DB. 46

643 114 7
                                    

200 Vote + 20 Komen
Fighting
________________________________


Pagi hari yang cerah seperti biasa. Di bibir jalan terdapat mobil sedan yang sedang bermasalah, Seorang pria dengan seragam khas sopir dengan susah-susah berkutat pada ban mobil.

Blam.

Seorang gadis berseragam SMA Starhight yang ditutupi sweater baby blue keluar dari mobil menghampiri pria yang sibuk dengan ban yang bocor.

"Pak dodo, bagaimana?" Tanya gadis itu. Ialah Fairley.

"Sulit, Non!" Jawabnya. "Saya lupa bawa ban cadangan" Ucapnya. Memberitau akar masalahnya.

"Tapi bapak udah telfon montir untuk ke sinikan?"

"Udah, Non. tapi saya nggak yakin bakal cepat sampainya. Sebaiknya nona pesan grab saja, saya takut non terlambat" Bicara Pak Dodo.

"Sayangnya ponsel saya tertinggal di kamar, Pak! Lalu... rute disini juga sepi, bagaimana saya dapat taxinya?" Ucap Fairley kelimpungan.

Pak Dodo diam mencari cara agar Nona mudanya tidak terlambat, Kebetulan sebuah motor melaju mendekat tanpa pikir panjang Pak Dodo segera memberhentikan motor tsb.

Motor itu berhenti dan si pemilik melepas helmnya. Fairley membulatkan matanya setelah tau orang itu adalah Dayrlen, ia sedikit cemas takut-takut Dayrlen akan marah padanya sebab ia ingkar janji, tapi.. reaksi pemuda itu yang biasa saja melihatnya membuatnya sedikit bertanya-tanya.

"Ada apa, Pak?" Suara Dayrlen pertama kali.

"Den! Saya minta tolong banget, den. Mobil saya bannya bocor! montir juga baru saya telfon, saya takut nona saya terlambat, jadi.. nona saya nebeng dengan ada ya den" Ucap Pak Dodo menyakinkan.

Dayrlen tidak langsung menjawab—Ia beralih ke gadis yang ada di belakang Pak Dodo, alisnya menyatu halus saat melihat gadis itu terlihat enggan menatapnya.

"Boleh kok, Pak!" Ucap Dayrlen. Memperbolehkan.

"Makasih banyak ya den ya! Saya tertolong.. " Legahnya. "Non fai, tidak masalahkan sama aden ini" Tanyanya takutnya ia lancang.

"Saya sih tidak masalah, Tapi... memang pak dodo gapapa, saya tinggal?" Dayrlen terpaku pada gadis ini. Gadis yang tutur katanya lembut.

"Saya sama sekali tidak masalah, Non! Yang terpenting bagi saya, Non tidak terlambat" Tutur Pak Dodo.

"Baiklah.. " Fairley berjalan mendekat ke motor Dayrlen, ketika akan naik pemuda itu mencegahnya.

"Tunggu sebentar!" Tahannya. "Ekhem. Pa-pakai blazer gue, buat nutupi paha Lo" Ujarnya. Menyodorkan blazer yang ia pakai. Ini aneh? gue reflex ngomong begitu, padahal sama neira aja gue acuh __ Batinnya keheranan.

Fairley menerima blazer tsb. "Terimakasih" Setelahnya ia naik ke jok belakang dibantu Dayrlen.

Motor darkred itu melegang meninggalkan Pak Dodo dan mobilnya.

••••••••••

Entah kenapa Dayrlen merasa kesal merasakan gadis di belakangnya bukannya memeluknya tapi malah menggenggam ranselnya, Seharusnya tidak begini! Ia paling tidak suka ada perempuan yang memegang badanya tapi kenapa pada gadis satu ini rekasinya berbeda.

Gue kenapa sih Argk! __ Batin Dayrlen tidak mengerti.

Yang di lakukan Fairley sejak tadi hanya diam, tidak lebih. Ia melihat gerak-gerik Dayrlen yang terasa aneh tetapi ia mengacuhkannya. Melihat halte ia segera menepuk bahu Dayrlen dua kali memberikode untuk berhenti.

Devil's BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang