[۝・Punishment?・⁠۝]

818 99 31
                                    


"Hentikan!" -Belum sempat memasuki kamar, Claudine sudah menarik kasar lengannya yang dicengkeram erat oleh Matthias.

"Dasar tuli! Aku bilang aku tidak mau sialan!"

Matthias disisi lain sudah muak karena Claudine terus saja memberontak. Dia menggeram, tangannya berpindah dan menegang disekitar perut Claudine.

"Kau tidak akan kemana-mana tanpaku Claudine, kau milikku untuk memenuhi hasrat gelapku yang bengkok"

'menjijikan!' -Batin Claudine sudah lebih muak daripada Matthias sendiri.

'aku tidak mau jadi perebut kekasih orang lain! Sadarlah matthias, wanitamu hanya Layla, dia sempurna.  Jika dipikirkan ulang, aku tidak pantas mendapatkan yang lebih baik didunia ini selepas dari masa laluku dan sikap ku yang jahat'

Claudine merasa sangat menyesal, dia juga belum sempat meminta maaf kepada Layla. Tapi jika nanti ia sempat bertemu dengannya, Claudine akan meminta maaf dengan cara baik walaupun hal itu tidak cukup.

"Menyingkirlah dari hadapanku Matthias! Hukuman mu terdengar aneh, kau pikir aku bodoh untuk menerimanya?" -Tegas Claudine, ia sudah melirik vas bunga disampingnya yang tergeletak tidak jauh.

Pikirannya sesat melamun, namun ia segera menggelengkan kepalanya. Hal yang mustahil, keluarganya masih menginginkan anaknya hidup tanpa terluka, atau mengalami kebocoran otak.

'apa yang aku pikirkan? Ingin dia mati secepat itu? Tidak.. jangan gegabah, walaupun aku sangat ingin melakukannya karena dia membuat hidupku lebih rumit dari apapun..'

Namun terlepas dari itu semua, ia berpikir dua kali. Namun melihat tangan Matthias yang terus menjepit tangannya dan memeluk perutnya membuatnya cukup terjebak.

"Tenanglah Claudine, dan patuhi tunanganmu dengan baik" -Dia terkekeh pelan dengan nada mengejek ketika wanita dihadapannya terus berjuang dan dia menekan tubuhnya lebih kuat hingga menjepit tubuh rampingnya lebih erat ke dinding sambil menatap Claudine dengan dingin.

Matthias dalam satu gerakan cepat, dia meraih pinggul Claudine dan menjepitnya dengan erat ke tubuhnya sehingga ia tidak bisa bergerak.

"Lihat?.. Kau tidak bisa pergi dengan mudah, Claudineku sayang" -Matthias berbicara dengan suara serak, bibirnya berbisik lembut tepat ditelinganya.

"Apa sekarang kau masih ingin melarikan diri dari takdirmu? Kau tidak akan pergi kemana pun selagi aku masih bernafas, cintaku" -Lanjutnya, kini bibirnya bergerak lebih rendah, menelusuri leher jenjang sang lady dan memberikan kecupan lembut.

Tubuh Claudine menggigil sebagai respon, dan itu semakin meningkatkan hasrat yang membara didalam diri pria tersebut.

Dan dalam gerakan cepat, Matthias sudah mengubah posisi Claudine dan menggunakan dengkulnya untuk melebarkan pahanya lebih lebar.
Setelahnya Matthias tersenyum puas, gerakannya perlahan, namun terlihat mendesak.

"Untung saja lady mengenakan pakaian dengan gaun yang memiliki belahan disampingnya.." -Dia tertawa, berbicara dengan nada yang lebih formal sementara jari jarinya bergerak diantara pahanya yang terbuka. "Hal itu membuat segalanya lebih mudah.. benar?"

Claudine masih tidak bereaksi apapun. Matthias berpikir Claudine mungkin hanya kewalahan dengan sentuhannya. Sehingga dia tidak memikirkan kemungkinan yang akan terjadi dari sikap pendiam Claudine saat ini.

'mungkin memang tidak ada pilihan' -Batin Claudine, matanya menyipit saat pandangannya tetap fokus pada vas bunga yang dapat dia riah kapan saja.

'ya tuhan.. kenapa kau selalu membuatku melakukan hal diluar keinginanku? selalu mendesakku untuk melakukan hal nekat seperti orang yang ingin membunuhnya lebih cepat daripada malaikat maut sekalipun..'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

🎀✧Lady Want To Survive✧🎀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang