remang oleh cahaya, langkahnya tidak berhenti namun sisa coklat dan noda yang membekas di kemeja putihnya membuatnya terlihat sangat kotor.

Tangannya terkepal erat, urat nadinya hampir menyembul dari dahinya saat matanya berkedut.
Namun tidak lama setelahnya tangannya mencengkram kerah baju salah seorang pelayan yang tengah lewat membawa Champagne.

"Claudine.. dimana dia?"

pelayan yang hampir tercekik tersebut hanya bisa menahan nafas dengan tubuh gemetar "S-saya tidak tahu tuan duke.. saya tidak melihat lady Brandt.."

"Pelayan bodoh" -Matthias langsung membanting pelayan tersebut ke dinding dan mengerang. "Bagaimana mungkin kau tidak tahu?! Ia tentunya melewati tempat ini!!"

"Sa-saya bersumpah t-tuan duke! S-saya tidak melihat lady Brandt!" Pelayan tersebut memohon, matanya berkaca-kaca saat teriakan Matthias bergema ditengah lorong yang sepi.

Alis Matthias berkedut, dan dia melepaskan pelayan tersebut sebelum berlari keluar dari mansion dengan ekspresi wajahnya yang frustasi.

"Claudine.. Claudine, Claudine.." -Matthias terus mengucapkan namanya seperti mantra.

Kenyataan bahwa sang lady meninggalkan kekacauan di aula dan  mempermalukan harga diri seorang Matthias von herhardt membuatnya gila.

"Apakah dia waras?" -Matthias terus berpikir dan apa yang mungkin membuat Claudine bertingkah seolah ia pun tidak peduli dengan pandangan bangsawan yang menonton?

"Tidak.."

Matthias berhenti berjalan, dia sudah berada di luar mansion sebelum mengeluarkan tawanya yang keras.

"Tidak Matthias.. dia jelas-jelas sengaja melakukan itu semua" -Rahang Matthias mengatup, matanya menyipit. "Tapi aku tidak tahu apa alasannya.."

Matthias berdiri di sana, memperhatikan taman sekitar Arvis dengan pikiran kacau, Berjuang dalam pertempuran batin antara apa yang menurutnya praktis dan apa yang mulai dirasakan hatinya.

🎀✧Lady Want To Survive✧🎀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang