DB. 26

1.9K 183 12
                                    

Bau amis dan busuk menusuk hidung bagi siapa saja yang memasuki ruangan tsb. Evi terduduk di lantai kotor dengan kedua tangan di rantai.

Entah siapa yang membawanya ke tempat yang seperti penjara ini.. tapi yang pasti ia merasa kalau ia tidak akan keluar dengan selamat dari tempat ini.

Sial*n banget. kenapa tiba-tiba gue di culik dan ada dimana ini? tempatnya busuk sekali. __ Batin Evi menggerutu dan berusaha lepas dari rantai.

Tak.
Tak.
Tak.

Suara langkah kaki yang mendekat membuat Evi dengan cepat menoleh ingin melihat pria busuk mana yang telah menculiknya.

"Hai"

Degh!

Suara berat yang menyapanya ramah terdengar seakan ajal baginya. jantungnya berdegup kencang ketika matanya menatap mata segelap kematian itu yang menyorotnya dingin.

Glek. Hahaha ternyata... ini hari terakhirku. jika tau akan jadi seperti ini, sudah dari tadi malam aku membunuh gadis jal**g itu. __ Batin Evi menyumpahi Fairley.

"Kau cukup tenang? apa karna kau tau ini hari terakhirmu?" Intonasi dingin yang terasa menusuk itu membuat Evi semangkin berkeringat dingin.

"Kau ingin membunuhku? hanya karna aku menampar cewek jal**g itu?!" Gigi Dayrlen mengerat ketika gadisnya di hina, "Asal kau tau saja... dia juga menamparku! bahkan tiga kali menamparku, apa kau akan tetap membunuhku setelah apa yang di lakukan cewek jal**ng itu padaku?" Senyum licik terpantri di bibir Evi melihat respon Dayrlen yang diam seakan mendengarkan.

"Dayrlen. kau itu hanya di permainkan oleh fairley, dia tidak benar-benar mencintaimu dia hanya ingin hartamu! Yang seharusnya kau bunuh bukan aku melainkan gadis hina itu" Evi semangkin menjadi hanya karna Dayrlen diam.

Perempuan itu terus mengoceh dan menghasut Dayrlen dengan kata-katanya tanpa melihat perubahan pada tatapan Dayrlen ke dirinya.

"Menjijikan" Gumam Dayrlen lalu memberi kode ke bawahannya untuk mengambilkan ia alat, "Berikan padaku" Perintahnya.

"Hahahaha aku tau kau tidak bodoh dayrlen" Tawa puas Evi menggema begitu saja, "Benar! lepaskan aku lalu kita bunuh gadis hina itu bersama. hahahaha" Racaunya gila.

Tawa itu berubah menjadi teriakan saat Dayrlen memotong tangan kanan Evi dengan gergaji mesin. Percikan darahnya mengenai wajah Dayrlen akan tetapi laki-laki itu seolah tidak peduli dan menatap Evi dengan sorot dingin.

"Sa-sakitt.. KENAPA KAU MALAH MEMOTONG TANGANKU BRENGS*K! SEHARUSNYA YANG KAU PERLAKUKAN SEPERTI INI ADALAH FAIRLEY BUKAN AKU!" Teriak Evi penuh amarah dan wajah kesakitan.

Tanpa kata Dayrlen kembali memotong tangan kiri Evi membuat kedua tangan gadis itu tidak ada. Seolah jeritan kesakitan Evi itu adalah alunan music menenangkan, Dayrlen kembali meminta senjata lain pada bawahannya.

"Berikan aku pisau kecil yang berkarat. aku ingin membelah mulutnya itu." Ucapnya setelah memberikan gergaji mesin itu pada bawahannya.

Dengan pisau kecil yang sudah berkarat. Dayrlen mencekram dagu Evi lalu memotong mulut Evi dengan pisau kecil tsb.

Jeritan tertahan karna rasa sakit mulutnya di robek membuat Evi tersiksa, air matanya bahkan keluar karna siksaan Dayrlen.

Dayrlen melempar pisau kecil setelah puas membuat mulut Evi robek seperti hantu jepang yang mulutnya lebar itu. Ia berdiri di depan Evi, menilai perempuan tsb seakan ada sesuatu yang kurang.

