21. PEREMPUAN MISTERIUS
Laura dan Elina, dua perempuan itu sedang berada di perpustakaan, tempat favorit mereka. Keduanya tengah sibuk membaca novel keluaran terbaru yang baru saja tertata rapi di rak perpustakaan. Bar notifikasi HP Laura mengalihkan fokus perempuan itu. Segeralah ia mengambil benda itu yang letaknya tidak jauh dari posisinya.
Sagara Asia : Ra, terima kasih sudah lahir ke bumi. Senang sekali bisa jatuh cinta.
Sagara Asia : Dekat atau jauh, senang lo selalu gue doakan.
Sagara Asia : Rindu, Ra.
Laura menarik senyum kecil di bibir manisnya. Perempuan itu telah membaik dari pikiran buruk yang telah menghantuinya kemarin. Laura percaya, segala sesuatu memang ditakdirkan untuknya tidak akan berubah arah. Termasuk Sagara. Jika memang diizinkan, bukan hal sulit untuk selamanya bersama.
"Ekhem," celetuk Elina membuat Laura menutup HP nya cepat-cepat. "Ini senyum- senyum kenapa nih?"
"Apasih," kata Laura. "Gue senyum karena baca nih novel. Lucu ceritanya."
Elina menyatukan kedua alisnya. Bingung. "Lucu?" tanyanya. "Ini novel genre horor, Lau, bukan romance. Lucu dari mana nya?"
Laura tidak menjawab lagi. Perempuan itu berusaha mengatur ekspresinya datar supaya Elina tidak lagi membahas hal yang sama. Lagipula pembahasan ini tidak seberapa penting untuk diperdebatkan. Laura hanya ingin tidak banyak orang tahu mengenai hubungannya dengan Sagara.
"Eh," sahut Elina tiba-tiba. Perempuan itu lalu berlari ke arah pintu perpustakaan dengan tergesa-gesa.
Pergerakan Elina yang tiba-tiba membuat Laura juga bingung. "Kenapa sih, El?" tanyanya panik. "Ngagetin gue aja lo."
Ruang perpustakaan yang kosong, tidak ada pengunjung lain selain mereka. Situasi seperti ini membuat jantung Laura berdegup kencang. Sementara Elina juga tiba-tiba saja melakukan pergerakan yang diluar kendali Laura.
"Lau, lo harus tahu," kata Elina panik. "Gue tadi lihat ada itu."
"Ada apa sih?" tanya Laura. "Jangan buat gue takut!"
Elina mengatur napasnya perlahan, nampak ekspresi ketakutan dalam wajah perempuan itu."Cewek Lau," kata Elina. Napas perempuan itu tersengal. "Sahabat lo dulu."
"H-hah?" shock Laura. Entah mengapa perempuan itu tiba-tiba memikirkan sosok Alethea, karena satu-satunya sahabat perempuan Laura hanyalah dia. Mengenai Alethea pun telah Elina pahami. Perempuan itu sempat menceritakan pada Elina mengenai hubungannya dengan Alethea dulu. "Duduk sini dulu deh."
Elina mulai duduk, perempuan itu masih tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Jantungnya benar-benar berdetak tak karuan. "Gue lihat dia tadi, Lau."
"Lo serius?" tanya Elina. "Dia berdiri di pintu tadi?"
Elina menggeleng. "Dia ngintip kita sebentar, habis itu kontak mata sama gue, terus dia pergi."
Laura dibuat terdiam. Sesekali perempuan itu mengecek pintu perpustakaan untuk ia pastikan. "Lo gak indigo kan?"
"Ngaco!" umpat Elina. "Gue serius, Lau. Bener-bener orang."
Laura sibuk mencerna keadaan saat ini. Ruang perpustakaan seakan menyeramkan sekarang. Hal yang tiba-tiba terjadi begitu saja membuat keduanya merasa bingung.
Apa dia benar-benar kembali?
***
Perempuan berambut pirang sedang duduk manis di salah satu cafe ramai di Bandung. Dia, Laura Alexandra, perempuan yang saat ini menyandang status dekat dengan Sagara. Laura sendiri saat ini, tujuannya hanya untuk menyenangkan dirinya sendiri. Laura sedang tidak ingin diganggu saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGARA ASIA
Roman pour Adolescents"Ikuti alur semesta ya? Aku pamit." - Alethea Ratu Dareen Kisah ini tentang sebuah kehidupan gang terus berjalan walaupun telah dibanting beribu kali. Jiwa, fisik, raga, hati melebur bersama. Banyak fase yang kita hadapi setelah menghadapi kehilan...