*happy reading*
.
.
.
.
."Gib. Gibran" Rakha yang baru saja sampai dikamar adeknya mengecek badan Gibran panas
Gibran menggigil. Badannya panas kaosnya yang sudah basah karena keringat nya
Fatir yang juga masuk. Memeriksa Gibran
Menepuk pelan pipi Gibran
"Panas pa" Rakha
"Papa telvon dokter dulu"
Rakha membuang tasnya dan mengompres Gibran.
"Gib jangan kayak gini. Gua sakit rasanya lihat loo kayak gini" ujar Rakha
Namun Gibran tidak sama sekali membuka matanya
"Bentar lagi dokter datang tenang saja" Fatir
Rakha menggangguk
Beberapa menit dokter itu datang memeriksa Gibran
"Bagaimana keadaan adek saya dok" Rakha
"Dia baik-baik saja. Kamu tenang saja. Dia hanya banyak pikiran. Jadi dia demam" uanr dokter itu
"Bukan karena racun kan dok" Rakha memastikan
"Tidak racunnya sudah keluar kok. Jadi ini bukan efek racun" ujar dokter kembali
"Tenang bang. Gibran gapapa kan kamu jangan terlalu kuatir" ujar Fatir
Rakha sudah malas dengan papanya
Setelah dokter itu pulang. Rakha menemui papanya diruang kerja
"Kenapa bang?" Tanya Fatir
"Papa pasti tau kan Gibran gak lolos?"
"Tau"
"Rakha hanya mohon biarkan Gibran bermain basket"
"Tidak bisa. Soalnya itu adalah sepakatnya"
"Pah andai saja Gibran tidak terkena duri itu Gibran pasti bisa keluar. Gibran udah di babak terakhir dan dia juga bisa menjawab nya pah" Rakha
"Dia menjawab 3 persoalan. Kamu 4 kan jadi dia belum bisa dibilang lolos" papahnya
"Pah ....."
"Keluar bang. Papah masih banyak pekerjaan"
Rakha tidak berani lagi berbicara. Dia langsung keluar dari kamarnya
Rakha memengangi kepalanya.
"Akhh pusing banget" ucap Rakha
______🌹🌹🌹______
Gibran hanya duduk terdiam diranjangnya. Entah pikirannya sekarang dimana
Dia mengingat Rakha waktu waktu bundanya ambil cuty dan papa nya pulang cepat. Tapi saat Gibran sakit kenapa mereka berdua tidak bisa meninggalkan pekerjaan nya
"Gibran" Rakha masuk ke kamar itu
"Udah makan?" Tanya Rakha Gibran hanya mengangguk
"Lagi mikirin apa ?" Rakha melihat adeknya yang merenung Gibran hanya menggeleng
Rakha mengecek tubuh Gibran
"Udah gak panas"
"Udah sehat bang"
"Cerita sama abang kalau ada masalah"
"Tidak Gibran hanya berfikir. Gibran ini anak mereka tidak?"
"Kenapa Gibran bicara seperti itu dek"
"Gibrab rasa Gibran seperti anak tiri"
"Gib Abang bisa jamin Gibran lahir dari kandungan bunda"
"Bagaimana mana Abang tau kan abang waktu itu masih kecil bisa dibilang umur 1 tahun" ujar Gibran membuat Rakha hanya diam
"Saat bang Rakha sakit bunda ambil cuty. Saat Gibran sakit bunda malah kerja jauh" ucapnya
Salma Sekarang ada dibandung karena ada syuting flim. Papa saja melihatnya tadi hanya memastikan Gibran sudah sehat.
Namun dia juga yang menyakiti hati Gibran
Flashback
"Bagaimana keadaan mu?" Fatir
"Cukup baik"
Fatir duduk disebelah Gibran
"Besok kamu sudah mulai les dengan abangmu"
"Pa kok tiba-tiba" Gibran
"Papa tidak tiba-tiba kan itu sudah dari dulu" Fatir
"Tapi pa Gibran harus latian basket"
"Basket kamu bilang. Kan papa udah bilang tinggalin basket. Lagi pula itu sepakatan kita kamu lupa"
"Pa jika Gibran tidak pingsan pasti Gibran lolos dari tempat itu"
"Ya siapa suruh kamu ceroboh"
"Pa Gibran udah sampai babak terakhir. Gibran juga bisa kan menyelesaikan tantangan dengan baik. Tapi kenapa papa masih belum izini"
Semua aktivitas Gibran didalam ruangan itu dipantau langsung oleh Fatir. Gibran diberi tau oleh Rakha
"Kamu lolos kamu bisa main basket tapi jika tidak lolos kamu berhenti bukannya itu yang papa ucapkan" Fatir
Gibran saja baru aja merasa enakan tapi kenapa papanya ini malah bikin pusing kepala
"Gib kok bengong" tanya Rakha
"Besok gua harus les. Padahal ada latian basket" ucapnya
"Tenanh nanti biar Abang yang ngatur" ucap Rakha
"Maksudnya"
"Kamu tetap bisa latian dan les"
"Oh jadi loo sepertinya udah sering melakukan itu ya" tanya Gibran Rakha hanya terdiam
"Sudah ketebak. Tapi kenapa mereka sampai sekarang belum taunya. Biasanyakan simpan bangke lama-lama baunya juga tercium" ujar Gibran
Gibran hanya sedikit kesal beberapa kali dia melihat Rakha berjalan sama Mala
Beberapa kali juga dia terkana marah
Oleh papanya. Terkena tampar oleh papanya karena Rakha"Maaf" ujar Rakha
"Maaf. Lo salah tapi lo diam aja pas gua dimarahin"
"Gua gua....."
"Udah lah lo pergi dari kamar gua. Lama-lama kesel gua"
_____🌹🌹🌹_____
Nih bonus untuk kalian
Komen dan vote nya ya 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
waktu tak sama [HIATUS]
Teen Fictionaku yang mempunyai sejuta cita-cita namun cita-cita itu pupus olehnya aku yang dihadapkan oleh kenyataan yang tak pernah aku inginkan disini aku berdiri sendiri walaupun banyak orang disampingku disini aku yang tertawa namun banyak menyimpan rahasi...