"Siram dia dengan air panas." Seringai keji dan perintah mutlak itu membuat Evi semangkin menangis tertahan.

"AAARRRRHHHHGGGG" Sakit. sekujur tubuhnya terasa akan mengelupas saat air panas itu membasahinya.

Sudah cukup. ia sudah tidak tahan lagi lebih baik ia langsung di bunuh dari pada di siksa seperti ini, ini lebih menyakitkan.

Dayrlen sendiri menutup mulutnya menyembunyikan senyum puas kejinya dan sorot mata yang terlihat berbinar senang.

Sampai kesenangannya di ganggu karna sang Papa memanggilnya ke ruangan pria itu. Setelah memberi perintah pada bawahannya untuk membakar Evi, Dayrlen meninggalkan ruang bawah tanah tempat ia menyiksa tahanannya.

(Note: Dayrlen nggak masuk sekolah karna ingin menyiksa Evi juga karna Papanya yang ingin berbicara serius.)

••••••

Seorang gadis dengan seragam SMA Angkasa... Sedang duduk dengan tenang di meja pojok perpustakaan. Saat bell istirahat berbunyi ia langsung menuju perpustakaan dari pada ke kantin.

"Buat Lo." Ucap Felix memberikan dua roti rasa Chocolate dan susu Vanilla.

Laki-laki dengan muka triplek itu mengambil duduk di kursi berlawanan setelah memberikan makanan ringan tsb.

"Makasih felix. Tapi... di perpustakaan nggak boleh bawa makanan" Ucap Fairley mengasingkan makanan ringan itu ke pinggir.

"Makan aja. nggak akan ada yang marahin Lo juga." Ucap acuh Felix kemudia sibuk dengan handphonenya.

"Tapi... "

"Gue nggak lihat Lo di kantin, Lo nggak ke kantin kan! gue bawain itu buat Lo makan, kalau Lo nggak mau biar gue buang" Ucap Felix tanpa mengalihkan matanya dari handphone.

"Jangan!" Larang Fairley cepat setelah itu menghela nafas, "Baik - baik aku makan" Putusnya.

Pada akhirnya ia tetap menuruti Felix memakan roti pemberiannya. Sambil mengunyah roti Fairley bertanya.

"Day nggak masuk sekolah Ya. Apa dia sakit? tapi dia nggak ada nelfon aku, aku telfon juga nggak dia angkat... " Ekspresi nya berubah cemas, "Day nggak kenapa-napa kan, Lix?" Tanyanya khawatir.

"Tenang aja. dia baik-baik aja kok, Lo nggak perlu khawatir" Ucap Felix maksud mengurangi rasa cemas Fairley.

Fairley, "....."

••••••

Di dalam mansion seorang gadis dengan outfit rumahan berjalan menuruni tangga dengan tangan menenteng dua buku.

Seorang pria yang berada di ruang tamu mengalihkan pandangan ke si gadis dan mengkerut.

"Kamu nggak ke sekolah Zee?" Tanya Pria tsb yang pastinya adalah Ayah dari si gadis.

"Lagi mager, Yah. Ngomong-ngomong.. kapan bunda dan adik akan tinggal bareng kita lagi? Ayah udah janjikan akan membawa mereka" Gadis yang di panggil Zee tsb ikut gabung di ruang tamu bersama sang Ayah.

"Tunggu sebentar lagi. Setelah itu kita akan berkumpul bersama seperti dulu, kamu yang sabar ya.. " Ucap sang Ayah.

"Huft.. Baiklah".

Bianca Zee Aetheritu namanya. Putri sulung dan kembaran dari Fairley. Tapi sayangnya peran mereka berbeda, jika Fairley sebagai figure maka Zee sebagai Female Antagonis yang menggangu female lead.

Tentunya Ÿang Jiań tidak tau kalau tokoh Fairley itu adalah kembaran dari Female Antagonist.





•••••••••••••••

>Satu persatu tokoh intinya mulai muncul nih. menandakan Alur asli akan segera di mulai, dan perpisahan mereka semangkin dekat.

>Rela nggak kalau dayrlen - Fairley putus?

To be Continued...

Devil's BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang