14. KEHILANGAN

41 4 1
                                    

14. KEHILANGAN

Aileen berada di rooftop rumah Sagara. Perempuan itu duduk di kursi kayu yang telah rapuh. Matanya sayu menatap kosong ke arah depan, perempuan itu sedang bersedih. Akan selalu ada satu nama yang abadi di hati kita tapi untuk kembali lagi tidak akan pernah bisa.

"Katanya anti galau," sahut Gaby tiba-tiba. Perempuan itu datang bersama Maudy dan Zeline. "Yang katanya khilaf habis nangisin cowok bajingan, ternyata sekarang bersedih."

"Berisik!" kata Aileen. "Lo kalau datang kesini cuma buat ganggu gue mending lo turun aja. Gak mood berantem gue."

Gaby tersenyum, perempuan itu melangkah ke arah pagar rooftop dan bersandar disana. "Lo gak perlu pura-pura kuat di depan kita. Lo tidak perlu menyembunyikan dunia lo yang lagi buruk."

"Sagara aja hampir gila setelah selesai dengan Alethea yang cuma berjalan 2 tahun," sahut Maudy. "Apalagi lo sama Dafa yang udah bareng-bareng kurang lebih selama 10 tahun? Kita paham itu."

Mata Aileen memanas. "Gue emang belum sepenuhnya lupa, dan mungkin gak akan pernah lupa. Tapi untuk kembali menoleh kearahnya, gak akan pernah gue lakukan." 

Tidak ada yang lebih menyakitkan dibandingkan terpaksa melepaskan seseorang yang dulu pernah menjadi tujuan. Dipaksa melepas padahal aslinya tak pernah ikhlas, dipaksa melupa padahal aslinya masih ingin bersama. Masih banyak yang ingin dilewati bersama, namun semakin lama malah semakin menyakiti untuk keduanya. Berada dalam kebingungan, karena melepas tak sanggup dan bertahan tak bisa. 

Maudy duduk di sebelah Aileen, merangkul perempuan itu. Tatapan Aileen masih sama, kosong. Tangan Maudy bergerak membuka HP nya lalu menghubungi Kenan, meminta laki-laki itu bersama Nathan untuk ikut ke rooftop menghibur Aileen.

Beberapa menit berlalu, kini Kenan dan Nathan mulai menampakkan dirinya. Maudy berpindah tempat, mempersilahkan laki-laki itu untuk duduk di sebelah Aileen.

"Ada yang mau diceritakan?" tanya Nathan. "Kangen, ya?"

"Jangan bahas dia, gue udah gak hidup disana lagi," kata Aileen. "Walaupun emang butuh waktu. Tapi dia bukan lagi sesuatu yang gue usahakan."

"Tapi gak munafik, Dafa laki-laki yang pernah sebegitu membahagiakan bagi gue. Dia laki-laki yang selalu ada apapun kondisi gue," lanjut Aileen. "Ya tapi mungkin emang masanya udah habis aja. Gak gue sesali."

Suara deruman motor dari lantai bawah terdengar, Kenan sedikit melihat kebawah melalui tepi rooftop untuk melihat siapa yang datang. Kemudian, laki-laki itu membuka HP di tangannya dan mengirimkan pesan pada seseorang yang baru saja datang.

Kenan Emilio Grissham : Gue sama yang lain di rooftop, Aileen lagi galau nih.

***

Sagara baru saja memasuki pelataran rumahnya bersama Laura. Setelah pertandingan, perempuan itu mengisi kesibukannya meladeni beberapa wartawan. Lomba yang digelar berkelas nasional, tak heran bila nama Laura menjulang tinggi saat ini.

"Lagi di rooftop semua, Ra," kata Sagara saat baru saja membaca pesan dari Kenan. "Aileen lagi galau katanya." Sagara menatap intens perempuan di hadapannya yang masih terdiam. "Bukan salah kamu, Ra."

Laura menarik senyum kecil di bibirnya. "Yaudah kita kesana, Gar," katanya. "Ini keburu martabak telor nya dingin."

Sagara mengangguk, laki-laki itu merangkul Laura untuk berjalan beriringan dengannya. "Ra, jangan cemburu sama Aileen, ya? Gue mau berusaha bujuk dia sekarang."

"Gue gak jago kalau soal cemburu, Gar," kata Laura. "Semoga semua perilaku baik kamu, bisa menjadi langkah mudah untuk kamu mencapai kesuksesan kamu, Gar."

SAGARA ASIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang