𝗕𝗔𝗕 𝟱𝟲. PERGANTIAN KETOS

3 1 0
                                    

HAPPY READING.

Pip...

Hari ini, Alvaro tidak sempat menjemput Mentari, begitupun dengan Queen maka ia hari ini dijemput oleh Marcel. Tentu atas persetujuan dari Queen, mana berani Marcel menjemput Mentari jika bukan Queen yang setuju.

Mentari berlari ke arah mobil yang baru Mentari lihat. Ia langsung masuk tanpa berbicara apapun dengan Marcel. Ia tahu batasan karena Marcel adalah pacar sahabatnya.

Mobil langsung berjalan, melewati jalanan yang biasa mereka lewati ke sekolah. SMA Galaski. Ouh iya SMA Galaski akan mengadakan pemilihan ketua OSIS satu minggu setelah ujian selesai.

Mentari yang juga sebagai warga sekolah akan memilih ketos selanjutnya. Ia berharap jika ketos yang terpilih akan mengembangkan sekolah menjadi lebih baik.

***"

SELAMAT DATANG DI SMA GALASKI.

Kata selamat datang tertulis di gapura sekolah. Mobil Marcel mulai masuk ke dalam. Dari parkiran. Mentari bisa melihat tenda terowongan sudah terpasang tempat dimana mereka akan melakukan pemilihan ketos.

Tentunya itu akan menarik antusiasme penduduk sekolah. Hari ini Mentari hanya sendiri. Tidak ada Queen karena dirinya yang menjadi panitia pemilihan ketua OSIS.

"Gue duluan yah Tar," Mentari hanya mengangguk kecil. Melihat Marcel sudah masuk ke dalam koridor sekolah. Mentari ingin menemui Alvaro namun dihalang oleh seseorang.

"Hai kak Mentari," sapa seorang perempuan menghampiri nya.

Mentari menyapa nya balik. "Hai juga, kenapa yah?" Mentari ingin tahu maksud dia menyapa dirinya.

"Kak saya Qonita Aikido, calon ketua OSIS no urut 3, saya ingin kakak memilh saya sebagai ketua OSIS," tawarnya dengan begitu periang. Mentari langsung menyetujuinya.

"Oke saya akan pilih kamu, kamu memiliki mental yang baik, kamu hebat!" puji Mentari. Ia bangga dengan Qonita.

"Terimakasih kak, saya permisi dulu."

Qonita langsung pergi, setelah itu Mentari menghampiri Queen dan juga Alvaro.

"Hai Al," sapa Mentari melihat Alvaro yang sedang sibuk.

Alvaro meletakkan pulpennya kemudian menatap Mentari sekilas. "Ada apa?" sahutnya terdengar dingin. Namun Mentari masih tersenyum kepada-Nya.

"Kamu sibuk nggak?" tanyanya. Pertanyaan yang seharusnya tidak perlu Mentari tanyakan. "Seperti yang kamu lihat sekarang aja," balas Alvaro. Alvaro sebenarnya tidak sibuk namun ia enggan bertemu dan mengobrol dengan Mentari.

Mentari merasa Alvaro memang sibuk, ia langsung pergi ke kelas. Sejak tadi ia tidak melihat Queen. Setelah kepergian Mentari barulah Alvaro berani memandang Mentari walaupun dari kejauhan. Ia harus jauh-jauh dengan Mentari sekarang karena dirinya akan dijodohkan.

****

Pemilihan ketua OSIS sudah berlangsung. Sudah tiga ratus sudah memberikan hak suara. Alvaro dan Queen menatap para pemilih dan juga mengawasi jalannya pemilihan. Agar tidak terjadi kecurangan.

Mentari sudah memberikan hak suaranya, ia mencuri-curi pandang saat Alvaro ada di dekatnya. Hingga ia ditegur.

"Ayo cepat jangan lambat, itu di belakang udah nongol," kata Alvaro saat menegur Mentari hingga baru tersadar.

****

12.09 wib

Para panitia sedang menghitung jumlah suara masing-masing paslon. Semua orang juga sudah tidak sabar untuk menunggu keputusannya.

Jumlah penghitungan suara
01. Teguh prakarsa
150 orang
02. Elbarra Alkana Sadayana
340 orang
03. Qonita Aikido
120 orang

Semuanya bertepuk tangan saat pemungutan suara sudah final dan hasilnya sudah terlihat. Elbarra tidak menyangka jika dirinya yang bakal terpilih. Ia sujud syukur untuk setelah ia berhasil memperoleh hasil suara yang tinggi.

****

Sekolah mulai tampak sepi, hanya segerombolan anggota OSIS aja yang masih berada di sekolah. Alvaro tetap berada di sekolah. Mentari tidak ingin pulang jika bukan Alvaro yang mengantarkan nya pulang.

"Kenapa kamu masih di sini, Queen sudah pulang dari tadi?" Alvaro tak sengaja mendekati Mentari yang sedang duduk di bawah pohon.

"Gue nunggu lo, gue mau lo yang ngantar gue pulang," ucap Mentari. "Nggak bisa, gue di sekolah samping sore, lo pulang aja. Gue suruh Marcel," Alvaro merogoh saku celananya, berniat menelpon Marcel.

"Nggak perlu," Mentari mengalihkan pandangannya.

"Oke kalo kamu kekeh, aku akan nganter kamu pulang sekarang," setelah berkata Alvaro langsung berjalan ke parkiran. Ada senyuman yang terukir dari balik bibir Mentari. Ia berhasil untuk kembali dekat dengan Alvaro.

****

Di perjalanan di mana hanya mereka berdua yang ada di jalanan, Mentari ingin berkata kenapa dirinya seperti itu.

"Lo kita kemana?" Mentari heran saat arah motor Alvaro berlainan arah dengan arah pulang rumahnya.

"Kita mau ke suatu tempat, gue mau mau ngomong sesuatu tentang hubungan kita."

Deg...

Pikiran Mentari Traveling sekarang.

Apakah Alvaro akan mutusin gue dan menyudahi hubungan kita?

𝗕𝗘𝗥𝗦𝗔𝗠𝗕𝗨𝗡𝗚...

terimakasih banyak buat para pembaca yang masih setia dengan ceritanya yang amburadul ini 🥲
Oke dikit lagi end request dong kalian mau happy atau sad?
See you😚

ALTAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang