*happy reading*
.
.
.
.
.
.Gibran yang dari toilet sekolah yang hendak keluar
Bruk (tabrakan nupun tak jauh hanya bersentuhan pundak)
"Lo punya mata gak sih" ucap seorang itu
"Yang lo lihat" Gibran
"Upsss ada mantan ketua basket nih" ucap Dimas
"Maksud looo" ucap Gibran
"Mantan ketua basket bisa apa sih sekarang. Kan dia udah mundur" Dimas
Gibran ingin sekarang menonjok wajahnya itu. Tangan Gibran sudah mengepal namun Gibran harus sabar. Kalsu sama Dimas Gibran sama sekali tidak bisa diam.
Dia Dimas musuh Gibran di sekolah ini, Dimas dan 1 temen nya itu memakai seragam basket tanpa lengan.
Semua siswa sudah pulang hanya yang ada aktivitas yang ada disana. Untuk Gibran dia menjalankan les olimpiade
"Sabar dim. Dia lagi emosi nih seperti nya" Udin teman Dimas
Gibran hanya diam
"Sekarang kan dia mau jadi kutu buku jhahah" ejek Udin
"Bener juga kata loo Din. Btw thanks nya loo mundur gua jadi ketua sekarang" ucap Dimas sambil memperlihatkan bet yang ada ditangannya
"Ohhhh jadi gitu. Btw gua mau lihat tim basket sekolah ini kalau dipegang elo masih juara gak ya. Atau malah gak masuk final" ucap Gibran membuat Dimas geram
"Looooo...."
"Gak usah melotot tuh mata. Ambil tuh jabatan. Gua harap sih Lo gak malu-maluin sekolah aja untung" ucap Gibran dan keluar dari toilet
Dimas yang masih kesal dengan Gibran.
Dibalik satu pintu terdapat Rakha disana dari tadi dia mendengar pembicaraan mereka.
Rakha langsung keluar dari toilet mengejar Gibran
"GIB GIBRANN" Rakha berhasil menyusul Gibran
"Apa sih" menggempas tangan Rakha dari tangannya
"Gib loo jujur sama gua. Lo mundur dari basket. Kenapa Gib bukankah itu yang lo sukai"
"Lo tau dari mana?"
"Gak penting gua tau dari mana. Gua mau loo ikut basket kembali. Lo jangan kubur mimpi elo"
"Jhahhah (Gibran tertawa tipis) lo mau gua masuk ke basket lagi. Agar Lo jadi anak kesayangan mereka selalukan" ucap Gibran
"Looo munafik sumpah" ucap Gibran lalu pergi
"Bukan itu Gibran" Rakha menegangi tangan Gibran. Namun sekali lagi Gibran menghempaskan nya
"Gua cuma mau loo lakuin yang loo suka......" Rakha yang belum menyelesaikan bicaranya
"Hee denger ya bang. Ini keinginan papa gua keluar dari tim basket. Loo puas kan" ucapan Gibran membuat Rakha menggeleng kepala
"Gib dengerin gua dulu"
"Ogah gua. Gua tau kok loo kuatir kan jika kasih sayang papa bunda lebih sayang sama gua dari pada elo. Loo kuatirin itukan" ucap Gibran
"Bukan bukan itu. Dengerin gua"
"RAKHAAA GIBRANN" Al dan Kevin yang datang
Gibran menoleh keasal suara mereka mendekat Gibran langsung pergi dari lorong itu tanpa sepatah apapun
"Kenapa sih lo bisa berantem disekolah" Kevin
"Gua cuma mau dia melakukan yang dia mau" Rakha
"Lo udah tau kalau Gibran udah keluar dari basket" Al
"Kalian tau?" Rakha
Mereka menggangguk
"Baru aja. Dan kita mau bilang ke elo. Ternyata udah tau duluan" Kevin
"Kita tau lo pengen Gibran melakukan apapun yang dia sukai tanpa maksaan. Tapi lo juga harus tau Gibran melakukan ini pasti ada alasannya" Al menepuk pundak rakha
Rakha hanya terdiam disana. Dia sepertinya menyesal dan bersedih.
****
"Gib" Irsyad dan Soni yang sudah berpakaian seragam basket
"Napa?" Ujar Gibran yang ada dikelas untuk mengambil tasnya
Irsyad dan Soni yang datang duduk seperti mereka selesai latian
"Gak assik kalau gak ada elo" Soni
"Jadi malas latian" Irsyad
Gibran hanya tersenyum
"Kenapa lo tiba-tiba keluar sih Gib. Kalau gitu kita mau keluar juga" Irsyad
"Jangan gitu dong syad. Kalian harus tetep Disana mengawasi tuh di kadal" Gibran
"Ha. Siapa?" Irsyad
"Dimas" ucap Soni
"Si Soni aja tau masak lo gak tau" Gibran
"Kalian harus awasi dia. Sampai dia bikin onar gua yang akan maju" Gibran
"Gib lo akan balik lagi kan" Irsyad yang dari tadi membujuk Gibran
"Tidak tau" ucap Gibran
"Kita akan nunggu loo Gib" Soni
"Makasih ya gaes" Gibran
"Semoga semua yang lo lakukan berbuahkan hasil. Gak sia-sia" ucap Irsyad
"Gua harap begitu"
_____🌹🌹🌹_____
KAMU SEDANG MEMBACA
waktu tak sama [HIATUS]
Teen Fictionaku yang mempunyai sejuta cita-cita namun cita-cita itu pupus olehnya aku yang dihadapkan oleh kenyataan yang tak pernah aku inginkan disini aku berdiri sendiri walaupun banyak orang disampingku disini aku yang tertawa namun banyak menyimpan rahasi...