𝗕𝗔𝗕 𝟰6. SELAMAT ULANG TAHUN

3 2 0
                                    

“Ini Adalah hari dimana hari itu lahir seorang perempuan yang juga akan menjadi masa depanku.”
— ALTAR.

HAPPY READING.

Ruangan untuk pesta ulang tahun Mentari sudah siap, berkat Queen dan juga Aurel yang mampu berkerjasama dengan baik. Mereka akhirnya menyelesaikan dekorasi yang cukup memakan waktu itu.

Sedangkan Mentari, entahlah dia kemana. Mungkin lagi bersembunyi.

"Gimana yah ekpresi Mentari nanti pas liat kita kasih kejutan?" Aurel sudah tidak sabar untuk melihat Mentari. Begitupun dengan Queen.

"Ouh iya kue nya udah lp siapin?" tanya Queen.

"Udah kok, kue nya udah jadi, lo tenang aja." Aurel menepuk bahu Queen untuk membuatnya nyaman dan tidak perlu risau.

****

Mentari, perempuan itu sekarang sedang menggalau di kamarnya. Ia tidak tahu kemana semua sahabatnya. Aurel dan Queen sudah beberapa kali ia chat namun tidak dibalas hanya di baca. Alvaro. Ckck, laki-laki itu bahkan tak menanyakan kabarnya.

Mentari termenung dengan bantal guling menopang dagunya. "Bosen, ngapain yha?" Mentari sedang bingung sekarang. Sudah beberapa hari Aurel dan Queen menjauhinya. Entah kepan mereka bisa ada waktu dengannya.

"Ahh, gabut... Keluar aja ah beli boba. Panas-panas gini minum boba pasti enak," katanya lagi.

Ting...

Baru saja ingin beranjak tiba-tiba terdengar notif yang berbunyi dari ponselnya.

Marcel Dirgantara :
Tar, gue jemput lo ya. Gue mau ngajak lo ke suatu tempat.

Ingin Mentari menolak namun sebuah pesan kembali masuk ke room chat nya.

Marcel Dirgantara :
Nggak usah nolakk, gue tau loa mau nolak kan? Santai aja, nggak ada yang marah.

Mentari tersenyum melihat chat Marcel ia pun membalasnya.

Mentari Tri utami :
Oke, gue mau. Awas aja kalo ada yang marah lo tanggungjawab.

Mentari terkekeh melihat pesannya yang ia kirim ke Marcel, mungkin saja laki-laki itu terkekeh.

Marcel Dirgantara :
Nggak ada yang marah, gua janji. Gue udah ada di depan rumah lo.

Mentari membulatkan mata, melihat balasnya chatnya. Mentari langsung lompat dari kasurnya, kemudian menyibak tirai jendelanya. Terlihat jelas Marcel sedang menatap sambil tersenyum ke arahnya.

"What?"

"Gue harus siap-siap. Mumpung Ibu lagi rapat di kantor desa, jadi boleh deh gue pergi."

Mentari sampai lompat-lompat kegirangan karena ada yang mengajaknya jalan-jalan setelah bosan di rumah. Tentu ada kebahagiaan tersendiri baginya.
Tapi ia tidak tahu akan ada kejutan yang akan muncul.

****

"Ckck lama banget, mana panas lagi," Marcel berdecak. Ia sudah merasa kepanasan di depan rumah Mentari. Ia sudah daritadi menunggu. Entahlah apa yang sedang ia kerja.

Brak... Terdengar suara pintu tertutup. Marcel memalingkan wajahnya melihat siapa di sana dan itu adalah adalah Mentari.

"Tar lo lama banget, ngapain aja sih?" Mentari tidak menjawab ia langsung naik ke jok belakang motor Marcel.

"Ayo berangkat, kepo banget. Nanti gue aduin sama Queen loh," ancam sedikit nggak ngaruh. Mentari bisa melihat perubahan ekspresi wajah Marcel saat ia mengancamnya.

ALTAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang