DB. 23

2.3K 206 9
                                    

Dua manusia berbeda gender berjalan beriringan menuju parkiran khusus roda empat, mereka adalah Fairley dan juga Felix.

Sesekali Felix melirik gadis sebelahnya yang hanya diam membisu akan tetapi namanya juga Felix Millefeuille yang selalu bodoamat dengan masalah orang lain.

Sesampainya di parkiran—Felix nggak langsung masuk ke dalam mobil ia terlebih dahulu membuka-kan pintu mobil untuk Fairley.

"Terimakasih" Ucap Fairley dan duduk di co-pilot dengan damai.

Tanpa membalas Felix menutup pintu mobil dan masuk ke dalam mobil dari pintu berlawanan. Ketika menyalakan mobil ia sempat melirik Fairley sebentar sebelum akhirnya melaju meninggalkan sekolah.

••••••

Di sebuah cafe pinggir jalan seorang pemuda dengan paper wrap berukuran cukup besar berisi donat-donat manis miliknya baru saja keluar dari cafe... secara bersamaan seorang gadis juga akan memasuki cafe alhasil kedua menabrak.

Brugh.

"Oh No!! Donat gue~" Revan bersujud memegang paper wrap dengan isi nya sudah menyentuh trotoar, "Padahal gue butuh satu jam buat beli donat itu.. tapi jatuh begitu saja tanpa satupun yang gue makan. hiks miris" Gumamnya tidak jelas sendiri.

Gadis yang menabraknya menatap Revan merasa bersalah, "A-anu.. ma-maaf ya gue nggak sengaja karna terlalu terburu-buru tadi. Lo nggak apa-apa?" Tanya gadis itu segan.

Revan berdiri secara tiba-tiba membuat gadis itu sedikit tertegun. Gadis dengan surai blonde itu menelan salivanya gugup karna sorot mata Revan ke dirinya.

"NGGAK APA-APA GIMANA? LO LIHAT SENDIRI LAH! DONAT YANG GUE TUNGGU SELAMA SATU JAM JATUH BEGITU SAJA KARNA LO!" Sewot Revan menodong gadis tsb, "POKOKNYA LO HARUS GANTI! GUE NGGAK MAU TAU LO HARUS GANTI DONAT GUE!!" Tuntutnya.

Mendengar suara Revan yang nyaring membuatnya tanpa sadar menutup kedua telinganya, dengan cengengesan gadis itu berujar...

"Ba-baiklah. gue akan ganti donat Lo, sekarang" Gadis itu memasuki cafe melirik Revan dengan pandangan aneh. Gue baru tau, ternyata ada juga cowok yang maniac ama donat. __ Batin-nya.

Sedangkan Revan berkacak pinggang bangga merasa menang tapi tak ayal ia juga menatap sedih donat-donat nya yang jatuh itu.

••••••

"Turun" Titah Felix tanpa ekspresi.

"Oh! udah sampai ya?" Fairley yang sejak tadi melamun jadi salah tingkah melepas seat belt nya berniat akan keluar mobil tapi, "Apa... kamu nggak salah rute, felix?".

Kenapa? itu karna mobil Felix berhenti di sebuah taman kota yang ramai makanan juga manusia.

Felix sendiri terlihat nggak peduli dengan santai melepas seat belt nya, "Bacot. turun" Lalu ia keluar dari mobil.

Walau ragu Fairley akhirnya tetap ikut keluar dari mobil, langsung saja aroma makanan dari setiap penjual juga udara dan suara-suara ramai langsung menerpa nya.

Belum sepenuhnya mengerti ia menyusul Felix yang sudah lebih dulu berjalan ke arah kursi semen. Sesampainya di sana Fairley mengambil duduk di sebelah kiri sedangkan Felix masih berdiri.

"Ada apa? tidak duduk?" Tanyanya dengan raut bingung.

"Tunggu di sini" Felix akan beranjak tapi balik lagi hanya untuk, "Don't go anywhere" Lalu benar-benar beranjak dari sana.

Fairley sendiri hanya menatap punggung Felix dengan raut bingung juga bertanya-tanya tapi tak urung ia mematuhi ucapan Felix untuk jangan kemana-mana.

Beberapa menit ia menonton bocil-bocil SD bermain sepeda sebuah sodoran ice cream chocolate berada di depan mata. Ia melirik Felix—Orang yang menyodorkan nya ice cream tsb.

Devil's BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang