rumah

266 47 1
                                    







Happy reading














Kai akhirnya sampai dikediaman nara, Kai menggendong nara dan menduduki nya di kursi roda setelah itu membantu membawakan tas nara, ibu Camilla mendorong kursi roda itu dan membuka pintu nya

Kai mengikuti ibu Camilla dan masuk kedalam rumah nara

"nak kaivan, ibu boleh minta tolong antar nara ke kamarnya? ibu buatkan teh untuk kamu dulu"

"iya bu siap" ucap Kai, ia bersiap menggendong nara, nara yang melihat itu menahan bahu Kai

"aku bisa jalan sendiri"

Kai yang melihat itu menggelengkan kepalanya, ia tetap memaksa untuk menggendong nara, akhirnya nara pasrah saat Kai menggendongnya

Kai akhirnya sampai didepan kamar nara setelah nara menunjukkan kamarnya, kai masuk kedalam dan menaruh nara di kasur

ia melihat sekeliling kamar nara, beberapa boneka terpasang di rak, dinding kamar berwarna biru muda dan beberapa buku di meja belajar

ah- tiba-tiba ada sesuatu yang menarik perhatiannya, Kai berhenti meja belajar nara, disana ada beberapa foto, salah satunya foto nara waktu kecil, kai tertawa pelan melihatnya, nara yang melihat itu memajukan bibirnya

Kai melihat kearah nara dan mendapati ekspresi lucu nara, ia langsung tertawa melihatnya dan menunjukkan foto nara waktu kecil

"jangan lihat!"

melihat itu kai semakin mengeraskan tawa nya, melihat nara yang semakin memajukan bibirnya membuat ia meletakkan foto itu ditempat semula dan berjalan kearah nara yang duduk di M

"kamu lucu sekali waktu kecil"

Nara yang melihat itu memukul bahu kai berkali-kali hingga kai mengaduh

"kamu berbohong!"

Kai sontak menggeleng dan menahan senyumnya, melihat itu nara semakin kesal, kai akhirnya tertawa dan mencubit pipi nara gemas

"maaf, tapi kamu memang lucu sekali, aku tidak mungkin berbohong"

Nara hanya berdecak, tidak lupa mendaratkan cubitan diperut kai, nara menatap kearah kai yang juga sedang menatap kearahnya, nara menggerakkan tangannya

"terimakasih Kai"

"untuk apa?"

"karena sudah selalu membantu aku"

Kai tertawa pelan sebelum ia mulai menggerakkan tangannya

"semua orang juga akan melakukan itu untuk seseorang yang mereka sayangi kan?"

Nara yang melihat itu langsung memalingkan wajahnya supaya tidak bertemu dengan kai

Kai yang melihat itu hanya tersenyum kecut, melihat respon nara, ia mulai mengalihkan topik supaya nara merasa nyaman bersama nya

Kai menatap kearah nara, nara yang merasa dilihati akhirnya menoleh kearah kai, kai yang mendapati ekspresi heran dari nara akhirnya menggerakkan tangannya

"kamu cantik"

Nara yang melihat itu sebisa mungkin menutupi pipinya yang memerah

"aku cantik? aku laki-laki"

Kai mengusak rambut nara gemas

"memang kenapa? kamu memang cantik"

Nara hanya merespon pukulan pelan di bahu kai dan menggeleng heran dan memalingkan wajahnya

Kai menepuk pelan tangan Nara, nara langsung menoleh kearah kai, kai menggerakkan tangannya

"besok temanku mau berkunjung kesini? tidak masalah?"

Nara diam melihatnya, ia sedikit ragu mengiyakan

"kamu tenang aja, temanku baik, kalau dia jahat ke kamu, aku pukul dia"

Nara tersenyum dan akhirnya mengangguk dengan sedikit ragu, kai yang melihat itu mengusap rambut nara

"aku besok kesini siang ya, aku ingin lebih dulu bertemu kamu"

Saat ingin membalas, tiba-tiba pintu terbuka dan mendapati ibunya yang datang dengan membawa teh dan beberapa kue kering

Ibu Camilla berjalan kearah mereka berdua dan menaruh nampan nya di nakas sebelah tempat tidur nara

"Makasih bu, padahal kaivan ga perlu dibuatin minum" ucap kaivan yang dibalas gelengan dari ibu

"gapapa, ibu yang harusnya berterimakasih sama kaivan karena sudah mau antar kita pulang"

"oh iya bu, besok teman-teman Kai mau datang kesini untuk jenguk nara"

"oh iya?! nanti biar ibu buatkan makanan yang banyak buat kalian, nara ga pernah bawa teman kesini sih, jadi ibu senang deh kalau banyak yang dateng" ucap ibu antusias yang dibalas tawaan dari Kai

"besok biar kaivan bantu ibu ya?"

"ga usah, kaivan temani nara saja" ucap ibu sembari terkekeh pelan, nara yang melihat itu hanya menunjukkan ekspresi bingung dengan mulut yang mengunyah kue kering, berbeda dengan Kai yang tertawa


























hayoo belum pada tidur yaa?

udah dikit dulu saja, next chap baru banyak okie dokie :]

tinggalin jejak disini, jangan lupa vote dan coment!

Silent Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang