HAPPY READING.
SMA GALAKSI.
baru saja sampai di sekolah. Altar langsung diserbu oleh teman-teman nya. Tentu mereka sangat kewalahan untuk menanggapi mereka satu-satu apalagi mereka yang khawatir dengan kondisi Altar.
"Kalian gimana? Sehat?"
"Syukurlah kalian nggak kenapa-napa."
"Alhamdulillah kalian kembali lagi."
"Selamat datang kembali Altar SMA Galaski!"
Seperti itulah tanggapan mereka saat melihat Alvaro dan Mentari yang baru saja datang dan di serbu seperti artis yang memiliki banyak penggemar.
Queen yang baru datang disusul Marcel hanya tersenyum sinis kepada mereka berdua. Tampaknya pengaruh mereka sangat penting di SMA Galaski."Kalian dipanggil ke ruangan bu Rani sekarang!" kata salah satu siswa yang termasuk anggota Alvaro di OSIS.
"Oke thanks info nya, ayo Tar!" Alvaro mengenggam tangan Mentari, disusul para siswa yang berada du belakang mereka. Tentu itu menjadi pusat perhatian dari seluruh sekolah.
****
Di ruangan guru tak jauh berbeda apalagi tadi semuanya tampak menggosip Altar yang baru datang ke kantor.
"Langsung masuk aja ke ruangan bu Rani," kata pak Dian. Altar hanya mengangguk lalu berjalan beriringan seperti pengantin baru. Hawa atmosfer di ruangan bu Rani sangat dingin lebih dingin dari kutub utara.
Hanya lirikan mata mereka paham dengan bahaya isyarat Bu Rani untuk menyuruhnya duduk. Setelah berdiam beberapa saat tak ada yang memulai pembicaraan.
"Sebenarnya kalian ini kenapa? Apa yang terjadi dengan kalian? Coba cerita dengan ibu." Bu Rani menatap Alvaro dan Mentari dengan tatapan serius.
"Sebenarnya waktu itu ... Hujan bu kita nggak tau harus berteduh di mana, aku lihat ada rumah tua jadi aku dan Mentari akhirnya neduh di sana, eh tapi pas kita mau pulang tiba-tiba kaki kita diseret bu hingga pingsan."
Sekarang Mentari yang mau melanjutkan penjelasannya.
"Nah terus bu aku udah bangun, tapi Alvaro belum. Aku bangunan Al bu biar bisa bangun untuk kabur dari sana. Tapi pas itu aku denger ada suara langkah kaki dan suara langkah kaki itu berhenti di depan kamu bu, lantas aku dan Al pura-pura pingsan lagi, hingga aku denger dia bilang mau bunuh kita. Entahlah itu benar atau nggak."
"Oke cukup, sepertinya kalian waspada ada aja. Sepertinya ada yang nggak suka sama kalian. Untuk itu kalian harus menjaga satu sama lain agar nggak ada kejadian begini yang terulang lagi," kata bu Rani dengan wajahnya yang masih menegang, seriuss.
"Baiklah, bel kayaknya udah berbunyi silahkan kalian sudah boleh keluar dan masuk ke kelas masing-masing." kata bu Rani mempersilahkan Altar untuk segera keluar.
"Makasih bu," jawab mereka serempak. Mereka langsung keluar tak lama setelah bu Rani menyuruh mereka.
****
Di kelas Mentari hanya memikirkan bagaimana caranya untuk balikan kembali dengan Queen yang dulu. Ia benar-benar rindu dengan Queen. Dimana Queen yang selalu mengajaknya bicara di kelas walaupun Mentari banyak teman sih.
"Queen lo cari gue nggak pas gue ngilang?" Mentari berharap jika Queen benar-benar mencarinya pas ngilang.
"Hah? Cari lo? Ngarep banget sih, gue nggak pernah nyarih loh yah, malah gue berdo'a biar lo hilang selamanya," sarkas Queen tak menoleh sedikitpun pada Mentari.
"Queen kalo punya mulut dijaga dong, tolol banget kek nggak punya atitude," balas Kiara teman Mentari, duduk tepat dibelakang Mentari.
"Mau-mau gue lah, urusan lo apa anjing!" balas Queen, ia tak mau ada yang mengata-ngatainya seperti itu.
"Udah-udah, jangan berdebat." Mentari berusaha melerai mereka berdua. Kiara mendekati Mentari.
"Tari, kalo lo nggak punya temen sama gue dan yang lain kok nerima lo apa adanya," tawar Kiara. Ia berusaha agar Mentari tak tersinggung dengan omongan Queen yang tidak bisa difilter sama sekali.
Mentari tertawa garing mendengar nya, "Nggak apa-apa, makasih yah." Kiara hanya membalas mentari dengan usapan jari lalu kembali ke tempat duduknya.
****
WELCOME TO BANDARA SOETTA.
Bandara soetta adalah bandara tersibuk di dunia. Tentu menjadikan bandara ini tidak pernah sepi oleh apapun itu. Bahkan baru-baru ini seorang perempuan baru saja turun dari pesawat Garuda airlines dengan nomor penerbangan 333.
"Udah lama banget nggak datang ke Indonesia," perempuan itu melihat seisi bandara lalu keluar dari pintu A. Menunggu mobil menjemput nya.
Namanya AURELIA NANDITA QAILA. sepupu Alvaro dan Marcel. Dirinya tinggal di Inggris. Harus kembali ke Indonesia. Namun karena itu ia akan bersekolah di SMA Galaski tentunya.
****
Sepulang sekolah Alvaro langsung pulang tak ingin kemana-mana, setelah ayahnya menelpon karena sepupunya datang dari Inggris.
"Al nya mana om?" Aurelia atau bisa dipanggil Aurel bertanya dengan om nya. Yoga pramana.
"Tunggu sebentar, Al udah dalam perjalanan. Kalo Marcel kamu tahu sendiri kan dia itu nggak tinggal lagi di sini," kata Yoga lalu duduk di kursi bersama Aurel.
"Ouh iya Aurel kamu tumben datang ke Indonesia?" tanya Yoga.
"Em—"
"Assalamu'alaikum."
"Waalaikumsalam," jawab Yoga dan Aurel serempak saat melihat Alvaro baru saja masuk ke dalam rumah. Alvaro tak lupa mencium tangan ayahnya dulu kemudian memeluk sepupunya.
"Woow sepupu aku makin gede aja," puji Alvaro melihat Aurel yang makin putih dan juga cantik.
"Apanya yang gede?" tanya Aurel mendelik melihat Alvaro dengan tatapan tajam.
"Maksud kamu apa? Kan aku bilang kamu makin gede, wah pikiran kamu pasti udah terkontaminasi nih," Sekarang Aurel tak berkutik lagi. Yoga yang melihatnya hanya tersenyum getir meninggalkan mereka.
"Dih di mana mana tuh cowok yang mesum, bukan cewek anjirr," umpat nya dengan bahasa Toxic. Alvaro hanya terkekeh melihat Aurel.
"Yaudah ah gue ke kamar dulu mau ganti baju. Lo di sini aja jangan kemana-mana!" peringat nya.
"Iya-iya ih berisik amat kek suara desahan anjirr," waduh parah banget nih Aurel coo. Nggak tertolol dia.
****
"Tari ayo makan dulu kamu belum makan daritadi," Dewi menyodorkan piring kepada Mentari. Mentari masih terdiam.
Hah? Cari lo? Ngarep banget sih, gue nggak pernah nyarih loh yah, malah gue berdo'a biar lo hilang selamanya.
Ucapan Queen tadi terus menerus terulang di pikirannya. Ia tak menyangka jika orang yang ia anggap sahabat bisa berkata se menyakitkan itu. Itu seperti pisau yang menusuk namun tak berdarah namun bekasnya terus ada hingga tak akan hilang.
"Gue nggak nyangka lo bisa bilang begitu dengan entengnya Queen, gue kecewa sama lo!" Mentari menarik kursi mundur kebelakang lalu berlari pergi. Dewi yang melihatnya heran hingga tidak tahu harus berbuat apa.
****
Alvaro sean Samudera
Mulai besok lo jangan dekat-dekat gue lagi, paham!Mentari yang membaca pesan dari nomor Alvaro langsung terkejut. Entah kenapa Alvaro bisa mengirimkan pesan seperti itu.
Mentari Tri Utami
Kenapa emangnya? Aku salah apa
Mentari Tri Utami
Maaf kalo aku selalu ngerepotin kamu.Alvaro sean Samudera
Bacot anjing 🖕🏻𝗕𝗘𝗥𝗦𝗔𝗠𝗕𝗨𝗡𝗚...
Hmm ada yang kaget nggak kok Alvaro bisa begitu? Yuk ungkap apa yang terjadi selanjutnya
Yaudah see you 😍
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAR [END]
Roman pour AdolescentsSEBELUM BACA ADA BAIKNYA FOLLOW DULU YAH. A cerita by Ahmad Fitrah Sinopsis : Lahir dari keluarga miskin tidak menjadi penghalang bagi seseorang untuk berprestasi. Begitupun juga dengan Mentari, seorang siswa SMA Nusantara, cantik dan berprestasi...