[۝・possessive・⁠۝]

2K 128 30
                                    

"apalagi jika itu didepan pria yang akan menjadi suamimu"

"apa?.."-Claudine membeku, dia tekekeh hambar.

'aku tidak akan pernah menjadi istrimu, dan Aku bahkan tidak berharap untuk menjadi duchess lagi dengan mengejar ambisiku yang tidak akan pernah tercapai' -Claudine menggertakkan giginya sebelum membalas tatapan Matthias.

"Kau mengejekku? Memberikan aku harapan palsu sebelum menendang diriku keluar dari list?"



PLAK!



Matthias menyentuh pipinya dengan mata terbelalak. ia terhuyung-huyung saat melangkah mundur, tamparannya terlalu keras hingga meninggalkan bekas yang jelas.

"dasar bajingan! Iblis sialan! seorang pria yang tidak pantas untuk dianggap sempurna!" -Claudine menekankan kata-kata terakhirnya.

dia menundukkan kepalanya dengan matanya yang berkaca-kaca sebelum kembali menatap kedua mata biru Matthias.

"Aku berharap kau tidak pernah lahir.. aku berharap kau yang mati dalam perang, bukan Riette.."

Matthias semakin terkejut dengan perkataan sang lady. Sebuah perang? Kematian pada Riette?
Gadis ini seolah mengungkapkan sesuatu yang seharusnya tidak pernah ia katakan padanya...

"Tapi kau pasti akan selalu menjadi pembuat keajaiban bukan?.." -Claudine tertawa, dia mengusap air matanya dengan kasar. "Kau akan kembali, menghancurkan orang lain, memberikan harapan padanya sebelum membuangnya demi wanita lain.."

"Aku tahu itu semua salahku karena membiarkan Layla masuk dalam kehidupanmu, berharap dia tidak akan pernah mengancam posisiku.. tapi aku salah.."

"AKU SALAH!" -Claudine mengigit bibir bawahnya, tubuhnya gemetar "seharusnya aku tidak pernah membiarkan hal itu terjadi! Tapi walaupun aku mencoba untuk mencegahnya..."

Claudine bergerak maju, meraih kerah baju Matthias agar dia menatap matanya yang berlinang air mata dengan jelas.

"...aku hanya akan mendapatkan nasib yang sama lagi.." -Lanjutnya.

"Dan itulah mengapa aku lebih memilih keluar dari takdir asliku.."

Matthias tidak bisa berpaling, ekspresi terkejutnya masih sama.
Mata Claudine yang berkaca-kaca membuatnya berbeda, rentan dan lemah seolah hanya membutuhkan perlindungan dan kasih sayang untuk menambalnya.

Tapi kenapa? Entah mengapa Matthias merasa ada sesuatu yang menjanggal seolah dia pernah melakukan sesuatu yang buruk entah dimana..

Tapi Matthias mencoba mendengarkan tanpa melawan, suara Claudine yang tersayat seperti pisau membuatnya merinding tanpa sebab.

"kau tidak akan menganggu pilihanku lagi tuan Duke, tidak akan ada seseorang yang menghalangi kebahagian yang akan aku pilih"

Claudine memberikan ancaman disetiap kata-katanya, cengkramannya semakin erat pada kerah bajunya membuat Matthias hampir tercekik.
Tetesan air matanya terus mengalir membahasi pipinya, namun pandangannya menjadi gelap saat melihat pria tersebut sekali lagi.

"Aku tidak akan membiarkan kamu membunuhku lagi"

Dengan ancaman terakhir, Claudine melepaskan cengkramannya dan berbalik pergi meninggalkan Matthias yang terbatuk-batuk memegangi lehernya yang hampir tercekik.

"kematian?" -Matthias berbisik, ia hanya bisa menatap sang lady yang perlahan menghilang dari pandangannya.

"Apa aku pernah membunuhnya?..."

Mata Matthias terbelalak tak percaya, dia merasa tidak melakukan apapun. Tapi wanita itu tampak mengetahui banyak hal yang dia rahasiakan darinya.
Membuatnya berpikir bahwa.. mungkin..

🎀✧Lady Want To Survive✧🎀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang