Bab 54

4.7K 294 107
                                    

Hari-hari telah berganti, musim dingin berlalu, tergantikan oleh musim semi. Pancaran cahaya matahari menyorot, bersinar, memberi sumber energi kepada Tumbuh-tumbuhan. Dedaunan begitu hijau, dan bunga bermekaran, menebarkan pesonanya dengan bau harum yang sangat khas.

Usia kehamilan Elena sudah menginjak usia sembilan bulan. Perutnya semakin membesar dan rasa lelah sering menghampirinya. Akhir-akhir ini dia juga lebih sering tinggal di rumah, hanya sesekali keluar bersama dombanya, itupun tak terlalu jauh dari rumah.

Hari ini adalah hari di mana Eizer akan kembali ke desa kecil itu, sesuai janji Eizer minggu lalu kepada Elena. Elena tentu saja merasa senang, bahkan kesenangannya sangat terlihat jelas sedari tadi pagi. Dari mulai terus tersenyum hingga terus menanyakan apakah dirinya terlihat cantik atau tidak  kepada Moana. Moana tentunya mengatakan bahwa Elena, anaknya itu sangatlah cantik, sehingga Elena tersenyum senang dibuatnya.

Elena saat ini terlihat duduk di atas ranjang, dia melihat ke arah luar jendela yang terbuka, melihat pemandangan musim semi yang begitu indah. Bibirnya terus tersenyum, sehingga senyuman itu kian lebar ketika ponsel di sisinya berdering, dan menampilkan panggilan video dari Eizer.

"Elena!"

Elena tersenyum ketika Eizer langsung memanggilnya setelah dia menerima panggilan videonya.

"Tuan," balas Elena. Dia menaruh ponselnya di dekat jendela dan kini memposisikan dirinya untuk duduk dengan benar.

"Ah..., betapa rindunya aku kepada kau, Elena!" ucap Eizer dengan menghela napas penuh kelelahan.

Semburat merah menghiasi pipi Elena, sehingga dia buru-buru mengusap pipinya menggunakan kedua tangannya.

"Ada apa? Apa kau sakit? Apa yang sakit?" tanya Eizer terdengar panik ketika dia melihat Elena terus mengusap kedua pipinya.

"Ti-Tidak, saya tidak sakit!" balas Elena dengan cepat. "Saya hanya merasa sedikit panas hari ini," sambungnya.

"Mengagetkan saja!" balas Eizer terdengar kesal.

"Anda yang terlalu berlebihan," ucap Elena.

Sedangkan Eizer hanya diam dengan terus memperhatikan wajah Elena, membuat Elena semakin merasa malu. bahkan, kini Elena berdehem kecil, berusaha menormalkan detak dadanya.

"Bagaimana, apakah Tuan akan kembali ke sini hari ini?" tanya Elena. Sedari tadi dia ingin mengirim pesan kepada Eizer dan menanyakan tentang hal itu.

"Iya, Sayang. Aku akan pergi ke sana hari ini. Aku saat ini berada di kantor. Aku harus mengurus beberapa hal karena setelah di sana aku tidak ingin terganggu oleh pekerjaanku," jelas Eizer. Dia tersenyum dan menyandarkan tubuhnya di sofa.

"Jangan terlalu lelah bekerja, Tuan. Jika pekerjaan Anda masih banyak, Anda bisa kemari di lain hari," balas Elena.

Senyuman merekah sangat terlihat jelas di bibir Eizer ketika dia mendapatkan perhatian seperti itu dari Elena. Dia terdengar sedikit menghela napasnya dan kini menatap Elena melalui ponselnya itu.

"Aku sangat merindukanmu, sehingga aku ingin segera ke sana. Dan apa pun yang terjadi aku akan pergi ke sana hari ini."

"Baiklah, Tuan. Berhati-hatilah saat diperjalanan. Saya akan menunggu Anda di sini," balas Elena.

Lagi-lagi Eizer terlihat tersenyum, bahkan tangannya terlihat menutupi mulutnya kali ini.

"Ah, ya. Kau ingin dibawakan apa olehku, Elena? Ingin buah raspberry, persik, apel, atau macam-macam jenis bunga, atau hal lainnya?" tanya Eizer berturut-turut. "Aku akan membawakan apa pun yang kau inginkan," sambungnya. Dia kali ini terlihat menegakan tubuhnya dan berbicara dengan serius.

Troubled Man(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang