Semuanya tampak damai di desa itu, semuanya tengah berada di pasar dan saling mengobrol bersama.
Claudine menatap sekeliling melalui jendela, lalu dia merapihkan pakaiannya sebelum keluar dari kamar tersebut dan berlari menuruni tangga.'aku ingin tahu apakah aku bisa dapat teman baru?' -Batin Claudine.
'Aku pikir di desa ini tidak ada yang tahu Seorang Claudine von Brandt, bukan?'
Claudine menekankan tekadnya sebelum benar benar mencapai trotoar. Namun, lautan manusia yang terpampang didepannya tidak terlalu ramai sebagaimana ia pernah melihatnya di ibukota kelahirannya.
"Hmm!~ aku bisa mencium aroma pie apel" -Claudine menoleh ke arah samping dan berjalan untuk mengikuti aroma tersebut hingga ia mencapai tenda seorang pedagang kaki lima yang menjual banyak pie apel yang masih hangat.
"Woah.. aromanya enak" -Ucapnya sambil membungkuk.
Pedagang itu hanya tersenyum sebelum menyodorkan sepotong Pai untuk di cicipi oleh nona didepannya.
"Silahkan nona, Pai apel segar langsung dari pohonnya, HAHAHAHA!""wah, terimakasih!" -Claudine tekekeh sesaat walaupun tidak mengerti konsep kata kata sang pedagang. Mungkin maksudnya apel sebagai bahan utama Pai apel dipetik langsung dari pohonnya?
Claudine mencicipi sepotong Pai tersebut dengan mata berbinar " enak! Hmng~ syangat lembut" -lanjutnya saat mulutnya penuh dengan kue pai.
Hal ini tidak pernah terjadi padanya, ia akan selalu makan dengan anggun dan berbicara ketika selesai menelan makanan. Bukan berbicara dengan mulut penuh makanan.
"Aku ingin dua Pai apel sedangnya"
"Wahh! Pilihan yang bagus nona, kami akan memberikan penurunan harga untuk nona yang cantik~" pedagang tua itu segera menyiapkan bungkusan dan memasukkan dua Pai apel sebelum memberikannya kepada sang lady.
"Ini dia nona, hanya 1 keping perunggu"
Mata Claudine terbelalak, dia segera menoleh usai mengambil bungkusan tersebut. "Apa tidak terlalu murah?"
"Tidak nona, itu sudah harga pas" lanjut sang pedagang.
"Ahh.. karena kamu adalah tuan yang baik, maka ini dia" -Claudine tersenyum sebelum memberikan satu koin emas dan meletakkannya di tangan tuan pedagang yang kapalan.
"Sekali lagi terimakasih"
Setelah membungkuk dengan anggun, Claudine berjalan pergi dan meninggalkan dagangan pertama untuk mencari berbagai kuliner baru yang mungkin ada di desa tersebut.
Sang pedagang hanya terpana dan melambaikan tangan kepada nona muda yang perlahan pergi "Hati hati nona! Semoga anda selalu diberkati"
"Semoga anda juga akan selalu di berkati" -Lanjut Claudine membalasnya sebelum benar benar pergi.
Selama beberapa waktu berlalu, Claudine menyusuri banyak toko dan memakan lebih banyak makanan daripada biasanya hingga membuat perutnya sedikit buncit.
Claudine tahu apa yang mungkin terbaik untuknya, dia tidak pernah merasa sebahagia ini! Bebas dengan apapun, dan makan apapun yang dia mau tanpa harus mengenal table manner yang penting dalam keluarga bangsawan.
Kini ia hanya menjadi dirinya sendiri, sesuatu yang benar-benar ia perlukan sebagai kebebasan, walaupun hanya sesaat.
'sekarang, apa yang berikutnya harus aku lakukan?'
Claudine menatap langit yang kini berubah menjadi jingga, ia tahu bahwa waktu akan mendekati malam.
'sudah sore ya?.. tidak terasa..' -Batinnya di dalam hati dengan bibirnya yang berkedut tidak dapat menahan senyuman lebarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
🎀✧Lady Want To Survive✧🎀
FantasyClaudine hanya ingin kebebasan maka ia kan memilih untuk melarikan diri. Dia tidak mau menjadi wanita jahat lagi, jika Layla adalah pemeran utamanya Maka ia hanya ingin pergi sejauh jauhnya dan melepaskan gelarnya sebagai seorang bangsawan. Tidak pe...