Special 1K readers!
Malam minggu ini, Sagara mau menemani kalian🤝
Selamat membaca, semoga suka, aamiin.10. 'SELAMANYA'
Suara dentuman musik menggema dalam ruangan. Sagara dan teman-temannya sedang berpesta ria disalah satu cafe kota Bandung. Sagara Asia, laki-laki itu mengisap sebatang rokok. Kepala Sagara sangat berisik malam ini.
"Ah, lama banget gak gini," sahut Aileen memulai percakapan. "Tapi gak ada Dafa, anjing banget tuh cowok. Dua hari gak pulang, sibuk apaan?"
"Kalau kangen bilang aja kali," sahut Gaby.
"Diem lo!" sentak Aileen.
Mereka terkekeh bersamaan, tapi berbeda dengan Sagara. Laki-laki itu masih sibuk dengan HP nya, sejak tadi, Sagara berkali-kali mengecek HP di tangannya. Seperti menunggu balasan seseorang. Raut wajah Sagara juga menampilkan wajah khawatirnya.
"Lo mikirin apa, Gar?" tanya Kenan. "Muka lo panik banget."
Sagara bangkit. "Gak bisa, gue bener-bener khawatir," kata laki-laki itu. "Lo semua harus ikut gue."
"Kemana?"
"Ikut aja," kata Sagara. Laki-laki itu menyambar kunci motornya lalu memburu langkah keluar dari cafe yang tengah ramai ini. Teman-teman Sagara membuntuti dari belakang. Mereka bersamaan menyusuri jalanan kota.
Beberapa menit perjalanan, Sagara menghentikan motornya tepat di jajaran kos-kosan mahasiswa. Laki-laki itu kemudian turun, menemui perempuan yang sedang menyapu di depan kos nya. Perempuan yang tadi pagi bercakap dengan Sagara.
"Mbak, Laura belum pulang?" tanya Sagara.
Perempuan itu menggeleng. "Belum, Mas. Itu kos nya masih gelap."
Sagara mengangguk, memang benar, lampu kos Laura belum menyala. Pertanda bahwa si pemilik kos memang tidak ada disana. Setelah merasa cukup, Sagara kembali ke motornya, menemui teman-temannya yang masih duduk di atas joks motor masing-masing.
Sagara menghantam joks motornya. "Cewek gue gak ada, bangsat!" pekiknya. Laki-laki itu mengacak-acak rambutnya frustrasi.
"Jelasin dulu sama kita, Gar," kata Kenan. "Kita juga bingung gak tau apa-apa disini."
"Cewek gue gak ada kabar dari kemarin, sama kayak Dafa," kata Sagara. "Dia terakhir, bilang sama gue kalau mau bantu Dafa nyari buku di perpustakaan. Berarti-," Sagara menghentikan ucapannya.
"Jangan bilang lo mau nuduh Dafa?" sahut Aileen. "Gak lah anjir, gila lo!"
"Dafa bisa gue tuduh karena satu hal, tapi gue gak bisa cerita sekarang," kata Sagara. Laki-laki itu kemudian memakai helmnya. "Ikutin gue!"
Mereka mengangguk sepakat. Lalu menyalakan motornya masing-masing untuk kembali membelah jalanan kota. Tidak tahu tujuannya kemana, karena memang mereka masih belum seberapa mengenal kota Bandung.
Berberapa menit perjalanan, Sagara memasuki gedung besar. Dimana teman-temannya sangat tahu, bila tempat ini adalah kampus Sagara. Setelah berhasil memarkirkan motornya, Sagara dengan cepat memburu langkahnya untuk menuju suatu tempat yang ia yakini Laura berada disana.
"Gelap banget, Zel," bisik Gaby pada Zeline di sebelahnya.
"Stop jadi cewek penakut!" kata Zeline penuh penekanan. "Bukan waktunya untuk takut sekarang, Gab."
Mereka kemudian membuntuti Sagara. Aileen dan Nathan berjalan beriringan paling depan, diikuti Gaby dan Zeline yang bergandengan tangan, dan Kenan Maudy berjalan paling belakang.
![](https://img.wattpad.com/cover/364360194-288-k607143.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGARA ASIA
Jugendliteratur"Ikuti alur semesta ya? Aku pamit." - Alethea Ratu Dareen Kisah ini tentang sebuah kehidupan gang terus berjalan walaupun telah dibanting beribu kali. Jiwa, fisik, raga, hati melebur bersama. Banyak fase yang kita hadapi setelah menghadapi kehilan...