Setelah dokter itu memeriksa keadaan Amel, Vino mengantar Dokter itu keluar dan berbicara soal keadaan Amel sekarang.
"Tidak ada hal serius soal kondisi Amel sekarang, dia hanya terlalu kelelahan, tolong Pak Vino berbicara langsung kepada Amel, jangan terlalu banyak pikiran dan perbanyak istirahat yang cukup."
"Baik Dok, saya akan sampaikan pesan Dokter."
"Saya sudah memberikan obat dan vitamin untuk Amel, setelah ini minta Amel untuk meminum obat penurun panas ya Pak."
"Iya, terimakasih Dok."
"Kalau begitu saya permisi dulu."
Setelah memastikan Dokter itu keluar dari Apartemennya, Vino masuk kedalam dan mengambil semangkuk bubur yang telah ia buat tadi.
"Kamu makan dulu, setelah itu minum obat ini."
Amel merubah posisinya menjadi duduk, dengan wajah melasnya ia berkata "Saya masih lemas Pak, nggak bisa pegang sendok dan mangkuk ini."
Vino duduk di pinggiran kasur dekat Amel, lalu menyuapi Amel sedikit demi sedikit.
"Kamu kalau lemah, jangan maksa."
"Enak aja, saya nggak lemah ya!"
"Kamu kalau saya beri nasehat dengerin dong, jangan membalas kayak kamu ini."
"Bapak ngasih saya nasehat atau ngeledek saya?"
"Saya berbicara fakta."
"Maka nya dong, Pak Vino jangan memberikan tugas setiap kali Bapak mengajar di kelas saya dong!"
"Saya ini Dosen, kamu sebagai murid harus mengerjakan setiap tugas yang saya berikan, jangan banyak mengeluh."
"Yaudah iya, saya ngalah."
"Gitu dong, kamu ini sakit tapi masih aja bisa membantah" ucap Vino sambil menyuapkan bubur itu kedalam mulut Amel.
"Bapak duluan yang bikin saya kesal."
"Mending kamu habisin buburnya, terus minum obat dan istirahat lagi."
"Iya Pak, bawel amat kayak Mami saya."
"Oh iya, malam ini kamu bisa menginap di Apartemen saya kalau kamu mau."
"Saya mau pulang aja Pak, nanti Mami saya khawatir."
"Nanti kamu bisa telepon Mami kamu untuk minta izin, ini sudah sore Amel dan jarak apartemen saya dengan rumah kamu jauh loh, lebih baik kamu menginap semalam."
"Nanti Bapak tidur dimana?"
"Ada dua kamar disini, saya bisa tidur di kamar sebelah, atau kalau nggak saya pulang kerumah."
Amel sontak memegang lengan Vino "Saya nggak mau sendirian Pak, jangan tinggalin saya."
"Kamu takut ya" ucap Vino sambil terkekeh.
"Sedikit."
"Yaudah saya nggak akan pulang, ini minum obat kamu" balas Vino sembari memberikan obat.
"Makasih Pak."
"Kamu lanjut istirahat saja, saya mau bekerja di ruang tamu, kalau ada sesuatu yang kamu butuhkan langsung panggil saya."
Entah mengapa Amel menjadi sangat senang saat Vino memperhatikannya, apalagi tadi ketika Vino menjemputnya ia melihat wajah Vino yang begitu khawatir melihatnya sakit, apa ini yang dinamakan cinta?
Jam menunjukkan pukul 19.40 malam, Amel terbangun dari tidurnya, ia memutuskan untuk keluar dari kamar itu dan ia tidak melihat Vino di ruang tamu, Amel mulai merasa takut karena suasana di Apartemen ini sedikit menakutkan, Amel mencoba mencari Vino di dapur tapi tidak ada, lalu ia kembali lagi di ruang tengah, jangan-jangan Vino meninggalkan nya sendirian ketika ia tidur tadi, tega sekali Dosen nya ini, padahal jelas-jelas tadi ia sudah berkata tidak ingin sendirian, masa Vino Setega itu meninggalkannya. Kemudian Amel mencoba untuk memanggil namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH CINTA AMEL
Teen Fictioncerita kelanjutan kisah cinta Amel, sebelum baca cerita ini, lebih baik baca cerita Duda keren suami idaman.