DB. 16

3.8K 268 4
                                    

Vote wajib. 🌟
Komen semangat. 🔥
Tandai typo. ✏

•••••

Matahari kini sudah tergantikan oleh bulan dan para bintang. Fairley dengan piyama tupai nya sedang mencuci piring bekas ia dan bunda makan.

Bunda Leah yang membantu menyusun piring-piring yang sudah bersih tanpa sengaja netra nya menangkap kain kasa yang melilit rapi di lengan anak nya.

"Kenapa dengan lengan-mu fai? tadi pagi sepertinya baik-baik saja, kenapa sekarang malah di perban" Tanya bunda Leah bahkan memusatkan perhatikan sepenuh nya ke putri nya.

"Ini hanya luka kecil, bun–"

"Kalau cuma luka kecil ga perlu sampai di perban kan? bisa pakai plaster!" Bunda Leah memperhatikan ekspresi Fairley, "Dayrlen yang melakukan-nya?!" Menangkap ekspresi kaku putri nya membuat nya semangkin percaya.

"Bu-bukan! day tak ada hubungan nya dengan luka di lengan ku" Bicara Fairley berantakan, terlihat jelas sekali ia berbohong.

"Jujur Fairley" Tekan bunda Leah memaksa.

Melihat ekspresi menuntun bunda Leah Fairley tak memiliki cara lain selain berbicara jujur.

"Emang benar day yang melukai lengan-ku. Ta-tapi dia ga sengaja melakukan nya, dia hanya panik melihat ku dengan orang asing" Fairley cepat-cepat menyangkal jika luka di lengan nya bukan kesalahan kekasih nya.

Bunda Leah terdiam cukup lama sampai akhirnya ia menghela nafas dan tersenyum tipis yang tersirat ke-khawatirkan.

"Pergilah ke kamar-mu nak, ini sudah malam.. besok kamu sekolah" Fairley mengangguk dengan patuh masuk ke kamarnya.

•••••

Keesokan Harinya.

Seperti biasa Fairley sudah rapi dengan seragam dan atribut lengkap. Menata rambut nya agar terlihat imut dan cantik. Ia menyambar ransel ungu nya bersiap akan berangkat.

Ketika keluar dari kamar ia tak melihat siapa-siapa di meja makan hanya ada dua sandwich dan se-gelas susu original yang di tata rapi di meja.

Memilih untuk duduk dan menyantap dua sandwich tsb sampai tak tersisa hingga ia juga meneguk habis susu original nya, suara mobil terdengar di depan rumah nya.

Ia yang berpikir jika itu adalah Dayrlen dengan sigap membuka pintu untuk menghampiri pemuda tsb.. Tapi, ketika ia membuka pintu dan melihat bukan Dayrlen membuat nya langsung terdiam di depan pintu.

"Selamat pagi, fairley" Sapaan ceria yang terdengar hangat di layangkan oleh pria yang dua hari pernah ke-rumah nya.

"Pagi..." Balas nya terdengar ragu.

Pria itu tersenyum lembut memaklumi gadis muda di depan nya yang terlihat sedikit canggung dengan nya.

"Kamu mau berangkat ke sekolah?" Fairley mengangguk menjawab, "..Boleh ayah antar kamu ke sekolah?".

Fairley bingung sekarang. ia ingin menolak tapi melihat ekspresi berharap pria dewasa itu membuat nya tak tega, tapi ia juga canggung kalau hanya berdua dengan pria yang mengaku sebagai Ayah-nya.

Devil's BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang