DB. 53

1.4K 211 157
                                    

300 Vote + 25 Komen
Fighting
______________________________

Ke esokan harinya – Pukul 14.30 | di dalam ruang rawat Vvip Dayrlen masih belum sadarkan diri dengan selang infus dan perban di kepalanya. Docter bilang tidak ada yang serius padanya tapi bukan berarti ia bisa sadar dengan cepat.

Revan baru keluar dari kamarmandi berniat ingin memakan apple yang ada di nakas, tapi ia malah melihat Dayrlen yang mengigau menyebut nama Fairley berulang-ulang.

"Fai.. fai.. fairley jangan pergi" Racaunya dalam tidur.

Revan menatap miris Dayrlen ia jadi tidak jadi memakan apple. "Lo udah ingat dia kembali tapi dia nggak ada disisi Lo" Ucapnya lirih. "Kasihan banget teman gue" Lanjutnya.

Tok
Tok
Tok

Mendengar ada yang mengetuk Revan segera membuka pintu dan terlihatlah tiga teman mereka dan satu gadis?

"Neira juga ikut.. " Jujur Revan cukup terkejut melihat gadis itu, ia pikir Neira nggak mau bertemu Dayrlen lagi setelah kejadian itu.

"Iya rev, mau bagaimana pun... aku dan dayrlenkan cukup dekat. jadi nggak enak aja kalau nggak ikut jenguk" Ucapnya lembut. Ia masuk dan berjalan mendekat ke bangsal.

"Cuma Lo sendiri? felix mana?" Tanya Rafael. Meletakan buah-buahan yang mereka bawa di meja bulat.

"Dia ke kantin, entar juga balik" Jawab Revan. Ia mengambil duduk di sofa dan memantau gerak-gerik Neira.

"Apa kata docter? nggak ada luka seriuskan, Rev?" Pertanyaan Neira di jawab Revan.

"Untungnya nggak ada yang serius, tapi sampai saat ini dia belum siuman juga" Kata Revan. "Ngomong-ngomong Nei, Lo udah gapapa?" Tangannya melupas jeruk dan melirik sekilas Neira.

"Aku baik-baik aja kok. Aku juga udah maafin dayrlen, mungkin aja saat itu dia lagi banyak pikiran makanya bertindak kasar sama aku" Neira berjalan ke sofa mengambil duduk di sebelah Nazien.

"Kenapa Lo duduk di samping gue? tempat lain sana!" Ucapan sarkas Nazien di respon delikan oleh teman-temannya.

"Oh maaf-maaf" Neira langsung berdiri kembali. "Maaf zien, aku nggak ada maksud apa-apa kok, maaf ya" Mimiknya yang sendu sama sekali tidak membuat Nazien respek.

"Siapa Lo? seenaknya panggil gue zien. Lo nggak sedekat itu sama gue sampai Lo lancang manggil gue begitu" Neira menunduk sedih di bentak Nazien.

"Hus udalah Zi... kita lagi di rumah sakit jangan buat ribut lah" Ucap Rafael menengahi keributan.

Lenguhan dari Dayrlen mengalihkan atensi mereka semua—Neira lebih dulu mendekat membantu Dayrlen yang baru siuman, sedangkan Revan dkk menatap datar Neira.

"Pelan-pelan dayrlen.. " Ucap Neira. Membantu Dayrlen minum. "Gimana keadaan kamu? udah lebih baik? atau ada yang sakit? bilang sama aku!" Tutur Neira perhatian.

"Ah! gue panggil docter buat periksa Lo—"

"Nggak perlu. Gue udah baik-baik aja" Potong Dayrlen. Ia meremas selimut dan mengigit bibirnya kuat. Kenapa? kenapa kamu pergi lagi dari aku fai __ Batinnya kecewa.

Devil's BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang