16. SELAMAT JATUH CINTA DENGAN INDAH
Pasca Sagara keluar dari kamar, Laura melihat sekeliling. Kamar Sagara benar-benar cukup menyeramkan dengan pajangan beberapa tokoh yang sama sekali tidak Laura kenali. Layaknya kamar laki-laki pada umumnya, bau yang khas dengan meja belajar yang sedikit berantakan.
Laura mendekat pada meja belajar Sagara yang dipenuhi banyak buku. Beberapa diantara buku itu adalah buku yang dipinjam laki-laki itu di perpustakaan kampus. Laura sendiri yang menemaninya. Sebuah buku tergeletak menjadi perhatian Laura. Tangannya bergerak mengambil buku tersebut.
Hai?
Siapapun yang membuka ini, jangan baper ya.
Ini cerita aku bersama dengan laki-laki kesayanganku.
Sagara. Iya, dia Zayden Sagara Asia.
Laura menutup buku itu cepat, ia sangat tahu siapa yang menulis di buku itu. Alethea. Buku ini pasti menjelaskan mengenai hubungan Sagara dengan Alethea. Laura tidak ingin ikut campur dengan pribadi Sagara. Perempuan itu juga tidak masalah bila Sagara masih menyimpan mengenai Alethea.
Laura membereskan buku-buku itu, hingga tertata rapi di meja. Namun buku hitam yang tadi sempat ia baca halaman pertamanya, ia letakkan di loker meja. Laura kembali dibuat terkejut ketika loker meja Sagara di penuhi foto-foto kebersamaannya dengan Alethea.
"Lo sama Alethea seromantis ini, Gar," katanya menatap satu foto Alethea dan Sagara saat di pantai. "Tapi sayangnya, semesta tidak mengizinkan kalian untuk selamanya."
Beberapa menit dengan isi pikirannya, Laura menutup loker itu dan berbalik arah ingin menuju kasur Sagara untuk beristirahat. Seseorang mengagetkan dirinya dari belakang.
"Hai," sapanya. "Apa kabar, Lau?"
Laura membulatkan matanya penuh, perempuan itu kemudian berjalan mundur, tak percaya. Napas Laura mulai sesak. Sekujur tubuhnya bergetar. Matanya pun berkaca-kaca.
"Tenang, Lau," kata perempuan itu lagi. "Gue disini mau mengucapkan selamat atas bahagia lo."
Laura dibuat kaku mendengar itu. "Lo-?"
"Selamat telah menjadi semesta Sagara sekarang, Lau," katanya. "Selamat telah dicintai dengan hebat oleh Sagara. Selamat telah diperjuangkan selayaknya manusia paling indah di bumi."
"Al, gue-" kata Laura terbata. Ya, perempuan itu adalah Alethea. Kita pertegas sekali lagi, Alethea Ratu Dareen. "Gue gak-"
Alethea tersenyum. "Tidak apa-apa, Lau. Gue senang. Ternyata yang menggantikan gue adalah orang yang gue sayang, orang yang gue percaya," jelas Alethea. "Lima tahun lalu gue pergi, gue benar-benar melihat sakit Sagara, tangis Sagara, dan gue gak tega, Lau. Dan ternyata semesta mengirimkan lo dalam hidupnya, menyembuhkan semua sakitnya."
Alethea mendekat pada Laura dan menjatuhkan tubuhnya dalam pelukan. Dengan aksi itu, Laura benar-benar terdiam. Seperti memang ada seseorang yang memeluknya. Entah ini memang Alethea atau halusinasi nya.
"Gue titip Sagara sama lo, ya?" tanya Alethea. "Buat dia menjadi laki-laki paling bahagia di bumi, Lau. Dia baik, dia layak untuk lo genggam seutuhnya. Sekarang gue benar-benar tenang."
"Gue akan kembalikan Sagara ke lo di kehidupan yang lebih indah nantinya, Al," kata Laura. "Tapi izinkan gue untuk menemani Sagara selama di bumi, sebelum hidup selamanya dengan lo disana."
Pelukan Alethea terlepas. Perempuan itu masih dengan senyum cantiknya. "Selamat menjadi milik Sagara, selamat melanjutkan cerita lo dengan Sagara. Gue pamit, Lau. Selamat jatuh cinta dengan indah."
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGARA ASIA
Teen Fiction"Ikuti alur semesta ya? Aku pamit." - Alethea Ratu Dareen Kisah ini tentang sebuah kehidupan gang terus berjalan walaupun telah dibanting beribu kali. Jiwa, fisik, raga, hati melebur bersama. Banyak fase yang kita hadapi setelah menghadapi kehilan...