DB. 02

7.1K 482 1
                                    

Budayakan Vote sebelum membaca.

Tiga hari berlalu begitu saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tiga hari berlalu begitu saja. Selama tiga hari Yang jian beradaptasi dengan lingkungan baru nya, untung nya sifat nya dengan Fairley itu sama membuat nya tidak perlu sulit untuk berubah sikap.

Ia juga mulai bisa menerima kenyataan kalau ia di beri kesempatan kedua untuk hidup, walaupun sebagai tokoh dalam novel.

[ Sekarang Yang jian di panggil Fairley/Fai — Oke! ]

Saat ini Fairley sedang makan malam bersama bunda Leah.. Seperti biasa tak ada yang bersuara saat makan membuat suasana sunyi.

Sampai Fairley sendiri yang berbicara tak kala ia mengingat hal penting.

"Omong-omong bunda, fai kelas berapa ya? fai lupa–hehe". Tanya gadis itu di akhir cengiran kaku.

Bunda Leah menggeleng ringan–sambil merapikan piring bekas mereka bunda menjawab, "Kamu kelamaan libur jadi lupa ya, tahun ini kamu naik ke kelas 11.. dua hari lagi kamu masuk".

"Ooo... " Fairley ikut bangkit membawa piring berisi lauk yang masih tersisa ke dapur, "Ini bunda". sodor nya.

"Taruh di kulkas saja, besok bunda panasin lagi". Suruh bunda Leah.

Fairley menurut meletakan tiga piring berisi lauk ke dalam kulkas lalu ia pun cuci tangan.

"Ada yang perlu fai bantu, bun?". Tanya nya mengajukan diri.

"Kamu ke-kamar aja, sedikit lagi bunda juga udah selesai". Kata bunda Leah lembut.

"Oke. bunda juga setelah ini istirahat ya, jangan cape nanti bunda sakit". Setelah mengecup pipi Leah–Fairley masuk ke kamar nya.

~Dikamar Fairley~

Fairley belum bisa tidur dan lagi jam masih pukul delapan sedangkan ia biasanya tidur di jam sepuluh lewat tiga.

Jadi ia memutuskan untuk duduk di kursi belajar dengan buku catatan kosong di meja nya, tangan nya memutar-mutar pulpen dengan lihai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jadi ia memutuskan untuk duduk di kursi belajar dengan buku catatan kosong di meja nya, tangan nya memutar-mutar pulpen dengan lihai.

"Baru naik ke Kelas 11—itu berarti cerita nya masih di bab awal, berarti aku masih berpacaran dengan male lead". Gumam nya rendah takut di dengar.

Devil's BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang