*happy reading*
.
.
.
.
."Rakha kamu harus makan banyak" Fatir
"Bunda suapin ya" Salma
"Tidak bun. Rakha bisa makan sendiri"
"Tidak ada penolakan" Salma
Gibran hanya memandangi keluarga itu. Rasa hati Gibran seperti terbakar, dia marah namun tidak bisa berbuat apapun
Gibran mau menambah lauk kembali
"Gibran jangan yang itu. Itu buat Abang" Salma karena Gibran mau mengambil lauk ayam tinggal satu
"Tidak apa-apa bund. Biar dimakan Gibran. Abang udah kenyang"
"Tidak bang. Abang harus nambah dari pagi Abang belum makan" Salma
Gibran hanya terdiam rasanya sakit bukan main. Salma saja tidak tau jika Gibran sudah makan apa belum
Gibran memurungkan niatnya untuk mengambil ayam itu dan mengakhiri makannya dia sudah tidak mood untuk makan
"Gibran kekamar dulu" Gibran hendak pergi
"Gibran" panggil Fatir
"Kenapa pa"
"Besok abangmu sekolah dia maksa untuk masuk. Pulang sekolah kamu harus membawanya kerumah sakit. Papa tunggu disana"
"Kenapa harus Gibran"
"Siapa lagi Gib?. Papa ada meting bunda kamu mau mengajukan izin panjang untuk menjaga Abang mu, Kamu mau main basket. Papa kira kamu udah berubah" ucapan Fatir membuat Gibran lebih sakit
"Oke kalau itu mau papa" Gibran
Fatir saja tidak tau jika Gibran sudah keluar dari basket. Gibran sudah berubah dia juga sudah belajar mati-matian
Namun apa yang dia dapat Fatir masih menganggap Gibran masih tetap sama
"Besok Gibran akan membawa bang Rakha dengan selamat tenang saja" Gibran langsung pergi dari ruangan itu
"Pa sebaiknya papa beri Gibran kebebasan" Rakha
"Gibran suka basket. Gibran tidak suka belajar. Gibran juga prestasi pa tidak harus akademik" ujar Rakha membela adeknya
"Bang papa lakukan itu juga demi masa depan kalian" Salma
Skip kamar Gibran
"Lagi dan lagi" setelah menutup pintunya
Gibran duduk dimeja belajarnya. Melihat piala itu yang masih terpajang disana
Biasanya Gibran mendapatkan piala akan dia langsung simpan dikoper. Karena papa nya tidak juga piala Gibran
Piala basket dan bulu tangkis yang berhubungan dengan olah raga
Gibran tersenyum tipis "lo belum dilihat sama dia, sabarnya" gumam Gibran dikamarnya.
Dia diam dikamarnya sambil ngerokok, dia tau keluarga nya ada dirumah dia tidak takut jika tiba-tiba ada yang masuk kekamarnya
Karena Tidak akan ada yang masuk semua sudah sibuk dengan Rakha.
Gibran melihat jam tangannya pukul 9 malam
"Papa sama bunda pasti udah santai. Gua kesana. Gua bawa ini dulu apa ya" Gibran membawa mendalinya itu
Dia mencari keluarga ya ada dihalaman belakang dipinggir kolam
"Papa. Bunda" Fatir dan Salma menoleh
"Kenapa Gib" Fatir
"Gibran mau nunjukin sesuatu"
"Apa" Salma
"Gibrann dapat......"
"Bund obat Rakha mana" Rakha yang tiba-tiba datang sebelum Gibran bicara
Gibran hanya menatap Rakha tajam
"Ya Allah bunda lupa sayang kamu belum minum obatnya. Yuk bunda antarin kekamar" Salma langsung meninggal Gibran
"Udah Gib kamu istirahat udah malam" Fatir yang berdiri
"Tapi pa Gibran mau nunjukin ini" dia menunjuk mendalinya namun Fatir sudah ada didepannya tanpa menoleh
"Udah besokkan bisa. Papa capek" Fatir sama sekali tidak menoleh
"Lagi lagi gagal. Anjingggggg" gumam Gibran
Jam menunjukan jam 2 malam
Seperti biasa Gibran akan mengambil obat itu. Gibran rasa hari ini dia tidak bisa tidur sama sekali
Pikirannya terlalu berisik, dan gelesahhh entah apa yang Gibran takuti yang membuat nya seperti ini, Gibran memukul pelan kepalanya
"Berisik banget sih elooo. Anjingggg"
Menatap obat itu sebentar dan meminum nya
"Jika ingatan gua udah terhapus sebagaian apa gua bisa mengingat nya kembali"
"Gua pernah merasakan pelukan bunda kapan nya"
"Kapan terakhir kalinya papa sebut namaku dengan lembut"
Gibran mencoba mengingat nya namun nihil tidak ada yang dia ingat sama sekali
Gibran tersenyum kembali
"Sepertinya aku bener-bener lupa atau emang tidak pernah diposisi Rakha"
"Apa gua bisa mengungkir kembali masa-masa indah bersama papa bunda"
Menatap piala kembali
"Lo percuma. Sepertinya mereka tidak akan melihatmu"
Ocehan Gibran beberapa kali dia merasa pusing dengan pikirannya sendiri dan akhirnya dia tertidur
____🌹🌹🌹____
Pembacanya semangat-semangatnya ya🫣
Seneng banget. Baca komen-komen kalian.
Vote dan komen nya jangan lupa 😋
KAMU SEDANG MEMBACA
waktu tak sama [HIATUS]
Teen Fictionaku yang mempunyai sejuta cita-cita namun cita-cita itu pupus olehnya aku yang dihadapkan oleh kenyataan yang tak pernah aku inginkan disini aku berdiri sendiri walaupun banyak orang disampingku disini aku yang tertawa namun banyak menyimpan rahasi...