DB. 12

4.2K 294 1
                                    

Vote wajib. ✨
Komen semangat. 🔥
Tandai typo. ✏

•••••

Seminggu berlalu dengan sangat baik. Selama itu juga jiwa Yang jian masih berada di raga Fairley.

Sejak insiden drama preman itu Fairley semangkin di jaga ketat oleh Dayrlen, bahkan mau kemana-mana saja harus di temani pemuda tsb.

Sedikit risih sebenarnya tapi ia sadar Dayrlen begitu karna pemuda itu khawatir Jadi Fairley membiarkan dan hanya memberinya nasehat sedikit.

•••••

Hari yang sudah malam dengan di temani bintang dan bulan—Fairley berjalan seorang diri di trotoar yang terlihat sedikit sepi.

Ia ingin ke supermarket membeli beberapa camilan untuk menemani nya menonton film horor. Dengan kaos oversize bewarna baby blue dan celana panjang bewarna hitam.

Tidak lupa ia juga memakai jaket merah-putih dengan tulisan keren, secara... hujan baru saja berhenti tapi hawa dingin nya masih melekat.

Kenapa ia tidak naik sepeda? ban sepeda nya bocor karna paku alhasil ia berjalan kaki.

Sesampainya di supermarket Fairley masuk dan mengambil keranjang memilih makanan ringan apa saja yang ingin ia beli tidak lupa juga membeli tiga minuman kaleng dengan rasa berbeda.

Tak ada drama yang terjadi membuat Fairley menyelesaikan urusan nya dengan cepat. Sekarang ia berbalik untuk pulang setelah membeli yang ia mau.

•••••

Di tengah perjalanan matanya melihat seorang pria dengan jaket kulit hitam duduk termenung di trotoar. Pandangan pemuda itu lurus kedepan melihat apotik yang masih buka.

Langkah Fairley berhenti di depan pria tsb membuat otomatis pria itu melirik Fairley, gadis surai as blonde itu tersentak melihat wajah pria di depan nya.

Tatapan yang se-akan ingin membunuh siapapun dengan wajah yang tegas persis seperti anak brandalan. di tambah luka lebam yang terdapat di wajah pria itu membuatnya lebih seram.

Menyeramkan. wajah nya seperti psychopath. __ Batin Fairley takut.

"Kenapa?"

Fairley tersadar dari pikiran nya ketika pria itu bersuara lalu tiba-tiba bangkit berdiri menatap Fairley dengan sorot dingin.

Kepala Fairley secara otomatis mendongak di karena-kan tinggi pria itu dengan nya berbeda, jika pria itu berdiri benar-benar mirip anak brandalan.

"Ke-kenapa duduk di sini? emang gak dingin?" Suara Fairley terdengar gemetar dan itu membuat pria di depan nya menyorot dingin.

Pria itu tak menjawab ia lebih memilih melangkah pergi.. Fairley melihat pria itu pergi dengan langkah tertatih-tatih merasa kasihan, karna ia lihat sendiri luka pria itu parah.

"Tu-tunggu sebentar!" Pria itu menatap Fairley menusuk ketika gadis itu menahan lengan nya.

Buru-buru ia menjauh-kan tangan nya dari lengan pria itu, "Luka kamu parah banget.., rumah kamu dimana? biar aku antar" Walau rasa takut masih ada tapi rasa kasihan juga simpati nya lebih tinggi.

Devil's BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang