“Mungkin kita memang tidak ditakdirkan bersatu."
— ALTAR.HAPPY READING.
Mentari perempuan itu sedang belajar di meja belajarnya. Ia hanya menbuka buku matematika namun pikirannya entah hilang diterbang oleh angin. Sejak pertemuannya tadi siang. Alvaro hanya itu yang ada di pikiran Mentari. Entah kejadian tadi pagi membuatnya kurang fokus dalam belajar. Padahal besok akan ada ulangan dadakan dari pak Ahmad sebagai guru matematika.
Ia membolak-balikkan halaman di buku matematika nya, entah sejak kapan dirinya duduk di meja belajar nya hingga tak sadar Dewi ada di belakangnya. Menatap putri semata wayang yang sedang melamun.
"Sayang, ayo makan dulu, sudah malam. Jangan lupa kalo besok kamu harus bangun pagi, jangan sampai kamu sakit!" Dewi memegang bahu Mentari. Mentari menoleh melihat wajah ibunya. "Ibu sejak kapan ibu di sini?"
"Ibu daritadi liatin kamu yang lagi bengong, ada masalah di sekolah?"
Mentari menggeleng. "Nggak bu, cuma Mentari kepikiran soal orang yang mau dijodohin sama Mentari," ucap Mentari, mengelak. Ia tidak mungkin mengatakan jika dirinya sedang memikirkan Alvaro.
Dewi menghembus nafas pelan lalu keluar. "Ayo kita makan, kamu pasti sudah lapar," Mentari mengangguk pelan, kemudian beranjak dari kursinya.
****
"Diem mulu, kenapaa sih?" Marcel baru saja pulang dari tongkrongan nya. Ia menyandarkan kepalanya di kepala ranjang. Alvaro tanpa acuh dengan saudaranya itu.
"Lagi galau, atau lagi badmood?" Marcel menebak-nebak sendri. Alvaro langsung berbaring membelakangi Marcel hingga akhirnya tertidur.
"Cieelah, gini amat punya sodara."
****
Queen, perempuan itu sekarang berada di taman rumahnya. Ia tiba-tiba ingin ke rumah Mentari.
"Untung bokap sama nyokap gue lagi di luar kota, jadi gue bisa ke rumah Mentari deh."
****
"Mentari ke kamar dulu yah bu," ia baru saja mencuci piring. Setelah semuanya sudah selesai. Mentari langsung masuk ke dalam kamar, tampaknya Dewi sudah tertidur. Mentari masuk ke dalam kamar.
Sebelum tertidur, Mentari terlebih dahulu membaca Wattpad yang judulnya Ajari Aku Islam. Ia sangat suka dengan ceritanya. Baru beberapa hari ia temukan.
"Hmm bosan dengan cerita renkernasi yang gitu-gitu aja," Mentari sibuk meng scroll beranda wattpad nya.
Queenara Syakila Andhira :
Tar buka pintu rumahnya dong, gue mau bermalam di rumah lo. Mwehehehe.Mau tak mau ia harus keluar dari selimut. Pakk. Pintu terbuka lebar, terlihat Queen sedang mengigil karena pakaian nya cukup terbuka. "Ayo masuk, entar lo kedinginan."
"Thanks Tar, gue bosan banget di rumah soalnya sepi banget terus nggak ada yang bisa gue ajak ngomong."
Queen duduk di tepi ranjang, Mentari membuka lemari dan mengambil satu selimut berwarna merah dengan motif kartun Frozen.
"Lo lagi ngapain tadi? Nggak nonton nganu kan" Queen melotot melihat ponsel Mentari yang terlihat membuka aplikasi wattpad.
"Lo lagi baca wattpad?" Mentari hanya mengangguk pelan. Karena bosan juga. Kayaknya Mentari tidak bisa diajak ngobrol. Queen memutuskan membuka aplikasi tok tok.
****
Jam sudah menunjukkan pukul 05.00 wib. Mentari baru saja melaksanakan sholat shubuh. Sedangkan Queen. Dia masih tertidur nyenyak di atas kasur.
"Queen bangun, ayo mandi. Lo bau banget ihh," Mentari sedikit tertawa melihat gaya tidur sahabatnya. Kemudian mengambil baju putih Abu-Abu nya.
****
SMA GALASKI...
"Al... ALVARO SEAN SAMUDERA!" Mentari terus mengejar Alvaro yang tiba-tiba berhenti. Mentari bersyukur karena Alvaro bisa berhenti setelah ia panggil beberapa lama.
"Lo kenapa?" tanya Mentari, memegang lengan Alvaro namun dengan cepat ditepis. "Jangan Pegang-pegang."
Queen hanya melihat mereka dan beberapa orang yang masih ada di Koridor. Mereka semua tampak acuh. Takut jika Alvaro meledak. "Al beberapa hari ini lo beda banget? Lo tuh kenapa sih. Nggak ngasih alasan yang jelas buat gue tau kesalahan gue!" Mentari terus mencerca Alvaro. Alvaro terlihat tersenyum smirk.
"Karena lo di jodohin! PUAS KAN?"
Deg...
Mentari terkejut. Bagaimana mungkin Alvaro tau jika dirinya sudah dijodohkan oleh ibunya.
Flashback On
Alvaro baru saja turun dari motor, ia melihat dirinya sendiri di kaca spion motornya. Rencananya adalah mengajak Mentari makan bersama hingga menghabiskan waktu weekend berdua.
Setelah sampai di depan pintu Alvaro melihat Dewi sedang berbicara dengan Mentari. Alvaro penasaran apa yang sebenarnya mereka ingin bicarakan. Ia mulai masuk dan mendengar dari balik tembok. Kebetulan pintu kamar Mentari tak tertutup.
"Kenapa bu?" namun Dewi tidak menjawab. Ia menatap foto Mentari yang ada di atas meja, lalu memandang Mentari.
"Ibu mau ngasih tau kamu sesuatu," kata Dewi, mulai serius. Mentari merasa ada sesuatu yang akan ibunya katakan. Sepertinya penting. "Apa bu?" Mentari ingin segera mendengarkannya.
"Sebenarnya ibu udah jodohin kamu dengan seseorang, dia adalah anak teman ibu pas SMA," jantung Mentari seperti terasa berhenti mendengar ibunya berkata begitu. Ia merasa tidak tahu apa yang akan terjadi sekarang dengan dirinya.
Dewi hanya tersenyum melihat ekspresi Mentari yang seperti itu. "Kenapa wajah kamu begitu, harusnya kamu senang sayang. Setelah kamu lulus. Kamu akan menikah dengan dia," kata Dewi, Mentari tak bisa menyembunyikan kesedihannya. Ia tidak ingin di jodohkan.
"Maaf bu, Mentari nggak mau dijodohkan. Mentari udah punya—!"
"Stop! Jangan menolak. Ibu tau ini yang terbaik buat kamu. Kamu jangan membantah, lagian kamu pasti senang dengan perjodohan ini," kata Ibu pada, menyela ucapan Mentari.
Alvaro yang mendengar semua percakapan Dewi dan Mentari merasa tertusuk. Ia langsung pergi hingga tak jadi mengajak Mentari jalan bareng. Hidupnya sudah hancur sekarang. Sudah tidak ada harapan lagi dirinya bersama Mentari. Mentari sudah dijodohkan oleh orang lain.
****
Terpaku diam di tempatnya, Alvaro sudah pergi beberapa detik yang lalu. Mentari tak menyangka jika Alvaro mendengar percakapan mereka beberapa waktu yang lalu.
Queen datang menghampiri Mentari yang juga sedang syok. Queen tahu jika itu semua menyakitkan untuk dirinya.
****
Kelas 12 IPA 1.
Pak Ahmad sudah membagikan semua soal matematika untuk ulangan harian yang dilaksanakan setiap akhir bulan dan juga sebagai latihan untuk menghadapi ujian Nasional yang akan dilaksanakan satu bulan lagi.
Mentari hanya melihat soal yang diberikan. Ia tidak ingin melihat ataupun mengerjakan soal ulangan itu. Pikirannya begitu kosong hingga tidak tahu harus menulis apa.
Sesekali Queen menoleh kebelakang untuk mengecek Mentari yang terpaku diam memandang soalnya yang belum ia jamah sama sekali.
"Tar, ayo kerjain. Waktunya bentar lagi buat dikumpul!" setengah berbisik, Queen mengatakan itu pada Mentari. Mentari mengangguk pelan. Mulai mengerjakan soalnya.
****
Queen sedang rapat OSIS, tinggal Mentari yang hanya duduk sendirian di kelas. Ia sudah tahu jika Alvaro menjauhinya selama ini karena ia tahu kalo dirinya sudah dijodohkan.
"Aaaa gue bego banget!" Mentari mengacak-acak rambutnya hingga berantakan.
Citra yang masuk ke kelas datang menghampiri Mentari.
"Lo sehat Tar? "
𝗕𝗘𝗦𝗔𝗠𝗕𝗨𝗡𝗚...
Terimakasih udah baca kisahnya
See you 😚
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAR [END]
Teen FictionSEBELUM BACA ADA BAIKNYA FOLLOW DULU YAH. A cerita by Ahmad Fitrah Sinopsis : Lahir dari keluarga miskin tidak menjadi penghalang bagi seseorang untuk berprestasi. Begitupun juga dengan Mentari, seorang siswa SMA Nusantara, cantik dan berprestasi...