Beberapa menit kemudian, Vino keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk untuk menutupi bagian bawahnya, bagian atasnya tidak memakai apapun, melihatkan badan kekar dan sixpack milik Vino. Amel yang sedang asyik bermain ponselnya reflek langsung menatap Pak Vino, matanya menyusuri atas hingga bawah, ia menelan ludahnya. Matanya tidak bisa berkedip seperti matanya tidak mau menyia-nyiakan moment ini.
Vino berjalan mendekat dengan handuk yang ia genggam untuk mengeringkan rambut nya, lalu ia berkata "kamu mandi dulu sana, setelah itu istirahat."
Tampaknya Amel tidak mendengar ucapan Vino, cewek itu masih saja menikmati pemandangan yang ada didepannya itu. Vino yang sadar tersenyum usil, pria itu mendekat, lalu sampailah di hadapan Amel, reflek Amel mundur untuk menghindari tatapan Vino, cewek itu langsung tersadar. Vino membungkukkan badannya menyamakan tingginya.
"Kenapa kamu ngeliatin saya begitu?"
"H-hhah? Enggak Pak" jantung Amel kembali berdetak kencang, seperti kejadian tadi pagi. Ada apa dengannya?
"Kamu terpesona dengan tubuh atletis saya?"
"H-hah, p-pede banget Pak Vino!" balasnya sambil memalingkan wajahnya ke arah lain.
Pria itu tak tinggal diam, Vino semakin mendekatkan dirinya kepada Amel, lalu Vino menangkup kedua pipi Amel dan memposisikan wajahnya menatap wajah Vino.
"B-bbapak mau ngapain?"
"Saya mau memastikan."
"Hah, memastikan apa?"
"Memastikan saya kepedean atau kamu memang terpesona sama saya."
"ihh udah deh Pak, jangan goda saya!"
"Pipi kamu merah banget, kamu lagi berpikiran mesum ya?"
"Apasih Pak! Udah ah saya mau mandi" balasnya lalu ia beranjak dari tempat tidur, lalu berjalan cepat menuju kamar mandi.
Vino tersenyum melihat tingkah lucu Amel.
Beberapa saat kemudian, Amel keluar dari kamar mandi ia sudah memakai piyama untuk bersiap tidur. Amel melihat Vino yang sudah tertidur di atas ranjang, Amel berjalan menuju meja rias, rutinitasnya sebelum tidur di malam hari, ia harus memakai skincare terlebih dahulu. Setelah dirasa cukup, Amel berjalan menuju tempat tidur, cewek itu memandangi wajah Vino yang tengah tertidur, dan baru setelah itu Amel mengambil bantal yang berada di samping Vino, ia ingin beranjak dari sana, tetapi tangannya lebih cepat di cekal oleh Vino. Membuat ia langsung terduduk di atas kasur. Mengingat tenaganya yang ringan dan tenaga Vino yang sangat besar, jadilah Amel tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya.
"E-eeh kenapa Pak, saya membangunkan Bapak ya?"
"Saya yang harusnya bertanya, kenapa kamu menatap saya? Kamu menatap saya kurang lebih 2 sampai 3 menitan."
"Bapak pura-pura tidur?? Ihh usil banget sih!"
"Kamu sudah mulai menyukai saya?"
"Mulai lagi deh pedenya."
Vino terkekeh, lalu bertanya "itu kenapa kamu bawa bantal, kamu mau kemana?"
"Saya mau tidur di sofa."
"Kamu ga mau tidur sama saya?"
"Bukannya ga mau Pak, ga mungkin kita tidur berdua, apalagi kita tidak memiliki hubungan suami-istri, takut menimbulkan kesalahpahaman."
"Oh berarti, kalau kita suami-istri kamu mau tidur sama saya?"
"Ih apaan sih Bapak ini, udah ah saya mau tidur, capek."
"Kamu ga perlu tidur di sofa, saya yang bakal tidur disana" balas Vino, lalu ia mengambil bantalnya dan menuju sofa.
"Beneran gapapa Pak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH CINTA AMEL
Ficção Adolescentecerita kelanjutan kisah cinta Amel, sebelum baca cerita ini, lebih baik baca cerita Duda keren suami idaman.