Udah nungguin yah?
Yaudah lamgsung baca aja
Happy Reading.“ditemani dengan kegelapan malam, kita berdua bersama.”
— MENTARI TRI UTAMI & ALVARO.Suara ayam sudah terdengar berkokok bersahut-sahutan. Membuat Mentari yang sedang tertidur akhirnya terbangun. Matanya langsung teralihkan pada jam yang sudah menujukan pukul setengah lima.
Mentari langsung bangun dari tidurnya dan melihat Bu Dewi sedang memasak. Mentari sedikit terkejut kepada ibunya berada di sini sedang ibunya masih dirawat di rumah sakit. Ia merasa itu adalah jin qorin yang menyamar menjadi ibunya.
"Siapa kamu?" Mentari berteriak, langsung mengambil sapu ijuk di sampingnya. Nafas Mentari seakan-akan tidak bisa sampe hingga harus pelan-pelan. Ia benar-benar takut. Tak terasa keringatnya bercucuran keluar.
Perempuan yang menyamar menjadi ibunya itu masih membelakangi Mentari, Mentari takut jika akan terjadi sesuatu dengannya. Namun lampu rumah seketika padam. Suasana semakin mencekam. Tak terasa bulu kuduk nya merinding. Hawa dingin mulai terasa di sekitarnya.
Tak lama kemudian lampu kembali menyala namun perempuan yang berada du dapur tadi sudah menghilang. Mentari menoleh kesana-kemari untuk mencari keberadaan perempuan yang menyamar menjadi ibunya itu.
"Siapa sebenarnya dia? Apa maunya dia menyamar menjadi ibu?" Mentari menyimpan sapu tadi di dekat meja makan, bergegas mengambil wudhu karena suara adzan sudah berkumandang.
****
07.07 wib.
Mentari sedang memasak di dapur, ia mengambil sedikit garam dan menaburkan nya ke dalam masakan. Memasukkan nasi ke dalam kotak nasi yang sudah ia persiapkan untuk dibawa ke rumah sakir.
"Semoga ibu suka masakan aku," batin Mentari tersenyum, kemudian kembali mengaduk masakannya.
Setelah semuanya selesai Mentari masuk ke dalam kamar untuk bersiap-siap berangkat menjenguk ibunya di rumah sakit. Ditemani oleh Queen ke sana.
Pipp....!
Suara klason mobil Queen yang tampaknya sudah berada di depan rumahnya. Mentari menutup pintu kamarnya. Lalu mengambil kotak makanan khusus ibunya. Tak lupa mengunci pintu rumah agar lebih aman.
"Lama banget, ngapain sih?" seru Queen melihat Mentari.
"Sabar bawel, nggak sabaran banget sih jadi cewek. Untung lo nggak punya pacar kalo udah pasti pacar lo nggak betah sama lo," ujar Mentari masuk ke dalam mobil. Queen hanya terkekeh menyalakan mesin mobilnya.
****
"Sus kamar ibu saya di mana yah?" tanya Mentari kepada resepsionis rumah sakit. Karena kemarin ibunya sempat dipindahkan di ruang rawat setelah pasca operasi.
"Ouh ibu mbak berada di ruang melati nomor 16," ujar suster kepada Mentari.
"Oke sus, makasih. Ayo Queen!" Mentari berjalan duluan. Melawati setiap lorong rumah sakit untuk mencari kamar rawat ibunya.
"Tuh kamarnya," Queen menujuk ke salah satu kamar dengan nomor 16 di depannya. Mentari menoleh sebentar kemudian melangkah masuk ke dalam.
"Ibu!" Mentari melihat ibu sedang terbaring lemah dan berbincang dengan dokter Aldi.
"Dokter Aldi?" Mentari duduk di samping kasur ibunya.
"Iya saya tadi ke sini untuk mengecek kondisi ibunya mbak, alhamdulillah kondisinya sudah semakin membaik, mungkin beberapa hari kedepan sudah boleh pulang," ujar dokter Aldi. Queen terus menatap dokter Aldi yang terlihat mempesona di matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAR [END]
Teen FictionSEBELUM BACA ADA BAIKNYA FOLLOW DULU YAH. A cerita by Ahmad Fitrah Sinopsis : Lahir dari keluarga miskin tidak menjadi penghalang bagi seseorang untuk berprestasi. Begitupun juga dengan Mentari, seorang siswa SMA Nusantara, cantik dan berprestasi...