9. TEMU RINDU
Pelataran rumah Sagara dan Dafa dipenuhi beberapa motor sport. Sangat dapat Sagara kenali siapa pemilik masing-masing motor itu. Hari telah menunjukkan warna gelapnya, Sagara baru saja menginjakkan kaki setelah cukup lama menunggu Laura, perempuan yang notabenya sedang dekat dengan Sagara.
Knop pintu rumah Sagara tarik, menampilkan kondisi ruang tamu yang dipenuhi oleh teman-temannya. "Sorry, gue telat pulang."
"Halo, bro!" sapa Nathan menciptakan tos ria dengan Sagara. "Kangen banget gue sialan." Nathan Prambaskoro - wakil ketua BEATLES pada periodenya.
Sagara terkekeh. "Gue emang ngangenin." Nathan menekuk mukanya mendengar kalimat Sagara.
Sagara beralih pada Kenan yang sedang duduk di sofa. Sudah lama sekali laki-laki itu tidak saling jumpa karena posisi mereka yang hidup di beda negara. "Apa kabar, Ken?"
"Baik gue," kata Kenan. "Lo sendiri?" Kenan Emilio Grissham - laki-laki paling sabar yang hidup dalam lingkaran mereka.
"Seperti yang lo lihat."
"Dafa mana, Gar?" sahut Aileen tiba-tiba. Perempuan itu duduk dengan kaki yang sengaja diangkat ke atas meja. "Kok gak bareng lo?" Aileen Sekar Paramita - cewek tomboy dan paling menyeramkan seantero Bumantara pada waktu SMA. Perempuan itu ditakuti banyak orang.
Sagara berdecak. "Gue disini sama sekali gak lo sapa, malah nyari Dafa. Lo gak kangen gue emang?"
Aileen terkekeh, lalu perempuan itu bangkit memeluk Sagara. "Iya, Pak Ketua! Salam kangen!"
Sagara mengelus punggung Aileen dalam pelukan itu. "Salam diterima, Leen."
Maudy, Zeline dan Gaby menyimak. Mereka bertiga menciptakan senyum manisnya. Kini orang yang pernah menjadi bagian Beatles, yang pernah melingkar di lingkaran yang sama berkumpul. Hanya tersisa dua orang, Alethea yang memang tidak akan pernah bisa bergabung kembali dan Dafa yang entah ada dimana.
"Bahagia banget gue," kata Gaby. "Panjang umur semuanya!" Gabriella Felisya - anggota Four Angels dengan penuh jenaka.
Semua panjang umur, kecuali Alethea.
Sagara memberikan beberapa botol minuman untuk hidangan kepada teman-temannya. Sebagai pemilik rumah, memang sudah seharusnya hal itu Sagara lakukan. "Anak lo mana, Ken? Curang banget gak diajak."
"Nah!" sahut Aileen. "Padahal gue mau lihat ponakan gue."
"Bukannya lo gak suka anak kecil?" tanya Nathan. "Anak kecil ribet kata lo kan? Lo tim childfree."
"Ya emang," kata Aileen. "Tapi untuk anak Kenan bolehlah."
Seluruh isi ruang tamu terkekeh bersamaan. Mereka yang menginjak umur dewasa sekarang, masih dengan lelucon yang sama dengan masa remaja mereka. Suasana benar-benar hidup, benar-benar dapat dinikmati. Rasa rindu juga perlahan terobati.
"Anak gue gak bisa ikut ke sini, jauh bro, yang bener aja lo," jelas Kenan. "Sekarang dia umur 5 tahun, sama nyokap gue disana."
"Cewek apa cowok?" tanya Gaby.
"Cewek," sahut Maudy. "Mau tau gak namanya siapa?" tawarnya. Seluruh mata memandang perempuan itu, berharap Maudy segera melanjutkan kalimatnya. "Namanya Alethea Permata Grissham."
Maudy Aqilla - perempuan berselimut rasa sabar dengan pergerakan yang selalu tepat. Ada sebuah insiden dimana ia mengalami pelecehan waktu itu. Tapi syukurlah, kisahnya bersama Kenan kini happy ending.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGARA ASIA
Teen Fiction"Ikuti alur semesta ya? Aku pamit." - Alethea Ratu Dareen Kisah ini tentang sebuah kehidupan gang terus berjalan walaupun telah dibanting beribu kali. Jiwa, fisik, raga, hati melebur bersama. Banyak fase yang kita hadapi setelah menghadapi kehilan...