12. TAMENG TERHEBAT
"Gue tahu posisi Dafa sekarang," kata Aileen tiba-tiba. Perempuan itu sibuk mengotak-atik HP di tangannya. "Location Dafa terhubung sama HP gue, jadi gue tahu Dafa dimana sekarang."
"Dimana dia sekarang?" tanya Sagara. "Kampus?"
"Titiknya di cafe," kata Aileen. "Ngapain dia di cafe?"
"Kita samperin sekarang," titah Kenan. Laki-laki itu menyambar kunci motor di nakas dengan pergerakan cepat.
Maudy paham aksi suaminya itu. Kenan tidak akan pernah diam saja jika itu menyangkut Sagara. "Sayang, aku sama kamu."
Satu persatu dari mereka mulai mengambil kunci motor masing-masing. Begitu pula dengan Sagara. Laki-laki itu memasang jaket kulit hitam miliknya lalu mengacak-acak rambutnya, seperti tampilan laki-laki berandalan.
"Gar, gue ikut," kata Laura mencegah langkah Sagara.
"Ra-"
"Gue mau ikut, Gar," sanggah Laura cepat. "Gue mau ikut sama lo." Laura hanya tidak ingin Sagara menyerang Dafa dengan arogan seperti kejadian di kantin waktu itu. Laura masih mempunyai rasa kasihan pada Dafa, karena ia juga paham alasan Dafa melakukan ini semua.
"Lo yakin gak apa-apa?" tanya Sagara memastikan. "Gue gak mau lo kenapa-napa lagi."
Laura menggeleng, perempuan itu kemudian melepas sendiri infus di tangannya, dan turun dari brankar rumah sakit. Laura menunjukkan sisi baik-baik saja untuk meyakinkan Sagara bahwa dirinya memang telah baik-baik saja.
Sagara menyetujui permintaan Laura. Tangan Sagara merangkul pundak Laura untuk berjalan beriringan dengannya menyusul teman-teman Sagara yang telah jalan lebih dulu.
Laura menatap wajah Sagara dari arah kiri, tampak ekspresi menyeramkan dari laki-laki itu. "Gar, jangan bersikap arogan, ya? Gue takut."
Tangan Sagara bergerak mengelus rambut Laura. Memberikan ketenangan pada perempuan itu. "Gak ada yang bisa menyakiti perempuan gue, Ra. Termasuk teman gue sendiri."
***
Sagara dan teman-temannya memasuki area parkir sebuah cafe outdoor kota Bandung. Kedatangan mereka menyita banyak perhatian dari seluruh pengunjung. Wajah menyeramkan layaknya berandalan terbit saat itu.
Dari arah yang sama, mereka dapat melihat Dafa dengan teman-temannya sedang bersenda gurau. Sagara sangat tahu siapa orang-orang yang sedang bersama Dafa. Peringatan gue ternyata sama sekali gak lo peduliin, Daf, batinnya.
Kenan turun dari motor mendahului teman-temannya. Tak peduli dengan Maudy yang tersentak kaget akibat aksinya. "Ken, kemana?" tanya Maudy. "Tunggu yang lain dulu, Ken," katanya lagi namun tak sekali dihiraukan oleh Kenan.
"Kenan ngamuk tuh," kata Gaby melihat Kenan memburu langkahnya memasuki cafe. "Bencana besar kalau Kenan udah ngamuk."
Maudy mendadak berkeringat dingin. Perempuan itu menyusul Kenan. "Sayang, tunggu!" serunya namun tak lagi dihiraukan. Kenan tetap melanjutkan langkahnya.
Dari jarak kurang lebih dua meter, Kenan menatap Dafa tajam. "DAF!" panggil Kenan nada tegas. "BANGUN LO!"
Dafa menyadari kedatangan Kenan tersentak kaget. "Ken? Lo-"
BUGHHH
Pukulan sempurna berhasil melayang di pipi Dafa membuatnya tersungkur. Kenan telah mengeluarkan sisi negatifnya. Seluruh pengunjung cafe tersentak kaget, termasuk teman-teman Dafa. Wajahnya tidak asing bagi Kenan, karena mereka juga turut andil dalam aksi penyekapan Laura.
![](https://img.wattpad.com/cover/364360194-288-k607143.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGARA ASIA
Teen Fiction"Ikuti alur semesta ya? Aku pamit." - Alethea Ratu Dareen Kisah ini tentang sebuah kehidupan gang terus berjalan walaupun telah dibanting beribu kali. Jiwa, fisik, raga, hati melebur bersama. Banyak fase yang kita hadapi setelah menghadapi kehilan...