Mereka sudah sampai di rumah Amel, Vino sudah menotis motor Adam yang terparkir di halaman rumah Amel, awalnya Vino ingin langsung ke kantor, tetapi melihat keberadaan Adam, Vino mengurungkan niatnya, pria itu ikut turun dari mobil dan berjalan di belakang Amel.
"Loh Pak, bukannya Bapak tadi bilang, mau ke kantor?"
"Saya lupa urusan kantor sudah di handle sekertaris saya."
"Terus Bapak ngapain masih disini?"
"Kamu nggak mau nawarin saya masuk kedalam?"
"Bapak nggak punya kerjaan lain apa?"
Tidak membalas, pria itu langsung nyelonong mendahului Amel
"Dih Bapak, main masuk aja!"
sebelum masuk kedalam rumah Amel, pria itu mengetuk pintu yang sudah terbuka lebar itu, disana ia melihat Tante Ana dan Adam sedang mengobrol, Vino tampak tidak senang melihat dua orang itu mengobrol.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" ucap dua orang itu bersamaan.
"Yaampun Amel, kamu kemana aja sih" Ucap Mami panik, ia memeluk tubuh putrinya dengan lembut.
"Maaf Mi, Amel kemarin udah ngabarin Abang loh, emaang Bang Raka nggak kasih tahu Mami?"
"Enggak, Abang kamu cuma bilang jangan khawatir Amel baik-baik aja."
"Kebiasaan ya Abang!" Ucap Amel sambil mengerucutkan bibirnya.
"Lain kali kalau mau pergi pas lagi sakit, langsung kabarin gue ya Amel, biar gue bisa sampaikan ke Tante Ana. Kasian loh tante khawatir nungguin lo pulang" Kata Kak Adam dengan wajah khawatir.
"Iya Kak, maaf ya udah bikin kalian khawatir."
"Sepertinya Amel tidak perlu memberikan kabar ke kamu setiap kali Amel pergi, karena kamu bukan Ayahnya" balas Vino tiba-tiba, membuat Amel melotot ke arahnya, tetapi Vino tidak menggubrisnya.
"Saya tidak bilang saya Ayah Amel, Amel sangat penting bagi saya, jika terjadi sesuatu kepada Amel, saya tidak akan memaafkan diri saya sendiri."
Suasana dingin menyelimuti seluruh ruangan itu, Vino dan Adam seperti berperang dingin, menatap dengan tatapan kesal dan tak mau kalah.
"Saya rasa, kamu tidak ada hubungan spesial dengan Amel, lagian Amel aman di Apartemen saya kemarin, saya juga merawat Amel dengan sangat baik" balas Vino.
Vino mendapatkan reaksi yang berbeda-beda, Tante Ana tersenyum senang, Amel memasang wajah tidak suka, dan Vino bisa melihat ekspresi Adam yang berubah menjadi marah, ia cukup puas karena sudah mengatakan apa yang ingin ia katakan.
"Amel? Kenapa lo nggak ngasih tahu gue? Gue bakal siap jemput lo jam berapapun itu" Tanya Adam kepada Amel.
"Maaf Kak, gue nggak bisa natap layar hp lama-lama untuk telfon lo, gue juga nggak mau ngerepotin lo Kak."
"Dengar kan? Kamu tidak sepenting itu buat Amel."
"Pak Vino udah!" Lerai Amel, sebelum Vino berbicara lebih dan membuat suasana jadi tambah tidak enak.
"Bapak juga harus ingat, kalau Pak Vino baru saja mengenal Amel dan posisi Bapak saat ini hanya Dosen, saya lebih mengenal Amel dari siapapun."
"Udah dong, kalian kenapa jadi seperti merebutkan Amel sih?" Lerai Tante Ana.
"Maaf Tante" balas Adam.
"Vino, Tante berterimakasih karena kamu sudah menjaga Amel."
"Tidak masalah Tante."
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH CINTA AMEL
Novela Juvenilcerita kelanjutan kisah cinta Amel, sebelum baca cerita ini, lebih baik baca cerita Duda keren suami idaman.