𝗕𝗔𝗕 𝟬𝟱. RAPAT OSIS

15 4 0
                                    


Happy Reading


“Tar lo jangan sampai berurusan sama Alvaro kalo nggak bisa bahaya nanti”
— Queenara Syakila Andira.

Suasana begitu tegang, terlihat jelas saat Alvaro masuk ke dalam ruang guru. Ia hanya menunduk tidak ingin melihat kemana-mana takut ditegur dan sebagainya.

"Duduk!" perintah Bu Rani dengan suaranya yang lebih tegas daripada tadi. Alvaro hanya menurut kemudian duduk di kursi yang sudah disediakan.

Bu Rani juga telah duduk di depan Alvaro, terlihat bu Rani menyodorkan surat kepada Alvaro. Ia heran melihat surat yang disodorkan oleh Bu Rani kepadanya.

"Ini surat apa bu?" tanya Alvaro begitu gugup. Bu Rani menghela nafas sebentar agar lebih refresh.

"Ini surat datang dari kepala sekolah. Menyuruh OSIS rapat tentang adanya bazar yang akan dilaksanakan akhir tahun ini yang juga bertepata dengan kelulusan kalian nanti," kata Bu Rani telah menjelaskan agar Alvaro bisa paham.

"Baik bu nanti saya akan umumkan rapat kepada teman-teman OSIS lainnya, yaudah bu saya permis."

Bu Rani hanya mengangguk membrikan persetujuan kepada Alvaro. Alvaro sudah keluar dari ruangan bu Rani yang begitu panas, sangat berbeda jika diluar yang bisa diterpa angin sepoisepoi.

****

"Eh kita nggak ada pelajaran nggak sih, daritadi nggak masuk?" Mentari melihat sekeliling sekolah yang hanya terlihat beberapa kelas yang tidak masuk belajar. Termasuk kelas mereka.

"Nggak tau tar, keknya satu harian ini jamkos deh," balas Queen merasa lapar kembali setelah memakan cemilan.

"Lapar mulu, padahal tadi udah makan?" timpal Mentari yang baru saja duduk di bangkunya, matanya melihat sekeliling kelas yang hanya terlihat beberapa teman-temannya yang sedang tidur ataupun main HP.

"Ke kantin ya tar, gue traktir. Ayo!" panggil Queen dengan merengek. Ia benar-benar tersiksa jika Queen sudah merengek.

"Iya iya kita ke kantin," balas Mentari dengan cemberut. Ia benar-benar nggak mood hari ini. Rasanya cape setelah kemarin latihan paskibra.

****

"Semuanya sudah kumpul?" tanya Alvaro melirik salah satu anggota OSIS di sampingnya.

"Belum, Queen belum ada. Daritadi udah dicariin tapi nggak ad, gimana dong?" sahutnya agak kebingungan.

"Ouh, tapi yang lain udah datang kan?" ujar Alvaro kembali. Perempuan yang di samping nya itu hanya mengangguk. Alvaro langsung berdiri untuk mencari Queen. Biasanya Queen akan datang paling lambat jika ada hal penting. Lemot banget tuh anak.

Alvaro kemudian keluar untuk mencari Queen, setiap tatapan tajamnya mampu melihat semua yang tak bisa orang lain lihat. Alvaro tahu jika Queen sedang bersama Mentari. Dan tentu arah Alvaro adalah kantin karena di sana Queen sering menghabiskan masa jamkos nya.

"Kak Al?" kaget seorang perempuan yang masih kelas 10.

"Kamu liat Queen?" Alvaro langsung bertanya tanpa basa-basi. Karena memang ia tidak suka berbasa-basi.

"Dia di sana kak, kakak lurus aja ke depan nanti kakak ketemu sama kak Queen," jawabnya. Alvaro berterimakasih kemudian melanjutkan langkahnya. Matanya melihat sekeliling dan sudah melihat batang hidung Queen.

"Hahahaha bisa aja tar, yaudah yah nanti gue ke rumah lu," terdengar Queen sedang berbincang-bincang pada Menteri hingga tidak sadar jika Alvaro sedang ada dibelakangnya.

ALTAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang