“Dunia itu sempit, contohnya kita berdua kembali bertemu dan plot twistnya adalah kita berdua sudah lama dijodohin!”
— ALTAR.HAPPY READING.
Di bawah sinar matahari yang begitu terik, Mentari Tri Utami, gadis yang baru lulus satu bulan yang lalu itu sedang berjualan di emperan toko.
"Beli bu kuenya," dengan senyuman ramahnya ternyataa bisa menarik pelanggan. Beberapa ibu-ibu baru keluar dari toko pakaian menghampiri Mentari.
"Wah kuenya bagus-bagus yah, saya beli sepuluh ribu," ucap salah satu Ibu-ibu memberikan uang selembar senilai sepuluh ribu pada Mentari.
"Terimakasih bu," Mentari meberikan kue yang sudah diberika plastik untuk ibu tersebut.
"Sama-sama cantik," kata Ibu itu kemudian pergi. Mentari bersyukur ada yang membeli kuenya kemudian lanjut jualan lagi. Dewi ibunya sudah pergi sejak pagi tadi katanya ada urusan.
Di saat berjalan untuk menjajakan jualannya, netra Mentari tak sengaja melihat Alvaro yang baru keluar dari sebuah toko emas.
"Alvaro? Dia ngapain di toko emas? Apa dia mau beliin calonnya cincin atau apa gitu?" Mentari ingin pergi menemuinya namun seorang anak-anak memberhentikan nya.
"Kak mah beli kuenya," kata anak perempuan kecil itu.
"Iya cantik mau beli kue yang mana?" Mentari menurunkan beberapa dagangan nya. Memperlihatkan kue jualannya pada anak kecil tadi.
Mentari kembali fokus ke anak kecil itu hingga tak sadar jika Alvaro sudah pergi.
****
12.00 wib ( waktu Indonesia bergosip )
Mentari sudah sampai di rumah, ia melihat beberapa orang datang di rumahnya berpakaian hitam. Membawa beberapa makanan. Tentu Mentari yang melihatnya terheran-heran kemudian menemui mereka.
"Maaf kak," Mentari menghampiri salah satu diantara mereka.
"Iya ada apa?" ucap salah satu dari mereka. "Ini ada apa yah kok bawa tempat makanan gitu masuk ke dalam?" selidik Mentari.
Pria itu melihat ke rumah Mentari. "Ouh itu—"
Tiba-tiba Dewi berteriak dan laki-laki yang ditemani Mentari berbicara sudah pergi. "Ckck!" Mentari berdecak kesal kemudian masuk ke dalam rumah.
"Ayo masuk kamu mandi dan ganti baju yang sudah ibu sediain buat kamu, bentar lagi jodoh kamu udah mau datang," tentu itu membuat Mentari begitu mendadak. Tanpa berbicara sedikitpun ia langsung masuk ke kamar mandi.
****
Setelah di make-up oleh Queen, beberapa menit yang lalu Queen datang sedangkan King sudah terbang kembali ke Inggris. "Wah Mentari cantik sekali," Queen melihat Mentari dari pantulan cermin. Wajahnya begitu cantik ditambah dengan make-up yang memperbah cantik.
"Nggak biasa aja, gua sebenarnya nggak suka sama Jodoh gua. Gue masih suka sama Alvaro tapi dia sudah dijodohin sama perempuan lain," Mentari menghela nafas kasar kemudian berdiri dari tempat duduknya. Menatap Queen.
"Dan kamu jodohnya."
"Hah?" Mentari berbalik arah. Ia tidak mengerti dengan maksud Queen.
"Eh maksud gue, perempuan jodoh Alvaro pasti beruntung banget, andai aja itu lo Tar."
Mentari tersenyum kecut lalu duduk di tepi ranjang. Mengambil ponselnya. Ia melihat wallpaper ponselnya yang masih foto dirinya dengan Alvaro.
"Lagi ngeliatin apa sih kok senyum-senyum gitu," merasa tak beres Queen mendekat dan melihat wallpaper ponsel Mentari.
"Astaghfirullah Tar, istighfar. Lo kenapa masih nyimpen dan pakai wallpaper foto kalian itu. Kalian itu udah masa lalu. Dan masa lalu itu tidak akan datang kembali."
Queen mencoba menyadarkan Mentari tentang hal itu. Mentari harus sadar jika Alvaro hanya masa lalu dan masa lalu tidak akan kembali.
****
"Woi Al, lama banget ayo cepet. Ayah sama yang lain udah mau berangkat nih!" sejak tadi Alvaro masih terdiam. Ia mematung melihat dirinya yang harus pergi untuk melamar.
Suara decitan pintu terdengar, Marcel tersenyum melihat Alvaro yang sedang diam. Ia berencana untuk menarik paksa Alvaro agar bisa tersadar. "Hmm ide bagus," tersenyum smirk.
"Argh," Alvaro reflek ditarik hingga jantungnya berdebar. "Lama lo, udah ditunggu di mobil, ayo jalan atau gue tarik nih," Marcel sudah di posisi siap untuk menarik Alvaro. Ia hanya mendengus kesal kemudian berjalan mencak-mencak.
"Hahahaha, kasihan dijodohin."
****
Semua tetangga sudah berdatangan ke rumah Mentari untuk melihat acara sakral ini. Di depan rumah Mentari sudah di pasan tenda terowongan yang sudah dihiasi oleh berbagai rumah dengan cepat.
"Wihh udah jadi tempat lo lamaran," Queen menyenggol tubuh Mentari hingga bergeser beberapa centi meter.
"Ihh gue ogah kalo bukan Alvaro jadi Jodoh gue, tapi yaudah lah. Nasi sudah jadi bubur. Semuanya udah terlambat."
"Nggak ada kata terlambat Tar, mungkin hanya takdir. Biasalah drama dulu."
Dewi menghampiri mereka berdua untuk segera duduk di tempat yang sudah disediakan apalagi untuk Mentari. Rombongan sudah mulai berdatangan, Mentari semakin dibuat gugup dengannya.
****
Di dalam mobil Alvaro hanya memandang foto dirinya dengan Mentari. Ia tersenyum kecut kemudian mematikan ponselnya. Ia melihat arah mobil yang terasa ia kenal tempatnya.
"Ini kita nggak salah arah? Kok arah mobil kayak mau ke rumah Mentari?" Alvaro heran melihat mobil yang mereka tumpangi mengarah ke rumah Mentari.
Marcel tau jika Alvaro curiga dengan cepat ia langsung mengalihkannya. "Ouh sebenarnya kita nggak mau lewat sini karena kebetulan jalan ke sana sedang diperbaiki yah jadi kita harus mutar balik. Kebetulan lewat sini."
Ia sudah paham berkat penjelasan Marcel yang begitu panjang. Sepanjang harapan palsu. Ia hanya memandangi jalanan.
****
Namun yang lebih kaget adalah mobil yang mereka tumpangi berada di depan rumah Mentari.
"Mentari?"
"Alvaro?"
Marcel menghampiri Queen yang sedang tertawa melihat mereka yang sama-sama terkejut.
"Katanya lo mau ke rumah jodoh lo. Mau lamaran kok ad di sini?" Mentari melihat Alvaro dengan begitu banyak pertanyaan.
"Karena jodohnya adalah kamu Mentari Tri Utami," ungkap Queen disambut tawa hangat oleh semua termasuk Dewi dan Yoga yang telah merencanakan semua ini.
"Hahaha iya kalian itu udah lam dijodohin. Cuma kita berdua yang tau itu," dengan bangganya Queen berkata kepada mereka berdua. Altar, Alvaro Mentari.
"Hah? Jadi kalian berdua udah tau tentang perjodohan ini?" Queen mengangguk membenarkan begitupun Marcel melirik Alvaro yang sudah menatap tajam ke arahnya.
"Jangan begitu dong tatapannya, kayak mau nerkam singa aja," Queen menyenggol Marcel untuk tetap terdiam sejenak karena proses lamaran akan segera dimulai.
𝗕𝗘𝗥𝗦𝗔𝗠𝗕𝗨𝗡𝗚...
Halo good People gimana kabar kalian? Sehat pastinya dong.
Ouh iya baca bab terakhir yah harus banget baca loh. Kalian harus tau endingnya apa?
Jangan lupa baca kisah
#BintangKejora
Segera...
See you😚
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAR [END]
Teen FictionSEBELUM BACA ADA BAIKNYA FOLLOW DULU YAH. A cerita by Ahmad Fitrah Sinopsis : Lahir dari keluarga miskin tidak menjadi penghalang bagi seseorang untuk berprestasi. Begitupun juga dengan Mentari, seorang siswa SMA Nusantara, cantik dan berprestasi...