Happy Reading.
Sebelum baca dimohon untuk vote yah!!
Terimakasih sudah vote ceritanya“Baru kali ini gue bisa dekat sama Mentari”
— ALVARO SEAN SAMUDERA.Mentari baru saja selesai membantu ibunya di dapur, hari ini benar-benar melelahkan untuknya. Tidak terasa jam sudah menujukan pukul 14.30 wib.
Terlihat ibu sedang membawa Ember yang berisikan cucian. Aku mencoba untuk membantu ibu namun ibu melah menyuruhku beristirahat.
Ting, sebuah chat masuk dari nomor yang tidak ku kenal. Aku yang penasaran langsung membuka chatnya.
Alvaro Sean Samudera
Nanti sore lo datang ke rumah gue, ntar gue sherlock lokasinya di mana.Aku terdiam sejenak, mencoba mencerna pesan dari Alvaro yang menyuruh datang ke rumahnya. Aku tak menbalas pesannya. Langsung bersiap-siap pergi kerumah Alvaro.
Tercium bau farfum kesukaanku, mengambil tas dan juga kacamata yang biasa gue pake kemana-mana. Aku sudah memesan taksi untuk berangkat ke rumah Alvaro.
"Nak kamu mau kemana, rapi banget?" tanya ibuku, bu Dewi yang sedang mengeringkan cucian. Aku hanya tersenyum kemudian menjawab.
"Mau ke rumah temen bu, kebetulan Mentari wakilin sekolah di Olimpiade nanti bu," balas Mentari kepada ibunya.
"Masya allah, semangat nak. Ibu akan do'ain kamu terus," respon positif datang dari bu Dewi yang begitu beruntung karena anaknya menjadi wakil sekolah.
"Yaudah bu, Mentari pergi dulu assalamu'alaikum," pamitnya.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, Hati-hati nak," teriak ibu begitu sumringah. Aku hanya menoleh sebentar kemudian masuk ke dalam mobil taksi.
Mobil sudah berjalan sesuai arahan yang ku berikan. Rumah Alvaro ternyata tidak terlalu jauh dari tempatnya. Walaupun harus memutar karena sedang ada perbaikan jalan di sekitar 2 km.
Aku yang bosan kemudian menonton apk T-T, kalian pasti tau kan apk T-T itu apa. Jam juga sudah menunjukkan pukul 15. 00 waktu Indonesia barat.
Tak terasa akhirnya mobil berhenti di sebuah rumah yang bisa dibilang sangat megah berbeda jauh dengan rumah Mentari.
"Ini uangnya pak," Mentari menyodorkan selembar uang sepuluh ribu kepada pak taksi.
"Makasih neng," ucapnya. Aku hanya membalas dengan anggukkan kepala kemudian keluar dari dalam taksi.
Dari gerbangnya saja sudah terlihat jelas jika pemilik rumah ini sangat kaya.
Ini bener nggak sih, ini rumahnya Alvaro?
Mentari berusaha menbuka pintu gerbang rumah Alvaro, dari lantai dua terlihat Alvaro sedang berdiri melihatnya.
"Woii bukain, gimana gue bisa masuk?" teriak Mentari pada Alvaro.
"Buka aja nggak ke kunci kok," sahut Alvaro. Mentari kemudian berusaha membuka dan betul saja gerbang itu terbuka dan tidak dikunci sama sekali. Baru kali ini Mentari datang ke rumah Alvaro.
Rumahnya benar-benar mewah, bak rumah para artis yang sering ia tonton. Tapi di sekolah sikap Alvaro terkesan biasa aja dan tidak pernah terlihat sombonk. Malah Alvaro membantunya pas hari dia menjual.
"Jangan bengong, ayo masuk."
Suara Alvaro berhasil mengagetkan Mentari. Ia benar-benar bengong sampai tidak sadar jika Alvaro sekarang sedang berada di depannya. Terlihat menggunakan kaos hitam polos dengan celana pendek hingga memperlihatkan bulu bulu betisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAR [END]
Teen FictionSEBELUM BACA ADA BAIKNYA FOLLOW DULU YAH. A cerita by Ahmad Fitrah Sinopsis : Lahir dari keluarga miskin tidak menjadi penghalang bagi seseorang untuk berprestasi. Begitupun juga dengan Mentari, seorang siswa SMA Nusantara, cantik dan berprestasi...