DB. 40

953 154 20
                                    

200 Vote + 20 Komen
Fighting
_______________________________

Pukul 14.00

Seorang pemuda keluar dari ruang music ketika sekolah sudah sepi. Dengan langkah malas pemuda itu berjalan di lorong yang sepi dengan pandangan yang tidak pernah lepas dari benda pipihnya.

Dayrlen menghela nafas memasukan ponselnya ke saku celana lalu mempercepat langkahnya. Ketika di lobby matanya melirik acuh seorang gadis yang satu kelas dengannya.

Tampaknya gadis itu juga melihatnya buktinya gadis itu mengintilinya sampai ke parkiran. Dayrlen menghela nafas kasar dan langsung berbalik menatap gadis itu dingin.

"Apa?" Ujarnya ketus.

Neira tersentak matanya bergulir gelisah melirik Dayrlen yang lebih tinggi darinya takut-takut. "A-anu... " Gagapnya.

Dayrlen itu bukan tipekal cowok penyabar dan melihat Neira yang bicara lama tentu saja nggak akan mau repot-repot mendengarnya.

Tanpa mempedulikan Neira pemuda itu naik ke motornya bersiap akan memakai helm sebelum di cegah tangan gadis itu...

Plak.

"Ma-maaf" Neira beringsut mundur. padahalnya ia tidak sengaja tapi reflex Dayrlen berlebihan, menepis tangannya dan menatapnya tidak suka.

"Mau Lo apa?!" Tukas Dayrlen tidak suka.

"A-aku aku... aku mau minta tolong" Mengumpulkan segenap keberaniannya ia pun berujar. "Boleh aku nebeng sama kamu? please! a-aku nggak ada yang jemput... "

"Tck. naik"

Neira menatap Dayrlen skeptis sedangkan yang di tatap seperti itu malah dengan santai memakai helmnya. Dayrlen melirik Neira tajam seolah mengatakan dari tatapannya itu ‘Kalau Lo nggak naik gue tinggal’ begitu.

Neira yang peka tanpa banyak bacot segera naik ke jok belakang saat akan melingkarkan tangannya di perut Dayrlen ia berfikir dua kali.

"A-aku boleh meluk kamu?" Neira langsung kikuk ketika dirinya di tatap tajam oleh Dayrlen. "Ma-maaf. a-aku pegangan sama ransel kamu aja" Putusnya.

Dayrlen tak merespon apapun ia lebih memilih melajukan motornya meninggalkan sekolah. Jangan salah sangka Dayrlen ingin mengantarnya karna balas budi doang, soal tadi malam.

••••••••••

Cafe yang berada di trotoar terlihat sangat ramai akan pengunjung. di lantai dua meja nomor 23 dua remaja SMA terlihat sedang bersantai.

"Kata teman-teman online gue donat di sini enak, cobain deh, Lo kan pecinta donat" Ucap Bianca menatap menu.

"Hm.... Lo benar. dari nama-namanya aja udah kelihatan enak" Ujar Revan menatap ngiler menu wariasi donat.

〒_〒Dia benar-benar penggila donat. __ Batin Bianca. "Mbak saya pesan bistik chicken, minumannya choco latte. Saya itu aja" Ucapnya.

Pelayan yang selesai mencatat menu kedua remaja SMA tsb pun beralih pergi untuk menyiapkan pesanan mereka.

"Selagi pesanan kita di buat.. " Tangan Bianca mengeluarkan ponsel. "Mau foto-foto dulu gak?" Ajaknya.

"Tentu!" Respon Revan.

••••••••••

Motor sport bewarna drakred milik Dayrlen berhenti di perkarangan mansion Louisine, secara kebetulan nyonya Lousine sedang nyantai di teras melihat putrinya di antar sama orang yang berbeda.

"Makasih ya udah antarin aku"

Dayrlen sama sekali nggak peduli bahkan lirik juga nggak, dia malah melegang pergi begitu saja. Neira cengo melihat sifat Dayrlen, kemudian ia berjalan akan memasuki mansion.

"Itu bukan si ketua osis yang selalu antar-jemput kamu, Siapa dia?" Bicara Risaa.

"Aku memang nggak sama ethan soalnya dia lagi sibuk dan yang antar aku tadi itu.. murid baru di kelas aku" Jawab Neira ikut duduk di kursi kosong bersama sang mommy.

"Murid baru? siapa namanya? dia terlihat seperti anak berada" Tanya Risaa ingin tau.

"Dayrlen" Jawab Neira. tangannya mengambil cookies dan memakannya.

"Nama panjangnya?"

"Dayrlen vi ascart"

"Apa?!" Risaa segera meletakan kembali cangkir tehnya dan mendekat ke putrinya. "Neira, kamu harus dekatin dia" Suruhnya.

"Kenapa?" Neira bingung.

"Nurut kata mommy! pokoknya kamu harus bisa dapetin hatinya, buat dia tergila-gila sama kamu seperti yang kamu lakukan ke si ketua osis itu" Risaa menakan putrinya dengan sorot menuntut.

"Ta-tapi.. "

"Kamu berani ngebantah mommy?" Seketika Neira langsung menggeleng takut. "Bagus. kamu itu cantik dan imut... dia nggak akan mungkin nggak menyukai gadis imut seperti kamu".

Neira sedikit merinding melihat mommynya yang membelai surainya pelan. "Kamu harus dapatin hati cowok itu, Harus!".

Neira tidak bisa melawan ia hanya bisa mengangguk menuruti perkataan sang mommy.

••••••••••

Lampu lalulintas bewarna merah. semua menunggu lampu itu berubah menjadi hijau. Fairley yang di dalam mobil mengalihkan perhatiannya ke luar dan detik itu juga ia tertegun.

Dayrlen berada tepat di samping mobilnya pemuda itu terlihat asing dengan sorot kosong, Fairley segera bersembunyi ketika Dayrlen menoleh karna merasa ada yang memperhatikan.

Degh.
Degh.
Degh.

Jantungnya berdegup panik. ia takut ketahuan berakhir malah sembunyi, apalagi jarak mereka yang cukup dekat membuatnya benar-benar takut di temukan.

Untungnya lampu berubah hijau semua kendaraan kembali melaju begitu pun Dayrlen yang arah mereka berlawanan.

Fairley kembali duduk seperti semula dengan helaan nafas plong dan itu tidak luput dari perhatian Pak Dodo.

"Nona tidak apa-apa?" Tanyanya khawatir.

"Saya baik-baik aja, Pak." Jawabnya tersenyum.





•••••••••••••••

To Be Continued...

Devil's BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang