Mereka bertiga sudah sampai di sebuah tempat makan sederhana, siang ini Vino mengajak Amel dan Vandra makan di warung soto yang jaraknya lumayan dari rumah Vino, ini adalah warung soto yang biasanya ia kunjungi bersama keluarga, jaraknya memang lumayan jauh tetapi rasa sotonya sangat enak.
"Pak, kenapa kita harus makan di luar?"
"Saya pengen aja."
"Buang-buang uang lah Pak, saya kan bisa masakin dirumah Bapak."
Vino menggelengkan kepalanya heran, merebus air saja tidak bisa apalagi memasak "Rebus air aja kamu nggak bisa, gaya-gayaan mau masakin saya."
"Sebenernya tadi itu air nya udah mateng, cuma nggak sengaja pas mindahinnya jari saya kena, berarti itu di hitung bisa rebus air dong" ucap Amel menyombongkan diri.
"Yaudah deh terserah kamu."
Makanan mereka pun sudah tiba, lalu pelayan yang sudah akrab dengan Vino pun berkata "Ini pacar Mas Vino ya? Cantik sekali."
Amel yang sedang meminum es teh nya pun tersedak, Vino hanya tersenyum kecil dan membalas "Bukan Bang, dia mahasiswi saya."
"Ini pertama kalinya loh Mas Vino bawa cewek kesini" Kekehnya.
"Udah deh mending Bang Asep lanjut kerja aja, kasian tuh mahasiswi saya malu" balas Vino sambil menatap Amel, yang ditatap memalingkan wajahnya.
Pria yang di panggil 'Asep' oleh Vino pun pergi dari sana, Amel mengerutkan keningnya lalu ia berkata "Siapa juga yang malu."
"Itu pipi kamu sampai merah" balas Vino sambil menahan tawanya.
Amel buru-buru mengeluarkan handphone nya dan mengaca di sana, ia tidak melihat pipinya yang merah, pasti Vino sengaja mengerjainya, memang dasar Dosen ngeselin.
"Mana ada merah, Bapak bohongin saya ya."
"Lagian kamu percaya aja" ucap Vino tertawa sudah tidak bisa lagi menahan tawanya.
"Bang Ino nggak boleh jahilin Kak Amel lagi, kasian tahu!" Balas Vandra dengan wajah yang di buat marah.
Vino mendorong kepala Vandra pelan, yang seperti akan menyeruduknya "Mending kamu makan aja deh, jangan ikut-ikutan urusan orang dewasa."
"Bang Ino pikir aku masih TK apa? Udah SMP gini."
"Masih kecil."
"Udah dong, malah kalian yang ribut" lerai Amel.
Mereka pun melanjutkan makan nya dengan tenang dan damai.
Beberapa menit berlalu, mereka sudah selesai menghabiskan semua makanannya, Amel hendak berpamitan ke kamar mandi kepada Vino.
"Pak, saya mau ke kamar mandi dulu ya."
"Yaudah saya tunggu disini."
Belum sempat ia melangkahkan kakinya pergi, seseorang dengan sengaja menabraknya, sehingga minuman yang sedang orang itu bawa mengenai kemeja birunya, kemejanya lumayan tipis, Bra hitam nya menerawang membuat Amel reflek menutupi dengan tangan dan sesekali membersihkan bekas airnya, untung saja air dingin, kalau air panas bisa melepuh tubuh Amel.
"Aduh Mbak, hati-hati kalau jalan" ucap Amel.
Vino yang melihat langsung mendekati Amel, ia tak sengaja melihat reflek mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Kamu gapapa Mel?"
"Gapapa Pak, untung bukan air panas."
"Maafin saya, saya tidak sengaja" ucap seorang wanita yang ada didepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH CINTA AMEL
Teen Fictioncerita kelanjutan kisah cinta Amel, sebelum baca cerita ini, lebih baik baca cerita Duda keren suami idaman.