DB. 17

3.6K 292 4
                                    

Vote wajib. 🌟
Komen semangat. 🔥
Tandai typo. ✏

•••••

"Fear of abandonment, ketakutan luar biasa di tinggalkan orang terdekat. Bagi orang yang mengalami fear of abandonment atau ketakutan kehilangan seseorang bisa menjadi masalah mental, pengalaman buruk di masalalu membuatnya menjadi paranoid, selalu memikirkan hal-hal negatif ketika seseorang itu tidak ada di jangkauan nya".

"Ini bisa berakibat fatal jika tidak segera di atasi. Contohnya kamu.., kamu bisa saja celaka oleh nya walaupun tanpa sadar, dia bisa membunuh kamu Loh".

~••~

Fairley duduk manis di sofa ruang tamu. kepala nya masih mengingat jelas semua perkataan docter piskiater tentang masalah mental Dayrlen.

Dugaan-nya benar! Dayrlen mengalami masalah mental mungkin itu muncul pasca ibu nya di bunuh orang-orang gak di kenal, membuatnya jadi paranoid.

"Non anno–di minum dulu atuh jus nya" Ucap pelayan paruh baya meletakan jus strawberry di meja kaca.

"Iya, makasih mbok" Fairley meneguk jus tsb sedikit lalu ia letak lagi, "Day masih di kamar, mbok?" Tanya nya.

"Iya non. kalau non anno mau nyusul, ke atas aja non–Kamar den dayrlen gak pernah pindah ko non" Kata Pelayan tsb.

Emang saat ini Fairley berada di mansion utama Ascart setelah dari piskiater Dayrlen langsung membawanya ke mansion.

Fairley mengangguk ringan merespon ucapan pelayan tsb. Setelah pelayan paruh baya tadi kembali ke dapur ia beranjak dari duduk nya melangkah ke lantai dua.

•••••

Sekarang ia berdiri di depan pintu bewarna merah darah yang tertutup rapat. dengan yakin ia mengetuk daun pintu tiga kali.

Tok
Tok
Tok

"Day ini aku, kamu di dalam kan?!" Tak ada sautan dari dalam membuat nya ragu-ragu menarik knop pintu perlahan.

Clek

Pintu nya tak di kunci—Hal pertama yang di lakukan Fairley menimbulkan terlebih dahulu kepala nya, melihat sekitar kamar yang kosong tanpa sosok yang ia cari.

Selanjutnya seluruh tubuhnya masuk ke-dalam kamar melihat lebih jelas kamar yang lebih mendominasi warna hitam dan merah.

Furniture di dalam kamar ini hanya sedikit tapi tersusun rapih, Mendengar germecik air menyandarkan-nya kalau Dayrlen sedang mandi.

Sambil menunggu pemuda itu selesai mandi ia berjalan lebih dekat melihat beberapa bingkai foto yang terpajang cantik di meja panjang.

Netra grey nya menangkap satu bingkai yang menunjukan dua remaja dengan seragam sekolah menengah pertama sedang tersenyum ceria.

Kedua alis nya mengkerut samar melihat name tag dua remaja tsb.. Tentunya yang remaja laki-laki adalah Dayrlen tapi yang perempuan, apakah itu dia?

But.. bukankah mereka bertemu saat class 10 SMA tapi di foto ini jelas-jelas mereka memakai seragam SMP! Apakah mereka sudah kenal dari dulu dan baru menjalin hubungan ketika sekolah menengah atas?

Mungkin saja. tapi, akan lebih jelas tanya ke orang nya langsung.

"Oh kamu lihat fofo-fofo lama kita ya.." Dayrlen sudah selesai dengan ritual nya dan bahkan sudah memakai baju.

"Day, aku cuma mau masti'in.. kita jalin hubungan sejak kapan?" Tanya Fairley sorot mata nya terlihat serius.

"Kamu lupa? kita kenal sejak class 5 SD dan aku nembak kamu ketika class 7 SMP, dan sampai sekarang kita masih pacaran. aku gak bayangin.. mungkin aja kita akan sampai jenjang pernikahan nanti" Ucap Dayrlen dengan ekspresi berseri-seri.

Berbeda dengan Dayrlen yang senang memikirkan masa depan justru respon Fairley terlihat terkejut dan bingung secara bersamaan.

Itu berarti hubungan mereka sudah terjalin selama 4 tahun, dan pada akhirnya hubungan mereka akan berakhir! __ Batin Fairley sedikit tak rela.

"Apa kamu pernah pacaran dengan orang lain? sebelum aku tentunya, pernah?" Seketika ekspresi Dayrlen berubah bingung.

"Nggak. kamu cinta pertama aku dan akan terus jadi cinta pertama aku" Jawaban yang lugas itu membuat Fairley terdiam seribu bahasa.

Tapi ending nya kamu gak akan sama aku, tapi dengan orang lain yang di takdirkan untuk kamu. __ Fairley hanya bisa mengatakan itu di dalam hati nya saja.

"Fai.. kenapa? dari tadi kamu tanya yang aneh-aneh, Kamu gak ada niatan untuk ninggalin aku kan?" Ekspresi Dayrlen berubah cemas dan bergetar.

Fairley tersenyum tipis tangan nya meraih menggengam tangan Dayrlen, "Day, bagaimana jika di masa depan kamu bahagia dengan orang lain? di saat itu–"

Fairley tersentak tiba-tiba saja Dayrlen menepis tangan nya dan menatap dirinya kalut dan takut.

"Kamu bicara apa? bahagia sama orang lain? GAK AKAN! AKU CINTA NYA SAMA KAMU YAA BAHAGIA NYA JUGA HARUS SAMA KAMU. aku gak akan mau sama orang lain kecuali kamu!".

Sepertinya Fairley salah.. mengatakan hal seperti ini di saat begini bisa membuat mental Dayrlen bertambah buruk. Jadi tetap tenang ia tersenyum dan kembali menggengam tangan Dayrlen.

"Maaf aku salah bicara. kamu benar, kita akan bahagia sama-sama dan aku gak akan ninggalin kamu" Ujar Fairley tenang sambil mengusap tangan Dayrlen.

Dayrlen emang terlihat jadi tenang tapi ekspresi skeptis nya masih terlihat jelas, dengan menangkup kedua pipi Fairley ia berujar...

"Berjanjilah satu hal pada ku.. " Jeda nya lalu melanjutkan, "Selalu jadilah milik-ku selamanya dan jangan pernah ucapkan selamat tinggal. Apa kamu bisa berjanji soal itu?" Tatapan nya terlihat serius dan pupil matanya bergetar.

"Iya. aku janji".

••To be Continued••

Devil's BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang