52. penemuan 🔍

995 123 20
                                    

*happy reading*
.
.
.
.
.
.

atir pulang kerumahnya langsung Masuk ke kamar Gibran

"Sepi banget kamarnya" ujar Fatir memasuki kamarnya dan menghidupkan lampu

Tidak ada foto sama sekali hanya foto Gibran dengan ketawanya di meja belajar nya

"Gib papa sadar papa gak pernah kekamar kamu ya sampai papa gak tau kamu tidak mau hiasan dikamar kamu" ujar Fatir

Fatir membuka laci satu persatu sontok dia kanget melihat klip berisi obat itu

"Gib kamu mengonsumsi ini sudah lama kah hiks....." Tiba-tiba air mata mengalir

Membuka kembali laci-laci Disana menemukan rokok dan korek. Fatir senduh melihat semua nya.

Terbayang perkataan Rakha

"INI SEMUA GARA-GARA KALIAN. JIKA SAJA KALIAN TIDAK MENUNTUT LEBIH DARI KITA GIBRAN GAK AKAN MELAKUKAN HAL SEBODOH INI"

"PAPA KAN UDAH BERJANJI JIKA RAKHA MENURUTI SEMUA KEMAUAN PAPA BUNDA, PAPA TIDAK AKAN MENUNTUT APAPUN KE GIBRAN. TAPI KENAPA MALAH PAPA MENGHANCURKAN SEMUANYA PA"

"RAKHA INGIN MELINDUNGI ADEK RAKHA. MALAH DIA MEMBENCIKU. SEMUA GARA-GARA KALIAN"

"BUNDA APA SUSAHNYA MEMBUAT KAN MAKANAN UNTUK GIBRAN. JIKA RAKHA TAU GIBRAN HANYA SETIAP HARI MAKAN MIE. RAKHS TIDAK AKAN MAU MAKAN MASAKAN BUNDA"

"AKHSHSHSB KENAPA KALIAN BEGITU KEJAMMM. GIBRAN GAK SALAH APAPUN" ujar Rakha setelah menonton vidio itu. Dia marah ke papa bundanya.

Mereka hanya mendengar nya

Fatir teringat berkata Rakha semua emang salah mereka

"Papa pikir tindakan papa bener biar kamu bisa jadi juara Gib. Papa gak mau kamu seperti papa. Tapi sepertinya papa terlalu jauh" Fatir memeluk foto Gibran

"Piala" ujar Fatir langsung menuju lemari baju Gibran dia membuka dan mencari koper

Fatir nyakin Gibran menyimpan piala itu di koper dan ditaruh di lemari

"Kok gak ada. Dimana semua piala Gibran" gumam Fatir

"Pak. Bapak pulang" mbok

"Mbok"

"Bapak nyari apa di lemari den Gibran. Apa mau ambil baju biar mbok aja yang siapin" ujar mbok

"Tidak mbok. Saya cari koper Gibran yang berisi piala-piala nya mbok tau ?"

"Bentar mbok periksa" mbok mencari di lemari juga

"Tidak mbok saya sudah mencari" ujar Fatir

Mbok berfikir "mbok ingat seperti nya pak"

"Mbok ingat apa"

"Mari ikut mbok"

Mereka menuju gudang

"Kenapa digudang mbok"

"2 minggu lalu den Gibran menaroh barang-barang yang katanya tidak penting. Mungkin piala itu juga ada disini pak"

"Cepet buka mbok" ujar Fatir mbok langsung membuka pintu itu

Mereka mencari kesana kemari dan bener Fatir menemukan koper itu

Fatit membukanya banyak piala. Piagam. Dan mendali disana

Melihat itu Fatir menangis

"Ini semua kerja keras Gibran tapi aku malah tidak menghargai nya" Fatir melihat satu persatu piala itu

Sampai menemukan piala juara 1 MTK. Melihat itu air matanya mengalir begitu deres

"Gibrannn. Maafin papa nak hiks....." Sambil memeluk piala itu

Disamping koper itu terdapat surat bertulisan

"Lo sama sekali tidak berguna tidak ada manfaatnya nya lebih baik lo terbuang dari pada lo berjuang namun tidak dihargai" tulisan tangan Gibran

Membaca itu Fatir menagis kembali

"Gibrannn maafin papa nak. Maafin papa hikss..."

"Pak ini semua den Gibran kumpulan untuk bapak dia selalu bertanya ke mbok apakah piala ini berguna untuk bunda dan papa"

"Berapa banyak lagi piala yang harus den Gibran kumpulan untuk bapak dan nyonya?" Tambahan mbok

"Dia sampai demam pak waktu ikut kompetisi terakhir nya. Katanya Gibran harus mendapatkan piala itu" mbok menunjuk piala yang ditangan Fatir (kompetisi MTK)

"Mbok saya bersalah saya jahat ke anak sendiri"

"Pak sebelum terlambat bapak harus sayangi den Gibran. Kita disini bantu doa biar den Gibran sembuh dan bisa kumpul kembali" ujar mbok

*Percepat*

Salma masuk keruangan Gibran dengan Rakha

"Hey anak bunda" sambil menangis memegangi tangan Gibran

"Gak mau bangun nanti bunda masakin hikss....."

"Dek katanya mau jadi atlet. Masak atlet baring gini sih" ujar Rakha dengan menahan tangisnya

Ceklek (suara pintu terbuka)

"Papa udah dateng gak mau ucapin salam ke papa" ujar Salma

Fatir menaroh piala dimeja dekat Gibran

"Hey anak papa. Pialanya bagus kok di taroh gudang sayang" sambil mengelus rambut Gibran

"Nanti kalau Gibran sehat kita rayain ulang tahunnya. Tapi Gibran harus bangun" tanpa disadari Fatir menangis

Tama datang untuk meriksa Gibran semua keluar dari ruangan

"Gib kapan bangun?" Tanya Tama

"Dok keadaan nya masih lemah. Dia harus segera dapat pendonor" suster

"Iya sus saya tau. Tapi kita gak bisa secepat itu mencari pendonor" Tama

"Tapi bagaimana jika keadaan nya semakin menurut" suster

"Kita serahkan semuanya ke tuhan sus"

"Aku masih menasaran siapa yang taroh penawar itu di mejaku" batin Tama

Dia sudah ngecek CCTV rumah sakit tapi dia tidak menemukan apapun.

_____ 🌹🌹🌹_____

Miminnya lagi sakit jadi segini dulu ya. Gak bisa ditambahin. Biasanya mimin tambahin

Mimin izin istirahat dulu ya. Belum tau kapan up.

waktu tak sama [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang