48

190 30 6
                                    





Happy reading











“papa!” anne yang sedari tadi hanya diam mulai membuka suara

“jangan kamu belain anak ini anne, saya lakukan ini untuk masa depan kaivan”

kai terdiam mendengar ucapan benjamin, ia mengepalkan tangannya, dengan segera ia berlari keluar rumah, meninggalkan rumah dengan keadaan hujan deras diluar

“KAIVAN, papa! papa kenapa seperti ini? tidak bisa biarkan kai menentukan masa depannya?!” bentak anne

“sudah cukup kita biarkan jovan memilih masa depannya sendiri untuk menjadi dokter, saya tidak ingin kaivan juga seperti itu”

anne yang terlanjur marah memilih pergi dan naik menuju kamar, bukan kamar miliknya dan benjamin, ia malah masuk kedalam kamar jovan

•••••

bodohnya kaivan, ia tidak membawa kendaraan, ia terlanjur kesal dengan ucapan benjamin, kai hanya berlari dibawah derasnya hujan, hanya bermodalkan alas kaki berupa sandal

satu-satunya tujuannya sekarang hanya rumah nara, ia sangat membutuhkan kekasihnya sekarang

•••••

nara sedang membantu ibu mengelap piring-piring, sedangkan ibunya mencuci piring

terdengar suara ketukan pintu, ibu menepuk tangan nara yang sontak nara menoleh kearah ibu

“diluar ada yang mengetuk pintu, bisa bukakan untuk ibu kak?”

nara mengangguk sambil tersenyum, setelah meletakkan piring ke rak, ia segera menuju pintu dan membukanya

betapa terkejutnya ia melihat kai berdiri didepan pintu dengan keadaan basah kuyup dan bibir yang pucat

nara meraup pipi kai yang sangat dingin, ia menatap khawatir kearah kai

“ada apa? kenapa kamu basah kuyup begini?”

tanpa sadar kai meneteskan air matanya dan mulai menunduk untuk menutupi bahwa ia sedang menangis

nara yang tau kekasihnya menangis langsung memeluknya tanpa peduli bajunya juga basah, ia mengelus punggung lebar kai seolah mengatakan bahwa kai boleh menangis dengan keras

nara perlahan melepaskan pelukannya saat dirasa kai mulai sedikit lebih tenang, nara mengelus pipi kai dengan lembut

“kita masuk ya? ganti pakaian supaya kamu tidak sakit”

nara menggandeng tangan kai dan menoleh kearah ibunya, ibu yang langsung mengerti hanya mengangguk dan tersenyum, nara segera membawa kai menuju kamarnya

nara menyerahkan baju miliknya yang kebesaran kepada kai untuk dipakai, kai mengambil baju tersebut dan menuju kamar mandi milik nara

tidak butuh waktu lama, kai sudah berganti pakaian, kai melihat nara sedang mengambil anduk kecil, nara melihat kai yang sudah berganti pakaian, ia tersenyum dan menyuruh kai untuk duduk dikasur

kai menurut, ia duduk dipinggiran kasur, nara berdiri dihadapan kai sambil membawa handuk kecil untuk mengeringkan rambutnya

dengan perlahan, nara mengeringkan rambut kai yang basah, sedangkan kai memeluk perut nara sambil memejamkan matanya

nara membiarkan kai merenung, walaupun ia cukup penasaran apa yang telah terjadi kepada kekasihnya, tapi ia tidak ingin memaksa kai untuk bercerita jika ia tidak ingin

kai terpejam menikmati usapan lembut yang nara diberikan, kai mendongak menatap wajah nara yang juga ikut menatap wajahnya

kai lagi lagi menitikkan airmata nya, nara dengan segera mengusap pipi kai yang basah karena airmata nya, nara membawa kai kedalam pelukannya dan mengusap punggung kai

nara akan menunggu kai untuk bercerita jika ia sudah siap, perlahan kai melepaskan pelukan nara dan menatap nara

perlahan kai menggerakan tangannya

"papa menyuruhku berkuliah di London"

nara masih diam, membiarkan kai menyelesaikan ceritanya

"aku menentang untuk berkuliah disana, aku tidak mau berkuliah disana, aku tidak mau meniggalkan teman-teman ku, aku tidak ingin... jauh dari kamu"

"membayangkan aku tanpa kamu, tidak bertemu dengan kamu, membuatku sangat takut, aku tidak bisa jika tidak bersama kamu" lanjut nya

nara mengusap pipi kai dengan lembut dan tersenyum, ia sedikit merapikan rambut kai yang berantakan

"jika kamu menentang permintaan papa untuk tidak berkuliah di London karena aku, aku akan sangat marah-

sebab aku tidak ingin menjadi penghalang masa depan kamu, aku sangat mencintai kamu"

"tapi ra, aku ga bisa kalau ga bersama kamu, rasanya sulit untuk tetap hidup jika tidak ada kamu" kai mengusap wajahnya kasar

nara meraup wajah kai dan menggelengkan kepalanya, seolah meyakinkan kai bahwa semuanya akan baik-baik saja

"aku akan menunggu kamu untuk kembali kemari, aku tidak akan pergi meninggalkan kamu, berapa lama pun aku akan setia menunggu kamu pulang"

Silent Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang