54. terbangun 🌞

1.1K 125 20
                                    

*happy reading*
.
.
.
.
.
.

2 bulan setelah Gibran Operasi. Namun dia belum sadarkan diri

Tama menyatakan bahwa Gibran sudah tidak ada semangat untuk hidup kembali

"Bund kita makan dulu yuk" ujar Fatir

"Tapi Gibran belum makan pa" ujar Salma

Setiap hari Salma ada dirumah sakit menggenggam tangan Gibran dan mengelus rambut Gibran

"Bunda Gibran gak mau lo kalau Bunda sakit" Fatir

"Gibran bunda papa tinggal dulu ya tapi nanti bunda kesini lagi" Salma mencium kepala Gibran

Mereka berdua meninggalkan ruangan Gibran

Ada seseorang masuk bernampilan layaknya suster lelaki

Dia melihat Gibran terbaring menutup matanya

"Masih lama lo bangun?" Tanya orang tersebut dibalik maskernya

"Kalau lo gak bangun besok jam 10 gua terbang ke Korea"

"Gua harap lo bisa hentikan ayah gua"

"Lo bangun apa gua yang pergi"

Orang itu memberikan kalung dengan ada cicin disana O atau bulat

"Lo jaga biar lo tau kalau gua kesini"

Ceklek (suara pintu terbuka)

Dia langsung panik berlagak memeriksa Gibran.

"Gibran baik-baik saja kan" Rakha bertanya

Orang itu hanya mengangguk

"Dia cukup baik. Mungkin dia akan sadar" orang itu membuka suara

"Lo nyakin" Rakha yang masih menggunakan seragam sekolah

Orang itu menggangguk kembali

"Saya permisi dulu" ujar orang itu

Rakha hanya melihatnya sampai dia keluar dari ruangan Gibran

"Kenapa gua rasa sangat dekat dengannya. Tapi aku saja tidak tau dia siapa" gumam Rakha

Jam 2 malam Gibran menggerakkan tangannya Salma merasakan itu karena dia menggenggam tangan Gibran dari tadi sampai tertidur

"GIBRAN" teriak Salma membuat semua bangun

"Bun kenapa" Fatir terlihat panik

"Tangan Gibran bergerak pa" ujar Salma.

"Bunda nyakin" Rakha

"Nyakin bang. Cepet panggil dokter" ujar Salma langsung berlari.

Tama memeperiksa Gibran dan semua orang menunggu diluar dengan kuatir

waktu tak sama [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang