*happy reading*
.
.
.
.
.
.Fatir sudah sampai disana melihat bangunan tua dan gerbang tembok yang tinggi
Sempat kanget karena banyak pemuda disana namun dia tidak bertanya
"Kak teriak arah kesana" Miko menunjuk CCTV Fatir mengangguk
"TOMMY AKU SUDAH DATANG TOLONG BEBASIN ANAKKU" teriak Fatir
"Akhirnya lo datang juga"
"Masuk sekarang dan cuma elo doang"
"Lainnya gak boleh masuk" ujar Tommy
Beberapa menit pohon terbuka. Mereka melihatnya pohon disamping tembok itu
"Bangsat ternyata pintunya ada disana" Al.
"Kenapa gak kepikiran dari tadi" Alex
Mereka hendak masuk mengikuti Fatir namun setelah Fatir masuk pohon itu langsung tertutup
"Sekarang kita bagaimana mana" Dion namun tidak ada yang menjawab nya
"Gak gua kita ada disini tai" Dion yang marah
*Dalam ruangan*
Fatir melihat sekeliling dia seperti takut melihat Gibran sudah tergeletak disana
"Gib GIBRANNNN" teriak Fatir langsung berlari
Sebelum sampai Fatir dihadang oleh beberapa preman
"Tommy tolong lepasin anakku" Fatir melihat Tommy yang berdiri didepan Gibran
Gibran membuka matanya melihat papanya yang dipegangi oleh preman itu
"Ha apa ucap kan sekali lagi"
"Tommy tolong lemasin anakku"
"Jahhahahah kenapa kau sekarang memohon, kemana kamu dulu FATIRRRR"
"Jika kamu punya masalah denganku. Aku saja jangan anakku Tommy"
"Tidak bisa karena kamu sudah bunuh anakku jadi aku akan bunuh anakmu"
"Nyawa dibalas dengan nyawa" ujar Tommy
"Maksud mu aku tidak pernah membunuh anakmu" Fatir yang belum paham
"HEYYYYYY LOO GAK INGAT SAMA WAKTU DULU LO BATALIN KONTRAK SAMA GUA PAS ANAK GUA SAKIT ANJINGGGG. DAN GUA GAK BISA BAYAR OPERASI ANAK GUA KARENA LO TAU"
"gua sama sekali tidak tau"
"IYA KARENA LOO SIBUK DENGAN URUSAN LOO SENDIRI. GUA JUGA DULU MEMOHON DENGAN LO TAPI LO GAK MAU DENGERIN GUA KAN. KENAPA GUA SEKARANG HARUS DENGERIN ELO"
"Tapi gua mohon jangan siksa anak gua"
"SIKSA SEPERTI INI MAKSUD ELO"
BRUKKKK
"AKHHHH" Gibran menjerit kesakitan ketika pinggang nya ditindang oleh Tommy
KAMU SEDANG MEMBACA
waktu tak sama [HIATUS]
Teen Fictionaku yang mempunyai sejuta cita-cita namun cita-cita itu pupus olehnya aku yang dihadapkan oleh kenyataan yang tak pernah aku inginkan disini aku berdiri sendiri walaupun banyak orang disampingku disini aku yang tertawa namun banyak menyimpan rahasi...