17. MENUJU YANG DIINGINKAN
Pagi sekali, Laura telah sibuk di dapur, menyiapkan berberapa makanan untuk dibawa mendaki hari ini. Penghuni rumah Sagara sudah banyak yang terbangun, mereka juga saling bersiap diri untuk keberangkatan hari ini.
Sagara mencari keberadaan Laura, perempuan itu lebih dahulu bangun ketimbang dirinya. Langkah kaki Sagara terhenti saat mendapati Laura yang sibuk mengotak-atik peralatan dapur.
Sudut bibir Sagara terangkat naik. Laki-laki itu merasa sangat bersyukur karena diantara banyaknya perempuan di bumi, ia memilih Laura. Perempuan itu sempurna dengan sederhananya.
Sagara melangkahkan kakinya mendekat pada posisi Laura saat ini. Kedua tangannya melingkar sempurna dalam tubuh Laura. "Pagi, Ra."
Aksi yang secara tiba-tiba itu membuat Laura sedikit terkejut. "Gar, ngagetin aja," kesalnya. Sagara tidak mempedulikan itu, laki-laki itu tetap memilih memeluk Laura dari belakang dengan kepala yang terletak di pundak Laura. "Gar, berat."
"Berpelukan sama lo itu candu, Ra," kata Sagara. "Nenangin banget."
"Bukannya semalem udah berpelukan sampe pagi?" sahut Aileen di ambang pintu.
Mendengar sahutan secara tiba-tiba itu membuat Sagara menoleh ke belakang dan melepas pelukannya. "Sejak kapan lo disitu? Ganggu orang aja."
"Lo tuh yang ganggu orang!" kata Aileen. "Udah sana, urusan dapur biar cewek-cewek aja, lo siap-siap sono."
"Gue masih mau sama Laura," sanggah Sagara cepat. "Lo aja yang keluar dari dapur. Gue masih kangen sama Laura."
"Ck," kesal Aileen. "Lo dari kemarin seharian sama Laura, tidur pun berdua sama Laura, peluk-pelukan lagi. Sekarang lo masih bilang kangen?"
Sagara memeluk Laura lagi dari belakang, membuat Aileen semakin dibuat menggeleng tak menyangka. Sagara tidak mempedulikan perkataan Aileen. Laki-laki itu masih saja melakukan adegan dewasa di depan Aileen yang masih seorang diri.
"Gar," kata Laura. "Udah, ayo balik sana. Biar cepet selesai, Gar."
"Gue masih kangen lo, Ra," kata Sagara.
"Jati diri lo sebagai pemimpin geng motor besar udah hilang, ya?" tanya Aileen. "Kenapa jadi manja kayak gini."
Tak ada jawaban, Sagara tetap memeluk Laura membuat Aileen semakin terbakar. Aileen menarik baju Sagara kasar. "Keluar gak lo?!" sentaknya. "GAR, KELUAR!!"
Sagara terkekeh melihat tingkah Aileen. Perempuan itu benar-benar menunjukkan sisi amarahnya. "Bawel lo, Leen," katanya keluar dari area dapur.
"Lo yang kurang ajar!"
***
Jam menunjukkan pukul 7 pagi. Sagara Asia dan teman-temannya telah memasuki area Gunung Manglayang. Mereka bersama-sama menurunkan barang masing-masing dan mulai berjajar rapi sebelum pendakian dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGARA ASIA
Novela Juvenil"Ikuti alur semesta ya? Aku pamit." - Alethea Ratu Dareen Kisah ini tentang sebuah kehidupan gang terus berjalan walaupun telah dibanting beribu kali. Jiwa, fisik, raga, hati melebur bersama. Banyak fase yang kita hadapi setelah menghadapi kehilan...