*Happy reading*
.
.
.
.
.
."Bang jangan lupa ya nanti pulang sekolah langsung ke rumah sakit" Fatir
"bawa mobil ya Biar Gibran yang nyetir" tambah Fatir
"Sekarang ganti profesi aku jadi supir" Gibran yang duduk di meja makan
"Gibran sampai abangmu sembuh kamu harus ada disampingnya jika ada apa-apa bagaimana dengannya" Salma yang menaroh nasi goreng itu dimeja makan
"Nah sekarang jadi Bodyguard. Bayar berapa nih" Gibran mengambil nasi goreng itu
"Masa sama abangnya itung-itungan" Fatir
"Iya-iya" Gibran sama sekali tidak suka ini. Gibran memakan nasi goreng itu. Rasanya begitu berbeda
"Siapa yang masak?" Tanya Gibran karena biasanya masakan mbok Yah (tukang masak) dia hafal
"Bunda yang masak Abang pengen nasi goreng katanya" Salma
"Ini serius masakan bunda" Salma menggangguk, Gibran langsung makan dengan Lahap
"Pelan-pelan Gib makannya" Rakha
"Gibrann rindu masakan bunda udah lama gak makan masakan bunda"
"Gibran makannya jangan banyak-banyak sisain buat Abang" Salma
"Masakin lagi bund" Gibran dengan mulut yang masih penuh
"Udangnya habis bunda gak bisa masak lagi" ujar Salma
Gibran langsung menghentikan makannya. Menatap Salma dengan tak percaya
"U-udang"
"Iya kan Abang minta nasi goreng campur udang kamu gak lihat tuh ada udangnya" Salma Gibran langsung melihat nasi goreng itu
Kenapa dia bisa ceroboh ini sangking senengnya dengan masakan bundanya dia sampai lupa dengan elergi
Sesaat Gibran mendadak sesak napas
"Gibran kenapa?" Fatir melihat Gibran bengong dengan mengatur napasnya
"Gib- Gibran kan gak-bisa ma-makan u-udang" mendengar perkataan Gibran membuat semua orang terkejut Fatir langsung berdiri menghampiri Gibran
"Gib keluarkan" Fatir namun Gibran menggeleng
"U-udah kete-pen"
"BIBI AMBILIN OBAT ELERGI" teriak Salma
"Maafin Bunda Gib. Bunda bener-bener lupaaa kalau kamu punya elergi"
"Uhukk-uhukkk" berbatuk sambil mengatur napasnya
"Minum obatnya dulu" Rakha memberikan obat yang dibawa oleh bibi itu
Salma membantu Gibran untuk minum obatnya. Gibran
Gibran masih mengatur napasnya sekarang badannya terdapat bintik merah walaupun tidak banyak namun terlihat karena Gibran berkulit putih
KAMU SEDANG MEMBACA
waktu tak sama [HIATUS]
Teen Fictionaku yang mempunyai sejuta cita-cita namun cita-cita itu pupus olehnya aku yang dihadapkan oleh kenyataan yang tak pernah aku inginkan disini aku berdiri sendiri walaupun banyak orang disampingku disini aku yang tertawa namun banyak menyimpan rahasi...